Hari demi hari yang kejam telah di lalui oleh mu, dari mulai di bentak, di caci, di maki, hingga di pukul dengan tangan kekar milik Iqbaal, dan berkali kali kamu dan Iqbaal making love dengan kondisi Iqbaal dibawah pengaruh alkohol yang bisa dikatakan tidak sadar.
Satu minggu lagi, Iqbaal dan Zidny akan sah menjadi suami istri. Tak kuat rasanya melihat suami tercinta menikah tanpa se izin mu, ya walaupun jika Iqbaal meminta izin untuk menikah tentu jawaban nya adalah tidak.
Kondisi mu saat ini sangat memprihatinkan bertelungkup di bedcover yang cukup tebal. Suhu tubuh mu sedikit meningkat, mungkin sebentar lagi demam akan menyerang tubuhmu.
"Uhuk uhuk."
Tenggorokan mu pun sedikit gatal, sudah hampir seminggu tak satupun nasi yang masuk ke perut mu, tidak heran jika kondisi mu lemas dan mudah terserang demam. Dirumah tak ada orang selain dirimu, Shilla menginap dirumah Salsha mulai dari awal Iqbaal berubah.
Sedangkan Iqbaal, pria itu pulang dan pergi seenak jidat nya, bahkan saat Iqbaal pulang kerumah tak ada satu kata pun yang Iqbaal ucapkan untuk mu entah itu bertanya bagaimana kondisimu? Atau hanya sekedar menyapa.
Kecuali saat Iqbaal butuh untuk di puas kan, lelaki itu dengan santainya masuk kekamar dan menjamah seluruh tubuh mu itupun dilakukannya dengan tidak sadar, sungguh kejam memang.
Clek.
"Astaga (namakamu) lo kenapa?"
Pintu kamar terbuka, terlihat Salsha dengan wajah paniknya menghampirimu yang sedang terkulai lemah diranjang.
"Lo kenapa hah?" Tanya Salsha seraya mengelus rambutmu.
Kamu tersenyum kecil. "Gue gak apa apa." Jawab mu dengan suara serak.
Salsha mencoba menggandeng tanganmu. "Kita kerumah sakit sekarang."
Tangan mu menahan tangan Salsha. "Gausah, gue gak apa apa."
"Lo gila? Muka lo pucet kayak gitu masih bisa ngomong gak apa apa? Otak lo dimana sih (Nam..?" Tanya Salsha.
"Gue gak butuh dokter, gue cuma butuh Iqbaal." Ucap mu lemas.
"Iqbaal lagi Iqbaal mulu Iqbaal terus, di otak lo itu gak ada hal lain selain Iqbaal kenapa, Kapan lo berenti mikirin Iqbaal Iqbaal Iqbaal? Kapan?" Cerocos Salsha.
"Gue juga gatau." Jawab mu.
"Sal.." Panggil mu.
"Iya?" Saut Salsha.
"Gue boleh curhat gak sama lo?" Tanya mu.
"Yaboleh dong apasih yang enggak buat sahabat gue." Ucap Salsha.
"Gue capek sama semuanya, gue gak tau apa maunya Iqbaal, dia cuekin gue dia bentak gue, dia marah marahin gue, tapi dia masih butuh in tubuh gue sal, dia masih minta di puasin sama gue.
Gue capek, berasa semuanya tuh gak adil, berasa hidup gue tuh penuh masalah, salah gue apa sih sall? Salah gue apa? Kenapa tuhan kasih banyak banget cobaan buat gue? Hiks." Curhat mu.
"Gue gak tau harus ngomong apa, tapi yang jelas lo cuma harus pilih stuck atau pergi." ucap Salsha.
"Terkadang gue capek sama semuanya sal, pengen banget gue pergi. Tapi gue cuma takut semua itu cuma jadi penyesalan diakhirnya, tapi disisi lain gue cuma bisa sakit hati Saat gue tetep bertahan." Ucapmu.
"Gak akan jadi penyesalan, percaya sama gue." tegas Salsha.
BRAK.
Pintu dibuka dengan sangat keras, (namakamu) tau pasti itu kerjaan Iqbaal.
"Ngapain lo disini?" Tanya Iqbaal datar.
"Eh biasa aja dong mas." Ucap Salsha.
"Kalo jadi cewek yang bener dong!" ucap Iqbaal.
"Heh, harusnya gue ya yang ngomong kayak gitu! Lo jadi cowok yang bener dong, liat istri lo! Dia sakit dia butuh perhatian lo! Dia selalu setia nungguin lo! Tapi apa? Suaminya malah enak enakan pacaran sama jalang gatau diri!" pekik Salsha.
"Eh mulut nya dijaga." Iqbaal melayangkan tangannya.
"IQBAAL STOPPP!!" Pekik mu.
"Aku capek sama kamu baal, kamu cuma anggep aku boneka yang bisa kamu pake kapan aja dan bisa kamu buang semau kamu! Aku udah capek jadi boneka kamu! Aku mau kita cerai aja." Ucap mu.
"Oke kalo itu mau lo, gue bakal urus semuanya. Sekarang lo pergi dari rumah gue." suruh Iqbaal.
Salsha menggandeng tangan mu menuju mobil milik Salsha. Memang Iqbaal tak tau diri.
"Udah lo gausah nangis, ini yang terbaik buat lo." Ucap Salsha.
********"Gue telpon dokter sekarang." Ucap Salsha.
"Gausah Sal." Tolak mu.
"Gausah protes." Sergah Salsha.
Salsha mendekatkan ponselnya ketelinganya, berniat untuk menelpon dokter langganan Salsha. Pihak rumah sakit bilang bahwa dokter akan tiba sekitar setengah jam yang akan datang, Salsha meng-iyakan perkataanya lalu menutup sambungannya.
"Lo udah makan?" Tanya Salsha.
"Belum." Jawab mu.
"Berapa lama?" Tanya Salsha.
"Satu." Jawab mu.
"Satu hari?" Tanya Salsha 'lagi'.
Kamu menggeleng. "Satu minggu."
"Gila ya lo, bentar gue ambil makanan."
Tanpa ba bi bu be bo Salsha langsung melangkah kan kakinya ke dapur, Salsha melangkah dengan cepat agar dirimu tidak banyak protes, toh Salsha tau apa yang akan kamu bicarakan pasti dirimu akan menolak untuk makan.
Beberapa sayur dan lauk beserta nasinya disendok dengan beraturan kedalam piring oleh Salsha. Sulit untuk Salsha mengerti mengapa sahabat nya sangat menyayangi Iqbaal walaupun hatinya selalu tersakiti.
Salsha kembali melangkah ke kamar, kamu harus cepat makan kalau tidak kondisimu akan parah.
Clek.
"Nih, gue suapin ya." Ucap Salsha.
"Gue gamau Sal." Tolak mu.
"Apaan sih, pokonya lo harus makan!" Paksa Salsha.
Terpaksa kamu harus menuruti keinginan Salsha, walaupun sebenarnya itu untuk kesehatan mu.
Tok Tok Tok.
"Kayaknya dokternya udah sampe deh (nam.. Gue kebawah dulu ya, buka pintu." Ucap Salsha.
Salsha bangkit dari tidurnya melangkah cepat menuju pintu utama. Dan benar saja, dokter pun sudah datang dengan senyum tiga jari nya Ia berdiri dengan wibawa didepan pintu. Salsha mempersilahkan masuk dan memandu untuk kekamar mu.
Dokter memeriksa Keadaan mu, Salsha dan kamu hanya diam melihat dokter itu bekerja dengan sendirinya.
"Eumm ibu jangan terlalu stress, Makan nya harus teratur kan kasian dede Bayi nya di perut."
Ucapan dokter tersebut sukses membuat dirimu dan Salsha melongo, dede bayi? Jangan jangan kamu hamil.
"Dede bayi? Saya hamil dok?" Tanya mu.
"Iya, loh ibu gak tau? Saya harap ibu menjaga kesehatan agar bayinya tidak kenapa kenapa." ucap sang dokter.
"Iya dok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Manja (Slow Update)
Fanfiction#65 in FANFICTION [12/04/17] Perjodohan yang akan di laksanakan antara seorang pria yang sangat manja 'Iqbaal Dhiafakhri' dengan (namakamu). Sikap Iqbaal yang sangat manja melebihi anak umur lima tahun membuat semua orang jengah akan tingkahnya. Aka...