Gadis ini bernama Toa-hoan. Walaupun mukanya galak dan buruk, tangannya ternyata lebih indah daripada tangan sebagian besar gadis. Dan walaupun matanya kecil dan sipit, bila tersenyum, mata itu ternyata amat lembut, seperti air mata air yang mengalir dalam sinar matahari.
Kata-katanya pendek dan lugas, tapi jika orang benar-benar memikirkannya, kata-kata itu seperti menyampaikan pesan yang mendalam.
Dan meskipun dia bisa membuat orang "tak bisa tertawa tak bisa menangis" dan sikapnya sering tak masuk di akal, orang-orang kemudian akan menyadari bahwa apa yang dia lakukan adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Jika dia tidak memakai mantel bulu Ma Ji-liong dan membawa pergi kuda putihnya, dia mungkin tidak bisa hidup sampai sekarang.
Mungkin sekali dia sudah mendengar persoalan ini dari Pang Tio-hoan. Tapi dia tetap tidak memperlakukan pemuda itu sebagai pembunuh berdarah dingin. Jika sekarang ada orang yang bersedia menjadi temannya di dunia ini, mungkin dialah orangnya. Tapi sebenarnya, siapakah dia?
Mendadak Ma Ji-liong berkata, "Kau orang yang baik."
Dia menghela napas lagi, "Sebelumnya aku selalu menganggapmu aneh. Baru sekarang aku tahu bahwa kau adalah orang yang baik."
"Bagaimana kau tahu kalau aku orang yang baik?" Toa-hoan bertanya.
"Aku belum bisa mengatakannya, tapi aku tahu," jawab Ma Ji-liong.
Lalu dia menuangkan semangkok arak untuk si nona. Dia berkata, "Ayo, aku pun menggunakan mangkok besar (toa hoan) untuk menghormatimu."
Anehnya, Toa-hoan benar-benar meminum semangkok besar arak itu. Dia minum dengan gembira.
Tiba-tiba Ma Ji-liong bertanya lagi, "Kau bernama Toa-hoan. Apakah ada hubungannya dengan Siau-hoan?"
"Tidak," jawab Toa-hoan.
"Sayang," kata Ma Ji-liong.
Toa-hoan bertanya, "Kenapa? Apakah karena kau ingin bertemu dengan Siau-hoan?"
"Aku benar-benar ingin bertemu dengannya," jawab Ma Ji-liong.
Toa-hoan berkata, "Sayangnya kau tidak bisa menemukannya."
Ma Ji-liong tersenyum dipaksa dan berkata, "Sayangnya dia bukan bernama Toa-hoan."
"Kenapa harus disayangkan?" Toa-hoan berkata.
Ma Ji-liong menjawab, "Jika namanya adalah Toa-hoan, tentu mudah menemukannya. Sayangnya dia bernama Siau-hoan."
Lalu dia menjelaskan, "Tidak mungkin banyak gadis yang bernama Toa-hoan, tapi yang bernama Siau-hoan pasti lebih sedikit lagi. Aku cuma tahu bahwa namanya Siau-hoan. Bagaimana aku bisa menemukannya?"
Toa-hoan berkata, "Walaupun kau tidak bisa menemukannya, tapi selalu ada orang yang bisa."
"Siapa yang bisa menemukannya?" Ma Ji-liong bertanya.
Toa-hoan tidak menjawab. Dia malah bertanya, "Berapa banyak yang sudah kau minum hari ini?"
Ma Ji-liong berkata, "Delapan mangkok, delapan mangkok besar."
"Kau masih bisa minum semangkok lagi?" Toa-hoan bertanya.
"Tak tahu," kata Ma Ji-liong.
Toa-hoan berkata, "Apa kau masih sanggup minum banyak lagi?"
Ma Ji-liong berkata, "Entahlah... Biasanya aku minum tidak menggunakan mangkok."
"Apa yang kau gunakan?" Toa-hoan bertanya.
"Aku minum dari guci arak," kata Ma Ji-liong.
Toa-hoan tertawa.
"Kau kira aku membual?" Ma Ji-liong bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Ksatria - Gu Long
AdventureKhu Hong-seng, Toh Ceng-lian, Ma Ji-liong dan Sim Ang-yap adalah empat pesilat muda yang sedang naik daun di dunia persilatan. Mereka berasal dari keluarga persilatan ternama dan kaya-raya. Di tengah hujan salju, mereka berkumpul di Han bwe-kok, seb...