Bab 28: Rahasia Lembah Kematian

509 9 0
                                        

Apa yang menakutkan dari batu-batu hitam itu?

Asal orang tidak memaksa kau menelan batu itu, juga tiada orang yang menimpukkan batu itu di atas kepalamu, perduli apa bila batu itu putih, hitam, biru atau kuning? Batu hitam itu meski bentuknya bulat aneh tapi kan tidak perlu dibuat takut?

Anehnya Toa-hoan justru memperlihatkan rasa takut dan ngeri, demikian pula Cia Giok-lun setelah mendengar adanya batu-batu hitam bulat itu menunjukkan rasa takut dan panik.

Mendadak Cia Giok-lun bertanya, "Batu-batu bulat yang kau lihat itu, apakah hitam legam? Bundar lagi mengkilap?"

"Ya."

"Di mana kau lihat batu-batu itu?" tanya Cia Giok-lun.

"Dibawa pemuda-pemuda berseragam hitam itu," sahut Ji-liong. "Setiap pemuda membawa sekeranjang batu hitam."

"Lalu?"

"Satu persatu batu bulat hitam yang sama besar kecilnya itu ditata di atas tanah dengan rapi."

Cia Giok-lun tidak bertanya lagi. Mulutnya terkancing, sorot matanya seperti membayangkan peristiwa yang mengerikan. Sikap dan mimiknya seperti Toa-hoan, bak bocah yang mendadak melihat atau berhadapan dengan setan-iblis yang pernah disaksikannya dalam mimpi buruk.

Kenapa kedua nona ini begitu takut terhadap batu-batu hitam itu?

Thiat Tin-thian menjadi tertarik, maka ia bertanya, "Di daerah ini apakah ada batu-batu seperti itu?"

"Tidak ada, pasti tidak ada," sahut Ji-liong. "Umpama ada batu bulat di sini juga tidak sebesar itu, hitam lagi warnanya."

Ong Ban-bu mendadak menambahkan, "Waktu aku datang, sebelumnya sudah kuperiksa beberapa li di sekitar kampung ini. Batu macam apa saja ada, tapi yang bundar hitam dan mengkilap, jelas tak pernah kulihat meski hanya sebutir saja."

"Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa batu-batu hitam itu jelas diangkut ke mari dari daerah yang jauh dari sini."

"Ya, pasti dari jauh."

Thiat Tin-thian heran, "Kenapa bersusah-payah mengangkut batu-batu sebanyak itu dari jauh ke mari serta menatanya rapi di depan pintu?"

Sebetulnya tidak ada orang yang bisa menjawab pertanyaan ini, tetapi Toa-hoan segera menjelaskan, "Karena dia seorang gila. Orang gila kan bisa melakukan apa saja yang tidak mungkin dilakukan orang lumrah."

Apa betul orang gila harus ditakuti?

Banyak orang gila di dunia ini, berbagai macam orang gila. Asal kau tidak mengusik atau mengganggu dia, dia tidak usah ditakuti. Banyak orang yang tidak gila, orang waras di dunia ini, justru lebih menakutkan dibanding orang gila.

Toa-hoan menerangkan, "Orang yang betul-betul gila tidak perlu ditakuti. Yang menakutkan adalah orang yang kelihatan waras, lebih normal dibanding orang biasa, padahal dia seorang yang betul-betul gila."

Lebih jauh Toa-hoan menjelaskan, "Biasanya kau lihat dia bekerja secara sopan, teratur dan rapi. Sikapnya juga ramah tamah, tutur katanya lembut, tapi bila penyakit gilanya kumat, perbuatan apa pun berani dilakukan. Perbuatan yang tidak mungkin dilakukan orang gila juga bisa dia lakukan."

Lebih menakutkan lagi karena siapa pun tidak tahu kapan dia akan gila. Tidak bisa ditebak kapan sakit gilanya itu kumat, maka orang takkan siaga, tidak menduga. Di saat kau kira dia waras dan normal, mungkin saat itulah dia akan memotong hidungmu untuk umpan anjing. Setelah hidungmu hilang, kau masih juga tak percaya bahwa dia benar-benar telah gila, dia yang telah melukai dirimu.

"Begitulah gambaran orang gila yang kumaksud, orang gila yang menakutkan," Toa-hoan mengakhiri ceritanya.

"Kau pernah melihatnya?" Thiat Tin-thian bertanya.

Darah Ksatria - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang