Enam puluh tahun yang lalu, di dunia kangouw ada tiga pasang tangan manusia yang terkenal dan dikagumi, yaitu Bu-ceng-thiat-jiu, Sin-tho-biau-jiu dan Ling-long-giok-jiu.
Thiat-jiu-bu-ceng (Tangan Besi Tidak Kenal Ampun), setiap beroperasi tidak ada korban yang hidup meskipun hanya sekejap saja.
Biau-jiu-sin-tho (Maling Sakti Bertangan Lincah), barang apa saja yang tidak mungkin dicuri orang lain, dengan mudah dapat diambilnya.
Giok-jiu-ling-long (Tangan Kumala Ahli Operasi), tidak ada orang tahu, sepasang tangan ini dapat melakukan apa saja yang sebetulnya tidak masuk akal, kenyataannya ia justru dapat menciptakan sesuatu yang aneh dan ganjil, namun nyata. Dalam jangka setengah jam, seseorang bisa dirubah bentuk wajahnya menjadi orang lain oleh keprigelan kedua tangannya itu.
Ilmu tata rias dan ilmu operasi yang dikuasainya sedemikian bagus dan sempurna, kecuali Toa-sin-thong Biau-hoat-thian-ong dari Persia, tiada orang kedua di Tionggoan yang dapat menandinginya.
---------------00000--------------------
Sekarang Ma Ji-liong paham, "Ji Ngo mau menyisir rambutnya karena hendak meminta bantuannya memproses diriku menjadi Thio Eng-hoat, begitu?"
"Betul."
"Kalian memilih tempat ini karena kaum persilatan tiada yang berkeliaran di sini?"
"Betul."
"Para petugas itu pura-pura bisu, tuli, dan buta karena mereka memerlukan bantuan Ji Ngo, maka mereka memberi kesempatan kepadanya?"
"Betul, memang demikian."
"Aku difitnah sebagai pembunuh kejam, sudah kepepet, dan tidak bisa mungkir, maka kalian berdaya upaya untuk menyelamatkan diriku?"
"Tidak benar," tukas Toa-hoan tegas, suaranya berat dan serius. "Ji Ngo percaya kepadamu, prihatin akan nasibmu, aku pun mempercayai dirimu, kami yakin kau difitnah, dijadikan kambing hitam. Kami juga sadar, watakmu angkuh, tidak gampang membujukmu merendahkan diri menjadi majikan sebuah toko serba ada yang tiada artinya."
Lama Ma Ji-liong menepekur tanpa suara. Darahnya mendidih, tenggorokannya tersumbat, agak lama kemudian dia baru bertanya dengan serak, "Kenapa kau percaya kepadaku?"
"Seseorang pembunuh di kala buron, jiwa sendiri susah diselamatkan, mana mungkin mau menyelamatkan jiwa orang lain yang terpendam di bawah salju, menolong seorang gadis jelek yang hampir mati kaku kedinginan. Maka aku percaya di balik persoalan ini pasti ada lika-liku yang patut diselidiki."
Ma Ji-liong tidak bicara, perasaannya sukar dilukiskan dengan rangkaian kata.
Toa-hoan berkata pula, "Kau harus percaya, keadilan dan kebenaran masih tegak di dalam dunia, kejahatan harus ditumpas, muslihat keji juga harus dibongkar, akan datang saatnya fitnah atas dirimu akan terungkap, hal ini hanya soal waktu saja." Perlahan ia menggenggam tangan Ma Ji-liong, lalu menambahkan, "Yang penting kau yakin, demi membongkar kejahatan ini, sudilah kau merendahkan derajatmu sementara."
Ma Ji-liong masih termenung beberapa kejap, mendadak ia bertanya, "Di mana letak toko serba ada itu?"
"Di sebuah gang sempit di kota sebelah barat, langgananmu adalah penduduk sekitarnya, mereka adalah rakyat jelata dari kalangan sedang dan rendah, semua berhati baik dan sederhana, keluarga-keluarga yang cukup untuk sesuap nasi setiap hari, penduduk di sana jarang mau mencampuri urusan orang lain," Toa-hoan menjelaskan, kemudian sambungnya lebih lanjut, "Pegawaimu she Thio, orang lain memanggilnya Lo-thio, kadang ia mencuri satu dua cawan arak di kamarnya, tetapi pegawai yang dapat dipercaya penuh."
"Apakah ia tak curiga bila majikannya ganti orang lain?"
"Mata Thio-lausit sudah lamur, kupingnya juga agak tuli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Ksatria - Gu Long
AdventureKhu Hong-seng, Toh Ceng-lian, Ma Ji-liong dan Sim Ang-yap adalah empat pesilat muda yang sedang naik daun di dunia persilatan. Mereka berasal dari keluarga persilatan ternama dan kaya-raya. Di tengah hujan salju, mereka berkumpul di Han bwe-kok, seb...