Dia dan sepupunya membuat sebuah kesepakatan yang mengakibatkan keduanya dicemooh. Tapi, hal itu harus mereka lakukan selama satu tahun kedepan sampai berita kelulusan. Memang, bisa dibilang itu mudah, tetapi ada saja rintangan yang harus dihadapi.
Namun, ada alasan di balik kesepakatan itu. Mereka bisa dengan sembunyi-sembunyi mengungkap siapa yang berhubungan dengan masalah keluarganya bertahun-tahun yang lalu. Mengungkap identitas yang mengganggu pikiran mereka selama ini. Keluarga mereka tidak memberitahu apapun. Tetapi, karena teror yang dialami salah satu dari mereka, tentu saja itu membuat mereka menjadi ingin mengungkap siapa pelaku sebenarnya.
Tidak mudah juga jalan kisah cinta mereka. Terdapat segala rintangan yang menguji. Salah satu dari mereka mendapat bully-an sadis dari geng queenbee dan yang satu lagi mendapat rintangan yang cukup sulit karena ada sesuatu yang membuat percintaan mereka terhalang.
***
19.00 WIB
Di kediaman keluarga anak dari pengusaha terbesar se Asia—bahkan sudah menyentuh benua Eropa—ada seorang gadis yang baru saja memasuki kelas 1 SMA. Dia adalah cucu dari pengusaha itu tadi. Gadis itu membuka aplikasi Skype di laptopnya dan menghubungi seseorang yang sangat dekat dengan dirinya. Tidak sampai dua menit, terpampang wajah gadis lain di layar laptopnya.
"Apa?" sahut gadis yang dihubunginya.
"Gue udah mutusin tentang rencana kita, Ally," jawab gadis itu.
Gadis bernama Ally itu mendecakkan lidahnya. "Besok agak sore an bisa nggak ngomongnya? Disini udah jam 11 malem, Gue udah mau tidur, Vanya!"
Vanya memamerkan deretan giginya. "Bentar aja lah. Dasar sok-sok an nggak mau jadi nokturnal lagi," ucapnya disertai nada mengejek.
"Untung sepupu," jawab Ally yang ternyata sepupu dari Vanya. Mereka berdua adalah cucu dari pengusaha ternama tersebut-bisa dibilang mereka cucu dari seorang billionaire. "Jadi, apa keputusan lo?" lanjut Ally.
Vanya menghela nafas. "Gue mutusin buat nyoba jalanin rencana kita. Sakit tau rasanya difitnah dan kita bakal nyari siapa dia, kan?"
"Gue juga males disini ngeladenin ejekan orang-orang yang selalu bilang kalo gue manfaatin marga gue buat berperilaku seenaknya, padahal ya nggak." Ally memajukan bibir bawahnya. "Jadi... waktu kelas 12 gue pindah ke Indonesia dan di hari pertama sekolah, gue bakal berangkat sendiri biar nggak ketauan?"
Vanya mengangguk. "Iya terserah. Tapi, gue boleh kan, mulainya waktu kelas 11?"
"Dasar nyolong start! Terserah lo deh."
"Eh btw, lo lancar banget ngomong Bahasa Indonesia-nya? Kan, lo disana udah sekitar lima tahun," tanya Vanya dengan menopang dagunya.
Ally mendecakan lidahnya lalu memutar kedua bola matanya. "Disini, kan, juga ada anak Indonesia-nya. Mentang-mentang gue udah lama di Sydney, masa lupa bahasa tempat kelahiran?"
"Iya sih..." jawab Vanya kemudian terdiam. "Katanya lo mau tidur?"
"Iya, ini udah ngantuk." Ally menguap lalu meregangkan ototnya. "Gue tidur dulu, ya! Bye!"
Wajah Ally sudah tidak ada lagi di layar laptop milik Vanya. Vanya sendiri juga mematikan laptopnya lalu pergi ke alam mimpi.
***
Hai! Iya hai:)
Teenfiction pertama nihh! Cerita gak jelas bikinan gue dan direvisi sama Dip yey:D Awal-awal emang gak jelas, tapi banyak nyimpen misteri yang lama kelamaan bakal terungkap dan semoga aja tak terduga sama kalian:'DDipart selanjutnya, bakalan ada cast pemain yey! Cogan-cogan dan cecan-cecan tentunya. Ntar buat pemain pembantu bakalan dimunculin fotonya di akhir chapter. Dan ntar juga ada funfact ditiap chapter! Yey!
Semoga kalian seneng!
-Law
![](https://img.wattpad.com/cover/95177330-288-k290707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom.
Teen Fiction"Senyuman lo bikin gue de javu. Sayangnya, gue nggak bisa inget siapa lo. Ditambah lagi dengan masa lalu gue yang nggak bisa bikin gue deket sama sembarang cewek." - Agra Caldwell. Kelas XII IPA-3 kedatangan murid baru. Pindahan dari Semarang, katan...