Pagi itu, Diva sudah rapi dengan rambutnya yang dikepang serta kacamatanya. Ia duduk dengan tenang di ruang makan. Disana juga sudah ada Callista yang juga sudah menguncir dua rambutnya serta kacamatanya yang bertengger di hidungnya.
"Jadi, lo beneran berangkat sama Alex?"
"Iya, dia pengen jemput gue. Katanya sih biar jadi penyemangat buat pelajaran olahraga jam pertama, nggak tau lagi sih."
Memang, Alex dan Diva sudah berbaikan. Tepatnya Alex yang menelpon Diva tengah malam di hari kejadian itu juga. Karena Diva juga tidak bisa menyalahkan Alex yang tidak tahu apa-apa, akhirnya Diva memaafkan Alex setelah mengucapkan maaf berpuluh-puluh kali di telepon. Ya walaupun Alex sedikit salah dalam kejadian karena mendekati Diva yang dia ketahui anak culun selama ini itu bernama sama dengan Divanya yang kabarnya pindah sekolah itu.
Flashback on
Drrt... Drrt...
Ponsel palsu Diva bergetar menandakan ada panggilan masuk. Dengan sigap Diva mengambil ponselnya lalu melihat nama yang menelponnya malam-malam seperti ini. Ia sedikit terperanjat setelah mengetahui seseorang yang menelponnya.
Alexander Richard
Nama itulah yang tertera pada layar ponselnya itu. Setelah membiarkannya selama lima detik, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkatnya.
"Halo?"
"Halo? Dipa? Dip, tolong dengerin penjelasan gue." Dilihat dari nadanya, Alex terlihat sangat frustasi, entah kenapa.
"Iya, aku dengerin," sahut Diva.
Alex menghela nafasnya perlahan, "Gue emang sempat suka sama Divanya, tapi harapan gue sirna begitu aja pas denger dia pindah sekolah. Gue langsung patah hati karena belum sempat ngomong tentang perasaan gue ke dia,"
"Dan beberapa minggu setelah dia pindah, ada anak baru yang masuk, namanya Divanya. Gue sempat ngira kalo cewek itu dia, tapi ternyata itu lo. Waktu itu kita nggak sekelas kan? Dan akhirnya, sekarang kita jadi sekelas. Gue langsung kepo dan sering goda-godain lo. Lama kelamaan gue jadi pengen ngelindungin lo dari Jah dan kawan-kawan."
Alex sudah mengakui sesuatu yang seharusnya untuk dua orang yang berbeda. Tetapi kenyataannya, itu orang adalah yang sama. Alex tidak tahu apa-apa dan Diva juga tidak bisa apa-apa. Diva takut jika dia mengaku pada Alex, itu akan membuat Alex marah atau parahnya akan menjauhinya. Dan bisa jadi juga, Callista akan marah kepadanya karena rencana yang diatur akan gagal sepenuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom.
Teen Fiction"Senyuman lo bikin gue de javu. Sayangnya, gue nggak bisa inget siapa lo. Ditambah lagi dengan masa lalu gue yang nggak bisa bikin gue deket sama sembarang cewek." - Agra Caldwell. Kelas XII IPA-3 kedatangan murid baru. Pindahan dari Semarang, katan...