Pagi ini, Anak Mama Ganteng sudah tiba di sekolah lebih awal daripada hari biasanya. Apa lagi jika bukan rencana Alex yang akan menyatakan cintanya pada Diva. Mereka berlima menyiapkan mulai dari bunga yang akan diberikan Alex hingga sebuah kalimat 'will you be my girlfriend?' yang ditulis di atas sebuah kain putih dan nanti akan dipegang oleh Agra, Adrian, Mario, dan Rega. Rencananya yaitu, saat Diva datang, Alex sudah siap dengan membawa bunga serta keempat temannya membawa kain tadi. Ada pula Aldo yang membantu untuk memberi tahu saat Diva sudah datang. Dan saat ini jantung Alex berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Udah, Lex, mendingan lo duduk aja. Lo keliatan nggak fokus dari tadi," ucap Rega yang menatap Alex sedang meringis kesakitan karena kakinya tersandung kaki meja.
"Tumben lo nggak bareng Callista, Ga," ucap Mario yang jelas-jelas menarik perhatian Agra.
Rega menyengir. "Emang kalo pacaran harus bareng mulu ya?" tanyanya.
"Tergantung."
Jawaban singkat dan datar yang tidak diduga-duga tersebut tentu saja berasal dari Agra. Alhasil, keempat temannya tersebut langsung menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Tergantung apa nih? Tergantung sama yang digantung?" sahut Mario.
"Siapa yang digantung, Io?" tanya Adrian dengan senyuman yang seperti orang menahan tawa.
Mario menunjuk Rega dengan dagunya. "Itu tuh si Rega, digantung sama Lucy. Emang sih sering chat, tapi nggak dikasih kepastian soalnya Lucy udah punya pacar," ucapnya lalu tertawa terbahak diikuti oleh yang lain kecuali Agra yang sedang mengerutkan keningnya.
"Bukannya Rega pacarnya Callista?" tanya Agra datar tetapi nadanya sangat menyelidik.
Tawa mereka seketika lenyap. Digantikan oleh tubuh mereka yang mematung dan menghentikan semua kegiatan. Mereka hanya diam di tempat masing-masing.
"Ehm," deham Rega memecah keheningan. "Enak aja lo, Io. Gue kan udah ada Callista, ngapain gue chat sama Lucy? Nggak mungkin lah!" lanjutnya lalu tertawa paksa.
"Nggak tau tuh, Mario ada-ada aja. Masa Rega selingkuh sih," sahut Adrian.
Baru saja Agra ingin menyahut, tetapi teriakan dari luar kelas membuat Agra menelan kembali kata-kata yang akan dikeluarkannya itu.
"Eh Dipa dateng, Lex!" teriak Aldo yang baru saja masuk ke dalam kelas.
Alex seketika langsung bangkit dari duduknya lalu membenarkan letak seragamnya serta merapikan jambulnya. Agra, Adrian, Mario, dan Rega juga bangkit dari duduk mereka lalu memegang kain putih tadi. Alex berdiri menghadap pintu dengan memegang sebatang bunga mawar merah diikuti keempat temannya yang berdiri di belakangnya dengan merentangkan kain putih yang sudah disiapkan.
Di dalam kelas tidak ada satu anak pun karena Aldo sudah menjaga agar tidak ada yang masuk. Alex menghadap pintu dan menyembunyikan bunga di belakang tubuhnya. Keempat sahabatnya pun sudah bersiap di belakangnya. Pintu kelas bergerak terbuka perlahan yang membuat jantung Alex berdebar semakin kencang. Di balik pintu, munculah seseorang yang sudah ditunggu-tunggu Alex bersama dengan gadis lain di belakangnya.
"Callista! Sini sama gue," teriak Rega dari belakang Alex.
Diva berdiri mematung di pintu kelas dengan tatapan tertuju pada Alex serta sebuah kain yang dipegang anggota Anak Mama Ganteng yang lain. Sedangkan Callista—yang sempat ikut mematung—berjalan ke arah Rega dengan wajah yang menyiratkan kebingungan.
Hening. Tidak ada yang berbicara diantara mereka semua. Pintu di belakang Diva pun sudah ditutup oleh Aldo. Hanya deru nafas dari mereka semua yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom.
Teen Fiction"Senyuman lo bikin gue de javu. Sayangnya, gue nggak bisa inget siapa lo. Ditambah lagi dengan masa lalu gue yang nggak bisa bikin gue deket sama sembarang cewek." - Agra Caldwell. Kelas XII IPA-3 kedatangan murid baru. Pindahan dari Semarang, katan...