Tapakan sepatu menggema seiring bertabrakannya sol sepatu dengan ubin rumah sakit. Kedua sejoli itu semakin menambah kecepatannya ketika mengetahui mereka sudah dekat dengan ruangan yang dituju. Ruangan dimana sang sahabat sedang terbujur lemah akibat kecelakaan yang menimpanya. Sang gadis pun hampir menangis ketika mendengar kabar buruk itu. Bahkan sang lelaki sudah terlebih dahulu menjatuhkan ponsel ketika sang penelepon menyampaikan kabar itu.
Ketika mereka sudah sampai tempat tujuan, terlihat seorang lelaki tertidur dengan tangan kiri serta kaki kirinya diperban. Mungkin itu bagian yang patah atau retak. Tidak dapat dibayangkan betapa parah kecelakan yang ditimpanya. Bahkan didahinya terliat sebuah luka lebam yang menndakan bagian itu terbentur sesuatu dengan sangat keras.
"Dia tidur?" tanya Agra setelah memperhatikan Alex dari luar kamar.
Adrian yang duduk didepan kamar pun ikut menengokan kepalanya kedalam kamar. "Tadi sempet bangun terus ngamuk dan ngusir kita semua. Gue nggak tau harus apa lagi dan akhirnya milih ngegiring anak-anak keluar kamar dan biarin Alex istirahat."
Agra mengangguk mengerti. Dia paham dengan kondisi Alex saat ini. Dengan modal menghembuskan nafas untuk menenangkan diri, Agra membuka pintu kamar rawat Alex dengan perlahan.
"Ngapain lo masuk kesini?" tanya Alex ketika Agra sedang menutup pintu kamarnya. Matanya menatap sinis kearah Agra yang sama sekali tidak menggentarkan hati Agra.
Agra memilih untuk berjalan mendekati Alex lalu duduk dikursi yang disediakan disamping ranjang Alex. "Mau jengukin lo lah. Ngapain lo ngusir anak-anak? Mereka udah susah-susah kemari buat nengokin bocah bandel kayak lo." Agra membalas tatapan tajam yang diberikan oleh Alex. Terlihat dari ucapan Agra, sepertinya dia sudah kembali menjadi normal kembali seperti sebelum kejadian dimasa lalu Agra terjadi.
Alex berdecak tidak senang. Dia sedang tidak ingin diganggu saat ini. "Gue nggak minta buat dijenguk dan bikin kalian susah. Kalian sendiri yang nengokin gue. Dan lo, cara lo ngomong kayaknya udah balik normal kayak dulu. Udah ketemu cewek demenannya si Arga?" tanya Alex tidak suka.
Agra saat ini sudah menemukan kebahagiaannya, sedangkan dirinya malah bertemu dengan sebuah masalah yang membuatnya bertengkar dengan Diva. Alex tahu itu bukan salah Diva tetapi dirinya tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Selama ini yang dipikirnya adalah menjalin hubungan dengan Divanya yang berbeda. Tetapi, dibalik itu semua ternyata mereka adalah orang yang sama. Bahkan salah satu temannya pun tahu tetapi tidak memberi tahukan itu kepada dirinya. Itulah yang membuat dirinya marah.
Alex ingin melupakan semua masalahnya tetapi tetap saja dirinya tak siap jika harus bertemu dengan Diva dengan wujud aslinya. Rasanya akan berbeda dan dirinya menjamin jika akan terjadi sebuah kecanggungan. Alex dulu hanya bisa mengagumi Diva tanpa samaran dari kejauhan tanpa berani mendekatinya terlebih dahulu. Dan sekarang yang terjadi tiba-tiba dia mengetahui jika ternyata dirinya sudah menjalin hubungan dengan Diva yang dulu disukainya.
"Kenapa emang kalo gue balik lagi ke yang dulu gara-gara udah ketemu cewek demenannya kembaran gue? Nggak suka? Iri kan lo?" Tidak tahu apa yang membuat Agra mengucapkan sesuatu yang jelas saja memancing emosi Alex.
Alex menggeram marah hingga wajahnya memerah. Detik selanjutnya pun tangan kanannya mengepal kuat lalu dilayangkannya menuju wajah Agra. Agra yang tidak siap dengan serangan Alex pun terjatuh kelantai dengan ujung bibirnya yang meneteskan darah. "Mau lo kesini itu apa?! Mau ngejekin gue, iya?! Gue tahu lo kesini cuma mau pamer! Lo mau pamer karena lo udah berhasil dapetin cewek yang seharusnya milik Arga!" Teriakan Alex cukup keras sehingga orang-orang yang ada diluar ruangan langsung meliha kedalam. Untung saja Callista dan Diva sedang berada di kantin karena permintaan Adrian sedangkan ketiga gadis lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Classroom.
Teen Fiction"Senyuman lo bikin gue de javu. Sayangnya, gue nggak bisa inget siapa lo. Ditambah lagi dengan masa lalu gue yang nggak bisa bikin gue deket sama sembarang cewek." - Agra Caldwell. Kelas XII IPA-3 kedatangan murid baru. Pindahan dari Semarang, katan...