'Ketika waktu bertemu sang masa'
**
Terbangun dengan angan-angan rindunya yang begitu menggunung , Iqbaal menatap tangannya yang memeluk angin kosong dalam hampaan hangatnya
Menatap untuk memastikan bahwa ia telah memeluk (namakamu) nya
Tetapi sebuah fakta kembali terkuak saat pelukan itu kosong
"Jadi itu hanya mimpi ? "lirih nya ia menyandari kebenaran tersebut
Iqbaal menatap lagi tanganya yang kembali merasakan dinginnya hampaan angin berhembus
Ingin rasanya ia bertahan didalam mimpi agar dapat terus-menerus bersama kekasihnya , (namakamu)
Mengacak rambutnya dengan kasar dan melempar bantal nya dengan kesal
"Ya Tuhan ! dimana dia ? dimana (namakamu) ku ? "teriak Iqbaal marah
Menendang selimutnya dan menangis entah untuk keberapa kalinya
Semalam ia berfikir akan bertemu
Namun , Adlin sudah mengendus kehadiran mata-mata Iqbaal
Terpaksa menghentikan semua pencarian (namakamu)
Iqbaal mengusap wajahnya kasar dan menjambak rambutnya frustasi
'kenapa Tuhan memberi kebahagiaan jika akhirnya diambil jua?'
Mengambil handphone nya, terlihat notifikasi dari handphone nya sebuah pesan singkat dari kekasihnya
Iqbaal dengan pelan membuka pesan singkat itu
'Aku masih disini sayang , kamu jaga diri ,aku akan selalu berdoa untuk kamu '
Iqbaal menghembuskan nafasnya dengan pelan
"Aku hanya butuh kamu disisi ku , hanya itu sayang , hanya itu "
**
Play To music(namakamu) merapikan rambutnya dari terpaan angin yang membuat nya berantakan , tersenyum dengan kantung plastik yang berisi satu bungkus nasi untuk papinya
Saat ia akan menunggu sebuah lift yang hendak turun , tiba-tiba bahunya ditepuk pelan dari arah belakang
Spontan (namakamu) menghadap kearah sitepuk bahu nya
"dengan nona (namakamu) ?"
(namakamu) mengernyitkan dahinya saat orang yang tak dikenalnya mengetahui namanya
"Bisa ikut saya sebentar ?"
(namakamu) memundurkan sedikit jaraknya
Si penepuk bahu tersebut hanya tersenyum sopan
"Tenang , saya tidak akan melakukan apapun yang membuat anda tidak nyaman , saya diperintahkan untuk membawa anda kepada majikannya saya "
"majikan ?"(namakamu) memastikan ucapan si penepuk bahunya
Menundukkan kepalanya tanda ia mengiyakan ucapan (namakamu)
"Mari ikut saya sebentar "
(namakamu) secara sadar mengikuti langkah kaki si penepuk bahunya dengan pelan , pelukan erat pada kantung plastiknya
Berjalan menuju sebuah parkiran khusus mobil , melihat banyak mobil-mobil mewah yang berjejer rapi disana
Namun , (namakamu) tidak memperhatikan itu semua , ia hanya fokus kepada fikirannya
Majikan
Tiba-tiba saja sipenepuk bahu itu memberhentikan langkah kakinya dan mulai membuat posisi serong