'Aku mengharapkan kata baik dimasa depan ku kelak '
**
Menatap jam ditangannya yang telah menunjukkan jarum jam ke angka 8 , Iqbaal mengetuk stir mobilnya dengan pelan
Dengan tatapan kearah pekarangan rumah (namakamu)
Sudah hampir 2 jam lebih Iqbaal menunggu (namakamu) di dalam mobilnya untuk berangkat sekolah bersama
Dan baru kali ini Iqbaal menunggu seperti ini , biasanya (namakamu) dalam kurun waktu 2 menit telah berada di mobilnya
Tapi sekarang
Kembali Iqbaal melihat jam tangannya
Melirik kearah handphone nya yang tergeletak di dashboardnya
"Telepon ? tapi aku takut dia terganggu "gumam Iqbaal serbasalah
Iqbaal menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuknya
Dan kembali melirik handphone nya
"Terserah lah , mau dibilang mengganggu yang penting aku nggak khawatir "dan dengan cepat Iqbaal menelepon (namakamu)
Terdengar nada sambung tanda masuknya panggilannya
'halo '
Iqbaal merasakan nafasnya terhenti tiba-tiba saat mendengar suara lembut diujung sana
'(namakamu) kan ?'
'ya , ini siapa ?'
Iqbaal bernafas dengan lega kemudian tersenyum
'sayang ini Iqbaal , kamu sekarang dimana sih ? aku udah nunggu kamu seperti biasa, kamu dimana cinta ?'
Seketika keheningan muncul diujung sana
Iqbaal mengernyitkan dahinya
'halo (namakamu) ? kamu masih disanakan?'
'o-oh ak-ku lupa kasih tahu kamu , aku ada diluar kota jadi aku belum bisa masuk sekolah '
Iqbaal merasakan badannya lemah seketika
'kamu diluar kota ? kenapa baru bilang sekarang ?'
'ka-karena waktu flight aku matikan handphone aku jadi aku nggak bisa ngabarin kamu , aku cape ,Baal '
Iqbaal menghembuskan nafasnya pelan
'jadi sampai kapan kamu disana ?'
'ak-ku nggak tau , Baal , tunggu kabar dari orang tua aku '
Iqbaal menundukkan kepalanya
'ada acara apa memang disana ,sayang ?'
Terdengar hembusan nafas berat diujung sana
'keluarga aku ada yang menikah , ja-jadi aku harus kesana ngurus semuanya '
Iqbaal menjadikan stir mobilnya sebagai bantalannya
'aku kangen sayang , kangen kamu '
'Maaf ..'suara lemah diujung sana membuat Iqbaal kembali sesak
'apa aku boleh mengunjungi kamu ? aku mau—'
'jangan ! '
Suara bentakan kuat dari ujung sana membuat Iqbaal terdiam
'kamu terganggu dengan adanya aku , (namakamu) ?'Iqbaal mengeluarkan suaranya dengan pelan
Helaan nafasnya kembali terdengar
'maaf , aku lagi dalam masa datang bulan , jadi agak sensitive , yaudah ya Baal , aku dipanggil mami , bay '