Chap 2

10.4K 860 23
                                    


"Ipa 1 .. Ipa 2 .. Ipa 3.. dan ck.. mana sih Ipa 10 ? "keluh (Namakamu) yang mulai menghentakkan kakinya dengan kesal

Berjalan menelusuri kelas –kelas sekolahnya yang begitu banyak dan luas, bisa jadi di sini para muridnya tersesat dikarenakan mencari ruang kelas.

(Namakamu) kembali menatap papan nama kelas setiap langkah yang ia lakukan sambil berjinjit, ia mencoba melihat papan nama kelas tersebut.

Rambutnya mulai tidak berarturan membuat (namakamu) dengan tatapan fokus kepada papan nama kelas yang ia incar sedari tadi, kembali mengikat rambutnya.

"Ipa 6 ... Ipa 7.. "

(Namakamu) kembali berjinjit untuk melihat papan nama kelas yang ia lewati

"Ipa 8.. Ipa 9.. dan .. Ipa 10 .. akhirnya Tuhan ! akhirnya .."sorak (namakamu) gembira

Sangking bahagianya ia menemukan kelasnya, (Namakamu) yang tadinya berjinjit kini mulai kehilangan keseimbangan.

Rambutnya yang tadi ia ikat kini terlepas karena reflek (namakamu) membuat ikat rambutnya putus

Tubuh mungil itu akan membentur dengan lantai jika seseorang yang sekarang tidak menolongnya menahan tubuh mungilnya

(namakamu) menutup kedua matanya dengan anak-anak rambutnya yang menempel di pipi rona merahnya

"Gue udah mati ..gue udah mati .. gue udah mati ... mati..mati.. "gumam (namakamu) berulang kali dengan kedua matanya yang ia tutup

Iqbaal Dhiafakri Ramadhan mengerjapkan kedua matanya dengan tatapan kearah lengannya yang menangkap seorang gadis bertubuh mungil tersebut

(namakamu) Cloudya namanya

Terlihat dari name tag yang gadis itu kenakan di sisi sebelah kanan blazer abu-abu miliknya

Menelan ludahnya dengan sangat perlahan

Jantungnya yang semakin lama semakin membuatnya ingin mengeluarkan dari dalam tubuhnya

Nafasnya yang memburu

Dan tatapannya yang terus mengarah kepada tubuh mungil didepannya saat ini

'Kumpulan setitik air dan jika penuh maka ia akan berubah menjadi hujan '

'Kenapa aku takut jika ia terluka ?'

Angin seakan mengerti untuk menyelimuti mereka

Matahari tampak meredupkan sedikit cahayanya ketika rona-rona bunga mulai bermunculan

Kilatan daun yang mulai menggugurkan helaian lembutnya

'Kenapa aku ingin selalu bersamanya ?'

"(namakamu) Cloudya " untuk pertama kalinya dalam hidupnya Iqbaal Dhiafakri Ramadhan seorang yang sangat terkenal dinegaranya

Memanggil seorang gadis mungil yang tengah ia peluk , bukan pelukkan .. bukan

'Tapi aku ingin memeluknya'teriak Iqbaal dalam hatinya

Suara beratnya dan aroma parfum mahalnya membuat (namakamu) tersentak dan membuka kedua matanya

Mengatur rentina matanya yang langsung bertemu cahaya terang

Seakan waktu berpihak kepadanya

(namakamu) menyipitkan kedua matanya saat melihat wajah lelaki tampan di depannya saat ini

"Lo siapa ?"tanya (namakamu) dengan kedua mata yang ia pertajamkan

Iqbaal terpaku

(namakamu) menatap kedua bola mata indah itu

CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang