Chap 28

6.4K 593 29
                                    

'Awan, beri aku satu kesempatan untuk mengubah takdir ku kembali'

**

Memberi kesegaran pada wajahnya yang terlihat kusam akibat kurang istirahatnya selama ini , (namakamu) menyiram air ke wajahnya dengan perlahan-lahan

Setelah merasa segar , ia mengangkat tubuhnya yang sedikit menunduk dan menatap wajahnya di kaca

Dibawah matanya ada lingkar hitam yang membuat (namakamu) menyentuhnya pelan

DRT..

DRT..

DRT

Handphone nya bergetar tanda panggilan masuk

(namakamu) mengangkatnya dengan tatapan masih meneliti lingkaran hitam disekitar matanya

'Ya , halo'

'Adek, dimana ?'

(namakamu) mengeringkan tangannya yang terkena air itu

'Di kamar mandi lantai 2 Pi , ada apa pi?'

'Mami dek , mami dikeluarkan'

(namakamu) tanpa berfikir panjang berlari meninggalkan kamar mandi itu , berlari secepat yang ia bisa agar dapat sampai diruangan tempat maminya dirawat

Mencoba menaiki lift namun lift tersebut masih berada di lantai 4

Membuat (namakamu) dengan tanpa berfikir kembali berlari menuju tangga darurat rumah sakit

Dengan cepat ia menuruni tangga menuju lantai 1

Ketika ia akan melanjutkan ke langkah selanjutnya , handphone dalam genggamannya terlepas begitu saja

Hingga handphone nya terjatuh terlebih dahulu ke lantai 1

(namakamu) dengan nafas tersenggal kembali menuruni tangga rumah sakit itu

Keringat bercucuran

Ia sampai pada tangga terakhir

Handphone nya telah terbelah menjadi dua

Layar nya pecah , mungkin ini tidak layak untuk digenggamnya dan menjadi hak miliknya lagi

(Namakamu) dengan nafasnya memburu mengambil handphone nya , dengan cepat kembali berlari menuju ruangan mami nya

"(namakamu)"

Sebelum ia menjauh berlari menuju ruangan maminya , sebuah suara berat itu mengalihkan (namakamu)

(namakamu) terhenti dan mencari sumber suara itu

Terlihat Papi nya berada di luar rumah sakit itu dengan mami nya berada di kursi roda

"Papi ? kenapa mami disini ? mami harusnya –"

(Namakamu) merasakan tubuh mungilnya teremuk seketika saat papi nya memeluk nya dengan tangis tersembunyi nya

"Karena kita tidak punya jaminan untuk membayar biaya perawatan mami , pihak rumah sakit memutuskan untuk mencabut semua alat-alat penunjang kehidupan mami , dek . Mereka tidak mau lagi merawat mami , Papi tidak kuat lagi , (namakamu) , tidak kuat "bisik Papi (namakamu) dengan sangat pelan

(namakamu) terdiam

Ia merasakan gelap

Ia merasakan Tuhan tengah mempermainkan kehidupan keluarganya

Tak mampu berkata-kata lagi

Seakan nyawanya telah di ambil Tuhan

Dengan kaku , (namakamu) mengusap punggung lelaki kesayangannya itu

CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang