Bagian 5 - Alwiranda & Arjuna

50.4K 3.7K 45
                                    

Hello haiii.
Sesuai janji yg kemarin. Ini Saya post part berikutnya.
Maaf atas keterlambatannya. Ini baru pulang pkl aslii. Capeknya warbyazah "3

###

"Rain, aku berangkat hari ini. Menemui keluarga gadis yang akan jadi istriku."

"Ya."

"Aku cinta kamu, Na. Tolong mengerti. Secepatnya aku akan menceraikan dia."

"Memang begitu seharusnya."

"Nanti aku hubungi lagi, keluargaku sudah siap semua."

"Sampai jumpa."

Tut tut tut tut . . .

"Gimana, Sha? Siap?"

"Siap dong, Mas." Ucap Raina dengan senyum yang tercetak dari bibirnya setelah telepon dimatikan.

***

"Awiiiiiiiiii. Ibu bilang kan habis subuh jangan tidur lagi. Bangun kamu! Anak gadis jam 10 belum bangun, apa kata dunia?!" teriak Randa menggema di dalam kamar Alwiranda. Sedangkan gadis itu hanya menggeliat dan kembali bergelung didalam selimut.

"Atagfirullah. Ini anak. Awi bangun! Kita kan akan kedatangan tamu penting." Ucap Randa seraya menarik selimut yang menutupi sekujur tubuh anaknya.

"Enghhh. Tamu siapa sih, Ma? Awi masih ngantuk tau." Ucap Awi dengan mata yang masih tgerpejam.

"Nanti juga kamu tahu. Udah gih mandi dulu. Pakai baju yang rapih. Setengah jam harus udah siap. Ga akan dapet makan siang kalau kamu ga nurut perintah Ibu." Ucap sang Ibu seraya berjalan meninggalkan kamar anaknya.

Perlahan Awi mulai membuka matanya dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamarya. Memang beda rasanya, tinggal sendiri dan tinggal dengan Ibunya. Jika tidur sendiri, ia bebas bangun jam berapapun sesuka hatinya saat libur tiba.

Awi mulai bangun dari tidurnya dan berjalan mengambil handuk kemudian bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi, Awi mengambil pakaian rumahannya. Celana levis selitut berwarna putih dengan baju rajutan tanpa lengan berwarna merah marun. Dan memakai sedikit bedak juga pelembab bibir.

Setelah dirasa rapi, Awi berjalan keluar kamarnya dan menghampiri sang Ibu yang tengah sibuk di dapur.

"Eumm. Tumben Ibu masak banyak banget?" tanya Awi seraya hendak mengambil bakwan goreng buatan sang Ibu namun tangannya ditepis hingga membuatnya meringis sakit.

"Enak aja. Ini buat tamu Ibu." Jawab Randa seraya kembali melanjutkan tumis kangkungnya.

"Ih Ibuuuuuu, Awi kan belum nyarap, Bu. Laper tau. Ini cacing diperut udah pada demo minta makan." Rengek Awi.

"Nyarap apa yang jam sebelas gini? Kamu tuh anak perawan, libur dirumah harusnya beberes. Nyapu kek, ngepel kek, setrikaan Ibu juga banyak noh." Gerutu sang Ibu.

"Hehehe. Ya abis tadi ngantuk banget. Kayak ada setan yang gelantungan di bulu mata Awi gitu, Bu. Bawaannya pengen nutup terus ini mata."

"Terserah kamulah. Kamu harus berubah pokoknya. Malu dong udah mau nikah tapi masih males-malesan gitu. Tuh bawain kue-kue kering nya ke ruang tamu."

"Nikah? Nikah sama siapa si, Bu? Calon aja belum ada." ucap Awi seraya menuruti perintah sang Ibu.

"Loh? Kata kamu Ayah udah bilang ke kamu."

Tunggu tunggu... bilang apa?

"Bilang apa, Bu? Bilang kalau perceraian Ayah dan Ibu itu karena kalian berdua sama-sama selingkuh, kan?"

Awi & Juna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang