Kali ini hampir habis dayaku. Membuktikan padamu, ada cinta yang nyata. Setia, hadir setiap hari. Tak tega biarkan kau sendiri. Meski sering kali kau malah asik sendiri.
Malaikat 🎵
*****
"Dari mana aja kamu? Jam segini baru pulang." tanya sang Ayah saat anak sulungnya membuka pintu utama ketika jam menunjukkan pukul 1 pagi.
Arjuna diam. Tidak menjawab pertanyaan Ayah nya.
"Jawab!" bentak Ayah nya lagi.
"Ketemu Raina." jawab Arjuna jujur.
Wisnu tertawa meremehkan.
"Ck. Kamu ini. Istri sakit malah sibuk diluar dengan wanita penggila harta itu."
Arjuna yang sedari tadi menunduk, kini menatap wajah Ayahnya.
Bukan karena tak terima, Raina dibilang wanita penggila harta. Tapi mendengar kata 'istrinya sakit' , membuat ia dirundung rasa sesal yang amat dalam.
"Maaf, Yah. Mas hanya mencoba menyelesaikan apa yang seharusnya Mas selesaikan dengan Raina." ujar Juna.
"Apa? Kamu sudah memutuskan hubungan dengan wanita itu?" tanya sang Ayah lagi.
Dan Arjuna diam. Ia sendiri tidak tahu. Dirinya memang sudah memutuskan Raina. Tapi, Raina menolaknya.
Salah dia sendiri yang sudah menjanjikan sesuatu yang tak pasti kepada Raina.
Kini, saat hatinya mulai berpihak pada istrinya, Raina justru kembali dan mengungkapkan kembali kata cintanya juga mengumbar segala janji yang pernah dia janjikan kepada wanita itu.
"Cih. Belum kan?" desis Wisnu.
"Sudah. Hanya, Raina menolaknya. Mengancam akan menyakiti Awi kalau sampai hubungan kami benar-benar berakhir."
"Dan kamu takut dengan ancamannya??!"
"Bukan takut dengan ancamannya. Mas tahu bagaimana sikap dan sifat Raina. Mas hanya ingin melindungi Awi semampu yang Mas bisa, Yah." jawab Juna lagi.
"Lakukan apa yang harusnya kamu lakukan! Tapi ingat, jangan sampai kamu melukai Awi. Kalau sampai itu terjadi, Ayah sendiri yang akan menjauhkan kamu dari Awi."
Arjuna mengangguk, kemudian Wisnu kembali ke kamarnya.
Ia baru pertama kali, melihat sosok Ayahnya yang seperti itu. Pembawaan kalem serta tenang nya seolah hilang entah kemana.
Tak ingin pusing memikirkan itu semua, Arjuna bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk melihat keadaan sang istri.
Ia tersenyum tenang saat matanya menangkap Awi terlelap dengan damai. Sebelah tangannya merapikan rambut Awi yang menjuntai di wajahnya. Kemudian mencium kening istrinya.
Awi terbangun saat merasakan pergerakan di ranjangnya. Kemudian tersenyum tipis saat melihat Arjuna tengah memandangnya lembut dan membalas senyumannya.
"Maaf." seru Juna ambigu.
"Untuk??" tanya Awi.
"Semuanya. Termasuk, membuat kamu menunggu lama. Pergi, padahal kamu sakit."
Awi tersenyum kemudian hendak bangkit dari tidurnya dibantu Arjuna.
"Gapapa, Mas. Aku ngerti ko. Mas pasti capek. Sudah makan??"
Arjuna mengangguk samar. Padahal ia sendiri lupa untuk mengisi perutnya.
"Yaudah Mas bersih-bersih aja. Aku siapin air hangatnya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Awi & Juna (Selesai)
ChickLitHighest Rank #4 in ChickLit *** Maaf, pernah membiarkanmu berjuang sendirian. -Arjuna Sakha Iskandar- ---- Cuma penulis amatir yang suka baca dan nulis. 100% karya sendiri. Tulisan masih berantakan. Berisi 75% typo. Bukan orang yang pinter pake berb...