Bagian 19 - Alwiranda & Arjuna

47.5K 3.3K 58
                                    

Mungkin lewat mimpi, ku bisa tuk memberi. Ku ingin bahagia, tapi tak bahagia. Ku ingin dicinta, tapi tak dicinta.

(Pemilik Hati 🎵)

***

"Arjuna positif gagal ginjal. Tanda-tandanya memang banyak, termasuk sakit pada bagian pinggang belakang. Karena letak ginjal di dekat pinggang jadi sering merasakan sakit dibagian tersebut. Terdapat enam stadium untuk mendefinisikan tingkat keparahan gagal ginjal kronis. Dan Arjuna sudah masuk ke dalam tingkat keparahan tersebut.

Banyak faktor yang menyebabkan penyakit gagal ginjal, salah satunya orang dengan riwayat keluarga yang pernah mengidap GGK (gagal ginjal kronis) stadium lima atau menderita penyakit ginjal turunan. Dan Arjuna pernah bilang, bahwa almarhum kakek buyutnya mempunyai riwayat penyakit GGK.

Dalam kasus Arjuna, ia terlambat mengetahui penyakitnya. Sebulan yang lalu saat pertama kali ia datang ke Rumah Sakit, tingkat keparahannya sudah memasuki stadium tiga. Karena penyakit gagal ginjal terkadang memang sulit terdeteksi.

Pusing, mual, tidak nafsu makan, penurunan berat badan dan hal lainnya, merupakan faktor awal yang membuat kita berfikir bahwa itu suatu penyakit  yang sering terjadi. Padahal, itu adalah tanda-tanda penyakit gagal ginjal dini.

Arjuna harus segera melakukan transplantasi/pencangkokan ginjal. Tingkat kecocokan ginjalnya minimal diatas 50% , karena jika kurang dari 50% kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang penyakitnya kembali datang."

###

Penjelasan dokter beberapa saat lalu membuat Awi terdiam, duduk termenung didepan ruang rawat suaminya.

Kenapa penyakit serius itu disembunyikan darinya??

Tidak cukup pentingkah Awi, hingga Arjuna memilih menyimpan sendiri kesakitannya selama ini??

Lalu pengingat di handphone nya itu untuk apa? Seharusnya hari ini Arjuna cuci darah kah? Tapi tidak dilakukan karena lebih memilih menjemputnya?

Awi benar-benar menyesal dan merasa bersalah sekarang.

###

"Wi, kamu makan dulu. Kasian anak dalam kandungan kamu." ucap Kinanti saat datang ke rumah sakit dan mrlihat menantunya itu masih setia duduk di kursi samping suaminya.

"Nunggu Mas Juna siuman, Ma." tolak Awi.

Kinanti menghela nafas panjang. Menantu keras kepalanya itu sudah berkali-kali dibujuk untuk makan, dan berkali-kali pula memberikan jawaban yang sama.

Dari semalam, Awi tetap setia disamping Arjuna. Matanya hanya terpejam dua jam kemudian solat subuh, dan tidak kembali tidur hingga sekarang saat waktu menunjukkan pukul 08.00.

Tidak heran jika ada lingkar hitam dibagian bawah matanya.

Perlahan namun pasti, kedua kelopak mata Arjuna terbuka. Membuat Awi sedikit mengembangkan senyumnya.

"Tuh Juna udah siuman. Mama panggilin dokter dulu. Habis itu kamu harus makan." titah Kinanti tidak mau mendengar penolakan lagi.

"Mas . ." panggil Awi lirih.

Awi & Juna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang