Bagian 7 - Alwiranda dan Arjuna

49.3K 3.8K 41
                                    

~ Kenapa ada derita bila bahagia tercipta. Kenapa ada sang hitam bila putih menyenangkan~

Sheila On7 - Berhenti berharap

***

Awi melirik jam di meja kecil disamping ranjangnya yang menunjukkan pukul 4 lebih 15 menit. Setelah hampir dua minggu menyandang status sebagai seorang istri, Awi memang sudah membiasakan untuk bangun lebih awal. Menyiapakan segala keperluan suaminya, dan juga membuatkan Arjuna sarapan.

Tidak ada yang berubah, selain sikap Arjuna yang terkadang membuat Awi bingung sendiri. Entah karena yang tiba-tiba marah, bahkan bisa lembut seketika dalam waktu cepat.

Awi menoleh ke samping, mengagumi sosok tampan nan tegap kesayangannya itu.

Kesayangan? Iya! Dan entah sejak kapan.

.

Senyum kecil tercetak dibibirnya manakala tangannya dengan lancang mengusap pipi Arjuna yang tidur menyamping ke arahnya.

"Bangun, Mas. Ini udah masuk waktu subuh." ucap Awi seraya bangun dari tidurnya.

"Hem."

Awi turun lebih dulu, membiarkan suaminya mengumpulkan nyawa sejenak. Ia mandi dan bergegas wudhu. Setelah selesai, ia kembali ke kamar dan tak mendapati suaminya disana.

Awi tersenyum sebelum akhirnya segera menjalankan kewajibannya sebagai muslim tersebut.

Waktu menunjukkan pukul 5 lebih 10 menit saat suara pintu utama terdengar terbuka, membuat Awi dengan cepat melipat mukena dan sajadahnya.

Menghampiri sang suami yang terlihat tampan dengan balutan koko juga sarung dan peci yang melengkapinya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Mas." jawab Awi seraya berjalan menghampiri Juna dan mengulurkan tangannya dan mencium tangan kanan Arjuna.

Arjuna memandang sekilas pada Alwi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Senyum yang benar-benar tulus.

"Hari ini berangkat jam berapa, Mas?" tanya Awi seraya mensejajarkan langkahnya dengan Juna.

"Jam 9."

"Loh tumben?"

"Nanti malem lembur, jadi memang berangkat jam segitu. Kamu gak usah tungguin Saya, gak usah bikin makan malam juga untuk Saya juga."

Awi tersenyum dan mengangguk patuh. Sejak kapan Juna mau seterbuka itu padanya? Biasanya hanya menjawab 'Bukan urusanmu!' . Sedikit demi sedikit, Awi tidak takut atau merasa gugup lagi dihadapan Juna. Ia mulai terbiasa dengan sikap suaminya tersebut.

"Bangunkan Saya jam setengah 8." seru Juna yang langsung berjalan meninggalkan Awi .

"Iya, Mas." jawab Alwi.

Sepeninggal suaminya, Awi mulai menjalankan tugas nya sebagai seorang istri. Memasukan baju-baju ke dalam mesin cuci kemudian mencucinya selama 15 menit. Sambil menunggu, ia membersihkan apartemennya itu dan mencuci piring-piring kotor.

Pukul 7 tujuh, Awi selesai dengan tugas rumahnya tersebut. Kemudian membuatkan sarapan kesukaan Arjuna, roti kukus dengan taburan seres dan keju di dalamnya. Setelah 10 menit, ia mematikan kompornya lalu bergegas mandi.

"Mas, bangun. Ini udah setengah 8." ucap Awi yang sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Iya." jawab Juna yang langsung membuka matanya itu kemudian menatap sosok cantik yang masih setia dihadapannya.

Awi & Juna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang