Bagian 11 - Alwiranda & Arjuna

50.1K 3.5K 28
                                    

Percayalah hanya diriku paling mengerti. Kegelisahan jiwamu kasih. Dan arti kata kecewa mu. Kasih yakinlah hanya aku yang paling memahami. Besar arti kejujuran diri. Indah sanubarimu kasih.

Bahasa Kalbu🎵

***


"Kamu yakin Mas mau ke resto hari ini?" tanya Kinanti ragu dengan keinginan putranya.

"Iya, Ma. Ada hal penting yg harus Mas selesaikan di resto." jelas Juna mengutarakan alasannya saat ia hendak berangkat ke resto nya.

Setelah selesai resepsi kemarin malam sekitar pukul 20.00, Arjuna memang memutuskan untuk membawa istri dan Ibu mertuanya ke rumah orang tuanya. Sebab ia tahu Awi sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dan terlalu berisiko meninggalkannya sendirian di apartemen nya.

"Tapi gimana sama Awi? Kondisi kesehatannya menurun, dia itu masih butuh kamu saat ini."

"Ma, Mas sudah memikirkan itu semua. Mas sudah mempersiapkan paket liburan selama seminggu sama Awi. Tapi lusa, setelah Mas selesai mengajukan cuti ke perusahaan."

"Maksudnya kamu mau pergi berbulan madu sama Awi?"ucap Kinanti kaget bercampur senang.

"Mas cuma mau ngajak Awi jalan-jalan. Bukan bulan madu." Ucap Juna singkat seraya menghabiskan

Kinanti hanya manggut-manggut.

"Yaudah, Mas berangkat dulu."

"Kamu pamit dulu sama istri kamu, nanti Awi kebingungan mencari kamu." perintah Kinanti yang tak di bantah oleh Arjuna.

Pintu kamar terbuka pelan, Arjuna dapat melihat istrinya sudah terbangun dan berusaha bangkit dari tempat tidur.

"Awi badan kamu masih lemah, jangan terlalu di paksakan untuk bergerak." Juna mempercepat langkah dan membantu istrinya menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang.

"Mas mau ke resto?" tanya Awi saat melihat suaminya dengan pakaian rapih di hari libur perusahaannya.

"Iya, sebentar aja kok. Kamu gapapa kan kalau aku tinggal? Kalau perlu apa-apa kamu bisa panggil Mama atau Dila, Ibu kan juga masih disini." Ucap Arjuna mengusap pucuk kepala istrinya.

"Enggak apa-apa, Mas. Tapi lagi-lagi aku gak bisa nyiapin keperluan kamu."

"Kamu bisa melakukannya lain kali. Cuma untuk sekarang, biarkan tubuh kamu istirahat. Kalau perlu, resign dari perusahaan kamu."

"Kenapa emang, Mas?" tanya Awi bingung.

"Biar kamu gak usah ketemu Panca lagi. Biar aku aja yang kerja. Tugas kamu Cuma mengurus aku dan rumah." Ucap Juna yang masih merasakan panas dihatinya jika mengingat pelukan Panca pada istrinya.

"Cieee Mas cemburu, ya?" goda Awi dengan senyum jailnya.

"Aku gak cemburu. Cuma gak suka aja." Kilah Arjuna.

"Cemburu sama gak suka itu beda tipis loh, Mas." Tambah Awi lagi.

Arjuna mengusap wajah pucat istrinya.

"Terserah kamu aja deh. Yaudah aku berangkat ya."

"Mas Juna." Panggil Awi .

"Iya?"

"Hati-hati dijalan. Jangan ngebut."ujar Awi sseraya memperbaiki kerah kemeja Arjuna yang belum terlipat sempurna belakangnya.

Arjuna termangu dengan perhatian kecil istrinya itu. Tapi sedetik kemudian, ia langsung tersenyum kemudian mengangguk singkat.

Awi & Juna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang