Kembali lagi sama Saya yang tingkat ke-gak-jalesan-nya dalam menulisnya tinggi.
Mau baca silahkan, enggak juga gapapa.
Terima kritik dan saran yang membangun:*
Timakasihh💕💋
*****Alwiranda melihat jam ditangan kirinya yang menunjukkan pukul 19.30 WIB, dengan mulut yang mengeluarkan umpatan-umpatan kecil ia bergegas memakai helm kemudian menaiki kendaraan beroda duanya itu dan menjalankannya diluar batas normal.
Pasalnya ia memulai kerja paruh waktunya sebagai seorang penyanyi Caffe tepat pukul 8 malam. Yang artinya ia hanya memiliki waktu 30 menit untuk sampai dan bersiap. Sedangkan perjalanan yang harus ia tempuh terkadang lebih dari 20 menit. Bagaimana jika jalanan macet?
Usia Awi kini menginjak 23 tahun. Lulusan Universitas Negeri Jakarta 2 tahun yang lalu dengan bantuan beasiswa. Bekerja sebagai Supervisor di sebuah mall besar, dimulai pukul 7 pagi hingga 5 sore. Sedangkan malam harinya, ia bernyanyi hanya untuk mengisi waktu senggang nya. Dari pada keluar malam dengan alasan yang tidak jelas, kan?
Ia hidup sendiri jauh dari sang Ibu setelah memutuskan meninggalkan kampung halamannya. Awi memang bukan asli orang Jakarta, ia berasal dari Bogor. Tempat Ibu nya tinggal. Setelah 5 tahun berlalu sejak perceraian kedua orang tuanya, -tepatnya saat Awi berusia 18 tahun- Awi memutuskan merantau ke Jakarta karena beasiswa yang diterimanya. Walau sesekali jika libur tiba, ia mengunjungi Ibu nya di kampung halamannya tersebut.
***
Pernahkah kau bicara, tapi tak didengar.
Tak dianggap sama sekali. . .
Pernahkah kau tak salah, tapi disalahkan.
Tak diberi kesempatan. . .
Ku hidup dengan siapa. . Ku tak tahu kau siapa. .
Kau kekasihku tapi orang lain bagiku . . .
Kau dengan dirimu saja. . Kau dengan duniamu saja. .
Teruskanlah teruskanlah. . . Kau begitu. .
Kau tak butuh diriku..
Aku patung bagimu..
Cinta bukan kebutuhan mu..
Bait terakhir dari lagu Agnesmo itu dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Alwiranda. Riuh tepuk tangan dari pengunjung Caffe tersebut mengakhir penampilan Awi. Ia terseyum mengucap terimakasih kemudian turun dan berjalan menghampiri perempuan yang sedari tadi melihatnya.
"Kebiasaan banget sih lo. Dateng telat mulu!" gerutu gadis tersebut seraya menggandeng tangan Awi untuk duduk disalah satu meja yang kosong.
"Hehe sorry, Gita. Tadi capek banget asli. Gue ketiduran abis magrib. Pas liat jam ternyata udah jam 7. Lagian tadi telat Cuma 5 menit doang, kan?" ucap Awi menunjukkan ekspresi tanpa dosanya.
"Iyalah. Berhubung lo temen gue, gue terima maaf lo. Lagian lo ya, kerja udah enak. Gaji lumayan lah buat cewe single kayak lo. Ngapain masih ngambil kerjaan paruh waktu gini?"
"Ya niat awalnya kan Cuma buat bantu promosiin Caffe baru lo. Eh karena kebetulan gue demen nyanyi juga, yaudah dilanjut sampe sekarang deh."
"Maaf ya, kesannya gue gak tau diri banget. Udah bagus lo bantuin, gue malah marah karena lo dateng telat."
"Yaelah, Ta. Selow aja kali. Selama gue menikmati kerjaan gue, gue sih seneng-seneng aja bantu lo."
"Yaudah deh. Lo emang dabestttt, Wiiiii." ucap Gita cukup keras hingga semua mata tertuju mata meja keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awi & Juna (Selesai)
ChickLitHighest Rank #4 in ChickLit *** Maaf, pernah membiarkanmu berjuang sendirian. -Arjuna Sakha Iskandar- ---- Cuma penulis amatir yang suka baca dan nulis. 100% karya sendiri. Tulisan masih berantakan. Berisi 75% typo. Bukan orang yang pinter pake berb...