Bagian 6 - Alwiranda & Arjuna

47.6K 3.9K 28
                                    

Terimakasihhhh untuk 10 vote yg belum sampai satu malam hehe.
Memang sedikit. Tp untuk penulis baru kayak Saya, itu berharga bangettt.

Lanjut yaaa.

***

-Bahkan ketika kaki melangkah sejauh ini, kenapa bayangmu tetap mengikuti?-


"Saya terima nikah dan kawinya Alwiranda Syahdira binti Syahdira Bagas dengan maskawin tersebut di bayar tunai."

"Bagsimana saksi? Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

***

"Kak Awi." panggil Dika saat kakak perempuan nya itu sedang membereskan pakaiannya ke dalam koper. Cuti nya berakhir besok, dan ia harus segera kembali ke Jakarta.

"Kenapa, dek?" tanya Awi yang menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian duduk ditepi ranjang mungilnya diikut sang adik.

"Selamat atas pernikahannya, Ka. Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Dika harap, Kak Awi bahagia selalu." ucap Dika seraya memeluk Awi dari samping.

"Aamiin, dek. Sampein permintaan maaf kakak sama Mama kamu. Mungkin kakak pernah menyakiti hatinya dengan ucapan kakak."

Dika mengangguk, kemudian melanjutkan ucapannya.

"Kalau terjadi sesuatu, kakak jangan lupa bilang sama Dika. Walaupun Dika masih 17 tahun, tapi Dika jago bela diri kok. Dika ikut ekskul Silat dan Taekwondo di sekolah. Dika yang akan gantiin Ayah buat jagain kakak, Mama dan Ibu." seru Dika yang sontak membuat Awi terkekeh kecil kemudian melepaskan pelukannya.

"Siap, Pak Bos." ucap Awi mengacak-acak kecil rambut adiknya.

Untuk pertama kalinya sejak 13 tahun berlalu, Awi tertawa lepas tanpa beban. Segala dendam, amarah juga kebencian yang ia pendam sendiri selama ini. Menguak entah kemana saat hatinya belajar untuk ikhlas dan menerima takdir yang sudah Allah gariskan untuk dirinya.

Termasuk takdirnya yang harus menikah dengan Arjuna.

Ah Arjuna, kemana lelaki itu?

***

Setelah selesai shalat ashar di masjid, Arjuna kembali ke rumah Ibu mertuanya untuk membawa serta perempuan yang beberpa jam lalu telah menjadi istrinya itu. Berjalan ke arah kamar Awi yang sebelumnya sempat berbincang-bincang sebentar dengan Ayah dan Ibu Alwi.

Awi baru saja selesai shalat dan membereskan mukenanya, terbukanya pintu kamar tanpa ketukan juga orang yang muncul membuatnya gugup seketika.

"Udah siap?" tanya Arjuna.

"Siap? Siap apa, Mas?" tanya Awi dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

"Melayaniku." Jawab Arjuna dengan senyum liciknya kemudian berjalan menghampiri Awi.

Glekkk!

"Ma. . . maksud, Mas?" gugup Awi yang berusaha menghindari tatapan tajam suaminya.

"Singkirkan pikiran kotormu itu! Saya tidak akan menyentuh kamu." seru Arjuna dengan wajah kembali datar.

Awi bernafas lega, namun entah mengapa ia tidak suka mendengar ucapan Arjuna barusan.

"Cepat selesaikan acara berkemasmu. Kita harus segera ke Jakarta. Jam 4 harus sudah siap." ucap Juna yang langsung mengganti pakaiannya tanpa malu di depan Awi. Membuat gadis itu dengan cepat memalingkan wajahnya.

***

"Kalian mau langsung tinggal diapartemen kamu, Jun?" tanya Wisnu saat mereka sedang dalam perjalanan ke Jakarta.

Awi & Juna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang