"Udah lama disini?" tanya Ikhsan memulai pembicarann.
"Lumayan," jawab Detak singkat.
Setelah percakapan singkat itu Ikhsan sibuk berkutat dengan ponselnya, berharap Jasmine cepat datang karena Ikhsan terlalu segan mengajak ngobrol Detak mengingat Detak tadi bersama Bagas.
Sementara itu, Bagas memperhatikan Detak dari lantai atas, tempat khusus untuk teman-teman Ryan walau sebenarnya Bagas memang tidak terlalu dekat dengan Ryan, tapi karena Bagas sahabat Melly dan juga mantan dari Tasya, yang kini jadi pacarnya, Ryan merasa harus mengundangnya.
Dilihatnya Detak yang sangat cantik mengenakan dress berwarna biru muda selutut, tapi wajahnya terlihat tidak senang berada disini dan juga sangat jarang berbicara dia hanya menyimak perkataan dari teman-temannya. Kegiatannya terganggu ketika ponselnya bergetar,
Melly: Bagas, gue di depan.
Bagas bergegas turun untuk menjemput Melly, saat turun kebawah matanya dan mata Detak bertemu tapi tidak lama karena Bagas harus segera menjemput Melly sebelum gadis itu merubah pikirannya.
"Bagas," kata Melly pelan sarat kebimbangan. Bagas tersenyum lalu mengenggam tangan Melly, dia harap genggamannya dapat membantu menghilangkan rasa takut Melly.
Bagas membawa Melly ke lantai atas, gadis itu berubah menjadi sangat pendiam semenjak dia menjemputnya dari luar. Perubahan Melly ini bisa Bagas maklumi karena dia tau seberapa besar rasa cinta Melly untuk Ryan.
Tidak lama, sang empunya acara datang sambil menggandeng pacarnya, Tasya, Ryan mengucapkan rasa terimakasihnya pada semua undangan yang sudah datang lalu dilanjutkan dengan tiup lilin. Bagas melirik Melly, takut-takut gadis itu menangis disini karena kini Ryan tengah mencium Tasya mesra di hadapan semua orang.
"Mel?" tanya Bagas yang melihat keadaan Melly sudah dirasa tidak baik-baik saja sekarang.
"Mau pulang sekarang?" tanya Bagas yang tidak dijawab Melly dilihatnya mata Melly sudah berkaca-kaca, kalau sudah begini Bagas terpaksa harus membawa Melly pulang.
***
"Kapan ya gue punya pacar seganteng Kak Ryan," gumam Jasmine saat melihat Ryan mencium Tasya. Detak hanya tersenyum kecil pada Jasmine, dia tidak pernah mengkhayal untuk mempunyai pacar ganteng, ah rasanya Detak tidak pernah menyukai lelaki manapun seumur hidupnya itu.
Detak melihat Bagas sedang merangkul Melly ke pintu keluar, mereka tidak terlihat seperti hanya sahabat dimatanya.
"Hai Detak!" sapa Fikri pada Detak yang dibalasnya dengan delikan malas, padahal kenyataannya Detak kegirangan.
Jasmine dan teman-temannya hanya bisa melongo saat melihat Fikri menyapa Detak dengan ramahnya.
"Hai Kak Fikri!" sapa Adlina heboh. Detak melihat Fikri tersenyum sopan menanggapi sapaan Adlina.
"Detak kita nyapa Kak Ryan dulu ya! Duluan Kak," kata Jasmine sambil menarik Adlina untuk mengikutinya.
"Duluan ya Kak!" pamit Adlina masih heboh.
"Eh gue juga belum--"
"Pulang bareng gue ya, Detak!" potong Fikri langsung pada maksud mengapa ia mendatangi Detak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak
Teen FictionBerawal dari satu malam ketika Detak membawa seorang lelaki ke dalam kosannya, tanpa disadari itu adalah awal mula dirinya membuka celah untuk lelaki itu masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Inilah cerita tentang Detak dan lika-liku kehidupannya.