Mereka semua sudah duduk melingkari 4 kotak pizza berukuran large, Bobby yang memang dari sananya doyan makan dan kebetulan juga sedang lapar tanpa malu mengambil 2 potong pizza sekaligus dan memakannya denga.n lahap. Seperti orang yang belum makan dari SD saja, pikir Detak saat melihat Bobby.
Merasa diperhatikan oleh semua orang yang ada disitu, Bobby mempersilahkan mereka untuk makan padahal yang membayar semuanya adalah Bagas, bukan dirinya.
Detak mencuri pandang selama makan pada Fikri yang duduk di sebelahnya. Diperhatikannya Fikri yang makan dengan tenang.
"Kita harus sering-sering makan bareng kayak gini, cuman lain kali kalian cewek-cewek yang masakin kita makanan!" kata Bobby dengan mulut penuh namun ajaibnya pengucapannya masih sangat jelas.
Merasa tidak mendapat jawaban Bobby menyenggol lengan Jasmine pada waktu yang tidak tepat karena bertepatan saat Jasmine hendak menyuapkan pizzanya yang sudah ia oleskan saus sambal. Alhasil bukannya mulut tapi malah pipi Jasmine yang mencium sausnya.
"Eh sorry gue enggak sengaja!" kata Bobby namun tidak sungguh-sungguh karena dia malah cengengesan.
Detak yang melihat wajah Jasmine yang memerah berinisiatif untuk mengambilkannya selembar tissue namun sudah didahului oleh Fikri.
"Makasih kak."
"Sama-sama."
Tidak dapat Detak abaikan, kalau kejadian sesaat yang lalu dirasanya seperti menamparnya untuk kembali ke kenyataan kalau Fikri memang begitu. Ia baik pada semua orang, tidak hanya pada dirinya.
"Bodoh memang, aku terlalu percaya diri dengan mengasumsikan sikapnya yang baik itu adalah suatu bentuk ketertarikannya padaku. Padahal, kenyataannya dia baik pada semua orang," pikir Detak.
Suara bel menyita perhatian mereka semua dan dengan semangat Bobby berjalan menuju pintu untuk membukanya juga omelan yang sudah ia persiapkan karena berpikir orang yang memencet bel adalah Dimas.
"Heh sialan gue tad--" omelan Bobby terhenti saat mendapati ternyata Melly lah orang yang memencet bel itu, bukan Dimas.
"Siapa yang lo bilang sialan hah?" tanya Jasmine galak.
"Gue kira lo Dimas."
"Alasan doang lo mah! Bilang aja lo enggak seneng kan liat gue disini?"
"Yaelah gue kagak bohong!"
"Bodo! OMG Fikri!!!"
Melly yang melihat Fikri langsung heboh dan berlari untuk memeluk Fikri, dirinya kegirangan sampai perlu beberapa detik untuk menyadari 2 orang yang tidak biasanya ada di apartemen Bagas.
"Eh, lo yang tinggal di sebelah bukan sih?" tanya Melly yang dijawan dengan senyuman canggung Detak.
"Kalau lo, kayanya gue pernah liat deh!" kata Melly saat melihat Jasmine yang dirasanya tidak asing.
"Kita sering ketemu di pesta kak, gue Jasmine," jawab Jasmine sembari mengulurkan tangannya tidak lupa dengan senyuman manisnya.
"Oh iya gue inget, lo yang bintang iklan itu kan! Wah kok gue bisa lupa ya."
"Lo bintang iklan? Gue baru tau," kata Bobby menyela.
"Tukang nontonin bokep mana tau bintang iklan! Pan kagak ada iklannya hahaha." Melly mengejek Bobby dengan puas.
"Jir suka bener ae!" respon Bagas.
Lalu mereka semua hening untuk beberapa detik sebelum Bobby berdiri dan menunjuk Melly layaknya terdakwa yang telah melakukan kesalahan yang tak terampuni.
"Lo tau dari mana kalau nonton bokep kagak ada iklannya?"
***
Detak tidak menyangka kalau ia akan begitu terhiburnya saat berada bersama Bagas, apalagi saat ia menonton kelakuan Melly dan Bobby yang saling menyindir satu sama lain. Detak tidak tahu ada masalah apa antara Melly dan Bobby, tapi yang jelas mereka berdua sangat lucu.
Sedangkan Fikri, Detak tidak habis pikir mengapa Fikri sangat berbeda jika sedang bersama Bagas atau mungkin itu hanya perasaannya saja. Tapi hari ini Detak benar-benar tidak menyangka akan makan bersama orang lain yang tidak begitu Detak kenal tapi hal itu membuatnya senang dan untungnya mereka semua membuat kesepakatan untuk makan bersama lagi malam Minggu nanti dan Detak tentu saja menyetujuinya.
Kini Detak tengah berbaring manis di atas kasurnya, ia memainkan hapenya untuk melihat aplikasi instagram miliknya. Ia memutuskan untuk memfollow akun milik Bagas, Melly, dan Bobby. Dan ajaibnya mereka bertiga langsung memfollback dirinya dan hal itu membuat senyum Detak mengembang secara otomatis.
"Detak, thanks ya udah mau dengerin curhat gue hari ini."
Detak membalas chat Jasmine dengan stiker moon yang mengacungkan jempolnya. Untuk pertamakalinya setelah sekian lama Detak merasa dirinya berguna. Walaupun Jasmine tidak jadi menginap, gadis itu bersungguh-sungguh saat mengatakan kalau Detak sudah banyak membantunya.
Detak bangun saat mendengar bunyi bel apartemennya, pertanda ada orang di luar. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat 10 menit. Detak menebak-nebak apakah gerangan adalah Kak Denyut yang tidak menepati janjinya dan sampai sekarang tidak dapat dihubungi atau orangtuanya, mungkin. Detak tidak mau berharap banyak.
Detak mengintip orang di luar melalui lubang kecil di pintunya yang dilapisi kaca cembung yang dapat membuatnya dapat melihat keadaan di balik pintunya itu.
Detak merasa bingung saat mendapati Fikrilah orang yang memencet bel apartemennya malam-malam. Karena ingin memastikan bahwa yang dilihatnya tadi itu nyata bukan hanya khayalannya saja Detak kembali mengintip dan hasilnya tetap sama. Orang itu Fikri.
"Hai Detak...boleh gue nginep disini?"
****
Hayoloh mau ngapain Fikri nginep di tempat cewek?
Hai hai hai.. iya tau chapternya pendek😅 tapi gapapa ya soalnya aku ingin sedikit bacot nih. Selamat tahun baru 2018!!! Semoga di tahun ini cerita Detak cepat selesai dan banyak yang sukain. Aamiin.
Wishku di tahun ini semoga ipku naik dari yang tahun lalu dan juga semoga karyaku bisa naik cetak. Aamiin.
Kalau wish kamu di tahun 2018 apa nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak
Teen FictionBerawal dari satu malam ketika Detak membawa seorang lelaki ke dalam kosannya, tanpa disadari itu adalah awal mula dirinya membuka celah untuk lelaki itu masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Inilah cerita tentang Detak dan lika-liku kehidupannya.