Sebelum baca kelanjutan ceritanya ku mau berterima kasih buat kalian yang masih setia nungguin cerita ini❤️❤️❤️
Dan aku punya tebak-tebakan, apa kalian tau siapa dia?
****
Bagas berjalan mengekori Detak saat masuk ke lift, lelaki itu membawa semua belanjaan Detak yang sebenarnya tidak begitu berat tapi cukup merepotkan karena tas belanja yang ukurannya lumayan jumbo.
"Kenapa enggak pulang bareng Jasmine? Tadi mau gue jemput enggak boleh," kata Bagas begitu pintu lift tertutup.
"Tadi Jasmine baru inget ada janji pas udah beres belanjannya, lama lagi kalau minta dijemput," jawab Detak jujur.
"Tapi kalau gitu kan orang-orang nyangkanya pacar lo tuh Fikri lagi bukan gue!"
Detak mencubit lengan Bagas pelan, "Enggak ada orang yang liat kok. Udahan ah cemburunya, Fikri kan sahabat lo sendiri bukan orang lain."
"Iya sih, tapi kalau dia naksir lo gue bingung ntar harus gimana!"
Detak tertegun, entah bagaimana jadinya kalau Bagas sampai tau sesuatu antara dirinya dengan Fikri. Jangan sampai Bagas tau, Detak sudah memantapkan hal itu.
Ting!
Pintu lift terbuka namun langkah kaki Detak tertahan ketika melihat Stephanie berdiri di depan pintu apartemen Bagas. Detak geram, ini sudah keberapakalinya perempuan itu menunggu Bagas. Gadis itu melirik Bagas karena ingin memastikan emosi Bagas, takut-takut akan seperti dulu namun nihil laki-laki itu terlihat biasa saja.
"Ngapain lo kesini, tante? Atau harus gue panggil ibu mertua?"
Stephanie menoleh ke arah sumber suara, sempat terlihat kesal namun dengan cepat mengontrol wajahnya untuk tersenyum.
"Bagas," panggilnya pelan dengan senyuman.
Detak tidak mau kalah, ada perasaan posesif dari dirinya yang tidak memperbolehkan Stephanie untuk bertemu dengan Bagas.
"Permisi!" kata Detak ketus sebelum akhirnya menekan password apartemen Bagas di depan Stephanie dengan arogan berharap Stephanie merasa kalah darinya.
Detak menuntun Bagas tapi tersentak saat lengan Bagas ditahan oleh Stephanie.
"Eh tolong ya jangan pegang-pegang pacar gue!"
Stephanie memandang Detak dengan pandangan tidak suka, lalu beralih pada Bagas.
"Bagas," katanya lirih namun Bagas melepaskan genggaman Stephanie dan ikut Detak masuk ke apartemennya.
"Kenapa sih perempuan itu enggak pernah berhenti gangguin lo?" tanya Detak kesal.
Bagas memegang kedua pundak Detak setelah menyimpan kantong belanjaan, "Tunggu sebentar ya, 5 menit aja enggak lebih," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak
Teen FictionBerawal dari satu malam ketika Detak membawa seorang lelaki ke dalam kosannya, tanpa disadari itu adalah awal mula dirinya membuka celah untuk lelaki itu masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Inilah cerita tentang Detak dan lika-liku kehidupannya.