Truth or Drink

2K 132 18
                                    

Maaf kalau ada typo dan tulisan yg gak sesuai EBI karena kusudah mengantuk jadi dieditnya besok lagi ya~

But first, happy reading!

***

Momen makan malam di hari perayaan ulang tahun adalah momen yang paling dinantikannya tiap tahun. Duduk bersama di meja makan dengan berbagai makanan lezat, juga tidak ketinggalan gule kambing buatan Melly yang menjadi kesukaannya terhidang di hadapannya.

Namun untuk ulang tahun kali ini tentunya berbeda karena ada Detak, jika biasanya orang yang duduk di sebelah kirinya adalah Anton dan beberapakali kosong, tahun ini Detaklah yang mengisinya. Walaupun keberadaan Anton tidak bisa disamakan dengan keberadaan Detak, tetap saja hatinya kini mulai merasa bertambah hangat.

Setelah selesai makan, mereka semua pindah ke gazebo belakang yang menghadap ke kolam renang. Gazebo dengan ukuran 3x4 meter ini sangat nyaman sebagai tempat bersantai. Ada beberapa bantal ukuran sedang yang tertata rapi di ujung gazebo juga ada karpet bulu-bulu halus yang sengaja Bobby bawa dari dalam untuk menjadi alas mereka duduk di gazebo.

"Udah 21 tahun aja umur kita, perasaan kemarin gue masih liat si Dimas botak gara-gara di razia jir!" ceplos Bobby yang di respon oleh tawa Bagas.

"Iya anjir ngakak banget gue ingetnya, mana dulu sempet di bully si Boy hahaha!"

Melly yang tidak tahu bagaimana Dimas saat botak lebih memilih untuk masuk ke dalam rumah yang kemudian disusul oleh Bobby sambil tertawa cekikikan.

"Ketahuan ena-ena gue banjur lo ya!" teriak Bagas saat melihat kepergian dua sejoli itu, "eh gue serius ya ini!" tambahnya lagi.

Dimas, FIkri, dan Bagas menyulutkakn api ke rokok masing-masing kemudia melanjutkan obrolan mereka. Sedangkan Detak merasa seperti orang asing yang tidak seharusnya ada di tempat ini. Semenjak dirinya datang, Bagas tidak menghiraukannya jangankan memuji penampilannya, berbicara padanya saja tidak. Detak jelas bingung, bukankah Bagas sendiri yang mengundangnya?

Detak memainkan handphonenya, dilihatnya instagram milik Ariana Grande berharap bisa menghlangkan rasa bosannya. Diliriknya sesekali Bagas yang masih asyik mengobrol sambil menghisap rokoknya. Baru saja Detak berkeinginan untuk masuk saja ke dalam rumah, namun urung karena ternyata Melly dan Bobby kembali datang sambil membawa berbotol-botol minuman beralkohol dan juga gelas-gelas kecil.

"Ayo kita main TOD seperti biasa!" kata Melly semangat sembari menyusun gelas di tengah-tengah gazebo.

"No secret, No Lie!" ucap Bobby yang membanu Melly dengan membuka botol-botol alcohol lalu menuangkannya ke dalam gelas-gelas kecil.

Bagas melirik Detak yang sedang tercengang melihat Bobby yang sedang menuangkan minuman ke dalam gelas, ada perasaan tidak nyaman karena Detak melihat rutinitas yang biasa mereka lakukan setidaknya 5 sampai 6 kali setahun.

"Minuman pembuka spesial untuk yang lagi bertambah umur!" Perhatian Bagas teralihkan begitu Bobby memberikannya segelas vodka,tanpa ragu Bagas langsung meminumnya sampai habis.

Kini Bobby memutar botol vodka yang sudah kosong untuk memnetukan korban pertama TOD mereka, setelah cukup lama berputar-putar akhirnya botol itu berakhir dengan mengarah pada dirinya sendiri.

"Ah anjir padahal gue ingin si Dimas yang kena pertama!" keluh Bobby.

"Lah napa gua?"

"Ada sesuatu yang mau gue tanya soalnya hahaha!"

"Tapi sekarang lo yang dapet, gue yang mau nanya! Lo sama Melly udah ngapain aja?" ujar Dimas sambil cekikikan.

Pertanyaan Dimas membuat semua orang kecuali dua sejoli itu penasaran, biasanya jika pertanyaan seperti ini muncul mereka akan dengan mudah menceritakan semua hal sedetail mungkin tapi kali ini berbeda karena yang jadi pacar Bobby saat ini adalah Melly, bukan orang lain.

"Anjir pertanyaan pertama udah ekstrim ae! Gue pilih minum!" kata Bobby lalu meminum alkoholnya dengan sekali teguk.

"Oke lanjut!"

Permainan berlanjut, botol berulang kali berputar sampai-sampai Bobby sudah mulai kehilangan kesadarannya karena terus saja diberikan pertanyaan yang sama namun tidak mau menjawabnya dan kali ini giliran Detaklah yang mendapat bagian.

"Gu...Gue enggak ikutan," ujar Detak langsung saat botol berhenti menghadap ke arahnya.

"Lah kalau lo enggak ikutan ngapain dari tadi di sini, sana masuk kamar aja!" usir Bobby sedikit kasar karena dirinya sudah mabuk.

"Yaudah, gue ikutan,"kata Detak akhirnya terpaksa karena perkataan menyebalkan Bobby.

"Nah gitu dong, sekali-kali asik lah dikit jadi cewek tuh kan kasian Bagas kalau harus ngadepin robot tiap saat!"

"Bob udah diem!" perintah Melly karena tidak enak dengan Detak.

Sedangkan Detak mencoba menahan mati-matian air matanya agar tidak keluar karena terluka dengan perkataan Bobby barusan. Apa benar dirinya seperti robot?

"Oke gue yang tanya ya, apa ada yang mau lo bilang buat Bagas?" Fikri mengalihkan perhatian Detak.

Detak yang takut suaranya bergetar jika menjawab, lebih memilih untuk meminum alcohol untuk pertamakalinya. Ada rasa tidak nyaman ketika bau alcohol begitu jelas di indera penciumannya, namun dengan cepat dihiraukannya kemudian tanpa ragu Detak meneguknya langsung. Rasanya pahit, panas, dan mencekat di tenggorokan, Detak heran bagaimana bisa mereka semua meminum ini dengan begitu santai karena yang Detak rasakan saat ini sangat tidak nyaman, dirinya bahkan ingin langsung makan ice cream untuk menghilangkan after taste yang terasa di lidahnya.

Setelah Detak selesai minum, botol kembali di putar lalu kali ini berhenti di hadapan Bagas.

"Seberapa besar cinta lo buat Detak?" tanya Melly yang anehnya tidak dijawab Bagas padahal menurutnya itu adalah pertanyaan yang mudah.

Melihat Bagas yang lebih memilih minum dibandingkan menjawab pertanyaan tentang dirinya, membuat Detak marah dan karena hal itu pula saat botol kembali mengarah padanya, Detak langsung memilih minum bahkan sebelum ada pertanyaan untuknya.

Celakanya Detak tidak kuat minum dan kini sudah mabuk, awalnya dia tertawa cekikikan saat mendengar jawaban Dimas tentang ceritanya yang diusir oleh orang tua perempuan yang disukainya. Kemudian berubah menjadi racauan tidak jelas yang akhirnya parah sampai berdiri dan menunjuk kea rah wajah Bagas.

"Lo! Lo pikir lo siapa hah! Dari semenjak gue dateng lo enggak ngajak gue ngobrol!" teriak Detak pada Bagas dengan sangat lantang, "Lo juga enggak ngejawab seberapa besar cinta lo buat gue! Apa lo udah enggak cinta gue lagi? Terus kenapa lo masih ngundang gue kesini!" kali ini tangisan Detak pecah.

"Dan lo! Kalau gue robot emang kenapa hah? Masalah buat lo?" kali ini Detak beralih ke arah Bobby mereka saling melemparkan cacian dengan heboh, sampai Melly harus memaksa Bobby pergi ke dalam dengan dibantu Dimas agar mereka tidak keluar batas.

Sepeninggalan Bobby, Melly, dan Dimas, Detak berhenti menangis karena memuntahkan isi perutnya. Bagas yang melihat Detak muntah hanya diam lalu kemudian melirik Fikri dengan dingin sebelum akhirnya meninggalkan FIkri dan Detak di gazebo. Fikri yang melihat kepergian Bagas terheran-heran, apakah hubungan mereka sedang tidak baik?

DetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang