"Hai Detak... boleh gue nginep di sini?"
Detak mengerutkan keningnya karena keheranan, mengapa tiba-tiba Fikri bersikap aneh lagi.
"Maksud lo? "
"Maksud gue udah jelas, boleh gue nginep di sini? " kata Fikri datar seakan-akan pertanyaan seperti itu sudah sering ia lontarkan pada Detak.
"Enggak!" jawab Detak mulai ketus karena sedikit tersinggung dengan pertanyaan Fikri.
"Kenapa? "
Detak menatap ke arah Fikri, dia tak habis pikir,bukankah terasa aneh jika Fikri menginap di tempatnya sementara apartemen Bagas, sahabatnya sendiri, ada di sebelah.
" Karena gue cewek dan apartemen sahabat lo persis ada di sebelah, lo pikir gue cewek macam apa? "
Detak mulai menahan emosinya, tidak pernah Detak kira kalau Fikri, orang yang ia suka, akan menganggap dirinya sebagai cewek rendahan.
Fikri tersenyum sinis, dia memandang penampilan Detak dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai. Fikri maju selangkah lebih dekat, tangannya menarik kepala bagian belakang Detak lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat di dahi Detak.
Detak mencium bau alkohol menguar dari mulut Fikri, lalu ia langsung mendorong Fikri untuk menjauhi dirinya.
"Kenapa gue enggak boleh nginep di sini sedangkan orang lain boleh? " tanya Fikri lagi namun kali ini dengan tatapan marahnya.
" Lo mabuk! "
" Gue enggak mabuk, " Fikri mencengkram bahu Detak, "please bilang kalau lo ngizinin gue buat tidurin lo!"
Plak!
Suara tamparan Detak pada pipi kiri Fikri mengguncangkan koridor lantai 12 apartemennya.
Mata Detak sudah berkaca-kaca, dia kecewa. Benar-benar kecewa. Dilihatnya Fikri yang kembali berdiri tegak di hadapannya setelah menyentuh bekas tamparan Detak di pipi kirinya itu. Fikri hendak meminta maaf namun suaranya tersangkut di tenggorokannya saat ia melihat air mata Detak jatuh.
Detik itu juga ia sadar harapan untuk mendapatkan hati gadis itu lenyap berbarengan dengan air mata yang sudah tidak tertahankan dan memilih untuk terjatuh. Dia sudah menyakiti hati gadis itu, gadis yang ia sukai.
"I hate you! " kata Detak sebelum menutup pintu apartemennya dengan keras di depan Fikri.
***
Kehidupan kuliah Detak berubah semenjak Jasmine mendekatinya. Tidak ada hari-hari yang tenang baginya saat belajar di kelas, karena kini Jasmine tidak pernah absen untuk duduk di sebelahnya dan pasti merecokinya jika Jasmine mulai bosan belajar. Hal itu memang tidak berdampak apa-apa pada akademiknya hanya saja rasanya aneh karena otomatis teman Jasmine menjadi temannya juga.
Ada sesuatu yang Detak lihat dari diri Jasmine, perempuan itu sangat aneh. Dia bisa merubah sikapnya setiap kali dia berhadapan dengan orang lain. Dia bisa berubah menjadi begitu sangat lucu ketika bersama gengnya, beberapa menit kemudian saat dia mengobrol dengan Adlina she is act like a bitch, dan saat dia bersama Detak, sikap Jasmine merupakan semua kombinasi dari segala sifat yang ia punya.
Dan Detak diam-diam senang karenanya. Dia merasa spesial, karena akhirnya ada seseorang yang bisa ia sebut dengan teman dekat.
Detak menatap ke buku catatan Jasmine yang dipenuhi dengan gambar love, Jasmine yang merasa diperhatikan menoleh ke arah Detak lalu menuliskan sesuatu di kertasnya.
"Nanti malem lo pasti ikut kan ngumpul sama Kak Melly?"
Detak teringat janji yang sudah ia buat, seketika dia teringat Fikri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak
Teen FictionBerawal dari satu malam ketika Detak membawa seorang lelaki ke dalam kosannya, tanpa disadari itu adalah awal mula dirinya membuka celah untuk lelaki itu masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Inilah cerita tentang Detak dan lika-liku kehidupannya.