"Nah satu orang baru buat Jasmine dan Detak udah dateng!" seru Melly saat Bagas dan Dimas datang.
"Ketemu dimana tuh kecebong anyut?" kata Bobby saat melihat Dimas tengah nyengir tanpa dosa padanya.
Jasmine berusaha tersenyum manis pada Dimas, hanya sesaat karena dia terlalu sibuk untuk memandang Bobby. Sedangkan Detak masih belum mengeluarkan sepatah katapun semenjak dirinya mendapati kehadiran orang yang paling terakhir ingin dia temui di dunia ini. Sama halnya juga dengan Fikri, dia berusaha untuk membuat dirinya tidak terlihat oleh Detak tapi usahanya itu sia-sia dikarenakan Melly yang terlewat manja padanya sampai duduk di pangkuannya.
Hal semacam itu sudah sangat wajar, semenjak pertemuan pertamanya dengan Melly. Melly menyukai Fikri dengan terang-terangan, lalu mulai bersikap manja kapanpun dan di manapun, hal itu tidak membuat Fikri terganggu karena dia sudah menganggap Melly seperti adiknya sendiri begitupun sebaliknya. Namun untuk malam ini, kali pertamanya Fikri terganggu karena dia tidak mau Detak memikirkannya yang tidak-tidak.
"Udah pada mesen?" tanya Bagas sambil duduk di sebelah Detak.
"Udah gue pesenin!" jawab Melly entah mengapa bangga.
"Eh Lo kan cewek apartemen sebelah itu bukan sih? Gimana ceritanya Lo bisa nongkrong bareng kita gini? Pasti gara-gara rayuan si Bobby!" Dimas menyapa Detak dengan ramah.
"Detak gue yang ajak!" jawab Melly lagi-lagi entah mengapa merasa bangga.
"Bukan nanya lo, nenek sihir!" balas Dimas sambil duduk di tengah-tengah Jasmine dan Bobby.
Harusnya malam ini bisa semenyenangkan pertemuan mereka di apartemen Bagas, kini semua itu hanya tinggal harapan kosong karena Detak tidak bisa melupakan kelakuan Fikri malam itu. Saat Bobby berantem dengan Melly, Detak diam saja padahal biasanya dia selalu tersenyum melihat mereka saling tidak mau kalah tapi malam ini mata Detak tidak bisa berhenti mengarah pada Fikri yang terlihat biasa saja, tanpa dosa.
Bagas sadar akan hal itu, ia bisa melihat ada sesuatu antara Fikri dan Detak tapi memilih untuk tidak memusingkannya. Dia terlalu senang karena sudah lama tidak ngumpul full team, dengan Bobby,Dimas,Fikri,dan Melly walau kini bedanya ada dua cewek cantik yang bergabung.
"Gue mau turun, ada yang mau ikut?" kata Bobby sambil tiba-tiba berdiri.
"Kalau lo turun, gue kagak mau turun!" jawab Melly.
Bobby tidak peduli dengan jawaban Melly dan kembali bertanya. Lalu dengan malu-malu Jasmine mengacungkan tangannya tanda dia mau ikut turun dengan Bobby.
"Gue juga turun." Dimas juga memutuskan untuk ikut sambil mengambil sebungkus rokoknya yang tadi dia simpan di meja.
"Ada lagi?" tanya Bobby.
Detak menunggu, kalau semua orang ikut dan hanya menyisakan Fikri, dia akan langsung ikut tapi ternyata yang lain tidak ikut.
Setelah ditinggal Bobby,Dimas,dan Jasmine suasana di meja menjadi lebih sunyi. Melly mengambil rokok elektrik milik Bobby di atas meja dan menghisapnya. Merasa di perhatikan Detak, Melly menawarinya.
"Rasa vanilla, mau?"
"Enggak, kak makasih."
"Ini beda kok sama rokok biasa, yang ini ada rasanya. Cobain deh sekali~ aja!"
"Makasih kak."
Melly mengerutkan dahinya, tidak suka dengan penolakan Detak. Dia mengarahkan rokok elektrik itu di depan mulut Fikri meminta Fikri menghisap itu untuknya dan Fikri menghisapnya setelah melirik Detak.
"Tuh Fikri aja mantan ketua BEM enggak apa-apa kok!"
Detak merasa gelisah, dia tidak mau menghisapnya barang sekali. Kalau Kak Denyut tau dia merokok dan pergi ke tempat seperti ini, sudah dipastikan ia akan dimarahi habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak
Teen FictionBerawal dari satu malam ketika Detak membawa seorang lelaki ke dalam kosannya, tanpa disadari itu adalah awal mula dirinya membuka celah untuk lelaki itu masuk ke dalam kehidupannya yang sepi. Inilah cerita tentang Detak dan lika-liku kehidupannya.