Chapter 2

2.2K 118 12
                                        

Peak POV

Aku sangat malu atas kejadian tadi,kenapa kakaknya yang biasa baik itu sekarang malah memojokkannya,ia masih ingat bagaimana memaksa ingin membeli sebuah gitar memakai uangnya sendiri bukan hasil dari pekerjaannya melainkan dari uang saku nya,peak rela menyisihkan demi sebuah gitar,ia tahu kedua orangtua nya tidak akan semudah itu mengijinkan apalagi beberapa waktu lalu ia membeli perangkat drum baru,meski dibantu kakaknya kedua orangtuanya tetap tidak mengijinkan sehingga peak berkata akan mengumpulkan sendiri,untung saja uang sakunya tidak dikurangi tetap seperti biasa. Peak merasakan wajahhnya masih memerah dan masih memakai jaket boom,ia melindungi wajahnya. Peak mencium wangi parfum yang biasa dipakai Tee, ah sial... ucap peak, yang memerankan Tee kan Boom tentu saja parfum mereka sama,entah kenapa ia semakin malu mengingat kejadian kemarin malam.

*flashback*
"Boom kenapa tidak mengangkat telponku?ini seperti episode 3 MIR saat Tee merajuk pada Fuse,apa kau tau boom ini real dan aku tidak memiliki pacar seperti fuse kenapa kau harus mendiamkan aku seperti ini?" Gerutu peak sambil menulis pesan singkat untuk boom,tapi setelah dibaca pesan itu sama sekali tidak pendek tapi karena sudah kesal ia pun menekan tombol send. Lama, dan belum ada balasan. Belum di read juga.

Peak menuju kasur dan merebahkan dirinya disana memeluk gulingnya merasa lelah karena aktifitas hari ini, boom hanya datang setiap minggu karena syutting sudah berakhir dan itu membuat mereka tidak sering bertemu,terkadang peak merasa kasian saat boom disana,ia disini dengan yang lain bisa berkumpul atau melakukan pekerjaan bersama dan boom akan melakukannya sendiri karena ia tidak selalu berada diBangkok, ingin rasanya peak merengek pada mom cindy untuk kembali pindah ke bangkok,karena saat kecil boom juga tinggal dibangkok,tapi ia tahu itu adalah sebuah ke egoisan, boom disana sudah memiliki teman dan sekolah yang baik,lingkungan yang membentuknya menjadi pria yang baik tapi entah kenapa peak selalu memikirkannya belakangan ini. Ia menghela nafas, dan ponselnya berbunyi. Peak mengucek kedua matanya,sudah berapa lama ia berpikir, ah itu balasan dari boom.

"Maafkan aku p'peak,aku sedang diruang tamu tadi,ponselku tertinggal dikamar"
"Aku akan menghubungi besok"
*stiker line*

"Aku berangkat pukul 10 pagi besok"

peak merasa senang boom membalasnya walau singkat tapi ia senang dengan stiker itu,setidaknya mereka adalah teman baik dan memang seharusnya kan ia memberikan perhatian lebih walau hanya dalam sebuah stiker line? Peak merasa senang dan setelah itu ia tertidur.

~Flashback End~

Boom POV

"P'peak apa kau akan terus bersembunyi dibalik jaket ku?" Aku bertanya padanya ia terlihat mulai memunculkan wajahnya,sungguh pipinya masih terlihat memerah. Aku tersenyum kembali.

"Ah apa kita sudah sampai? sial boom kenapa kau tidak memberitauku"

"Bukankah aku sekarang memberitaumu" jawabku jail dan ia langsung melempar jaket kearahku dan keluar mobil begitu saja.

Aku ikut keluar menuju bagasi dan berniat ingin membawa barang2 tapi justu P'peak lah yang membawakannya,ia juga menyuruh kakaknya membawakan koper ma, kenapa ia sangat baik bukankah tadi ia terlihat kesal padaku,tanya boom dalam hati. karena takut melakukan kesalahan lagi,aku hanya mengekor dibelakangnya sementara ma dan P'prim sudah masuk ke dalam rumah dan entah sampai mana. Ini pertama kalinya aku kerumah P'peak selama syutting pun aku tidak pernah kesini,kami memang baru saja dekat awal syutting dulu masih canggung,dan semua cast juga merasakan hal itu,tapi seiring berjalannya waku kami bisa akrab satu sama lain apalagi sekarang berada didalam agensi yang sama. Rumah p'peak terlihat sangat nyaman dengan nuansa warna putih,saat dihalaman depan aku bertemu dengan adiknya yang langsung menyapaku,wajahnya sangat mirip dengan p'peak dan p'prim. Kami akhirnya sampai keruang tamu,ma dan mom nus sudah mengobrol,melihat kami datang mom nus menyuruhku menaruh koper didalam kamar anaknya,tapi aku menolak karena aku pikir sebentar lagi juga kami akan menuju lokasi pemoretan, tapi P'peak malah menarik koperku padahal koper ma masih berada diruangtamu,aku hanya mengikutinya.

Make It Right "True" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang