-Peak POV-
"P'peak kenapa kau tidak juga bangun bukankah hari ini kita akan pergi ke pantai?" samar-samar aku mendengar suara boom dan melihat wajahnya ketika membuka mata. Tapi aneh rambut boom panjang seperti saat aku bertemu dengannya untuk pertama kali.
"Kemana boom aku tidak ingin pergi" jawabku tapi ia terus menarikku memaksaku bangun dari tempat tidur
"Ayo p.. kita harus cepat kesana" jawabnya dan kami sekarang sudah berada ditepian pantai,sangat indah
"Aku belum mandi boom kenapa kau sudah membawaku ke pantai" proteku tidak terima
"Tapi ini sangat indah kan p.. ayo kesini" boom menarik ku lebih dekat ke air pantai saat aku menolak boom malah menggelitiku membuatku tidak bisa menahan geli.
"Boom sudah boom itu menggelikan kau tau..."
"P.. p'peak bangun"
Sekarang aku membuka mataku, benar-benar membuka mataku dan aku masih dikamar, ternyata aku masih berada didalam selimutku dan ini masih pagi bukan sedang ada dipantai. Aku menyembunyikan wajahku dibalik selimut, ku lirik boom ia seperti sedang menahan tawanya karena kesal aku langsung bangun dan menarik ujung bajunya tapi ternyata karena ulahku badan boom justru menimpa badanku. Aku tidak bisa bergerak entah karena beban tubuh boom atau karena aku sudah mati rasa saking terkejutnya. Boom mencoba menggeser badannya tapi setelah itu ia justru tidak menggerakkan badannya lagi.
"Ah p.. aku masih ngantuk kau tahu bolehkah aku tidur lagi" ucapnya menjadikan badanku sebagai bantalnya
"Huh boom tidak mungkin kita tidur lagi,ini sudah pagi" pekik ku dari balik selimut untunglah ada selimut diantara kami.
"Ini salahmu P... aku menjagamu sepanjang malam karena kau selalu mengigau bahkan tadi malam kau mencoba terus memelukku" jawabnya masih tidak beranjak dari posisinya.
"Bohong boom kau pasti hanya menggodaku aku bahkan tidak mengingat apapun.." protesku
"Hey p coba kau lihat tidak ada guling disini jadi kau bebas bergerak kemana saja kan.." kali ini ia mendongakkan kepalanya tepat menatapku.
"Tapi tetap saja aku tidak ingat" jawabku lalu memalingkan wajahku ke arah lain.
"Nananana kau merasa malu kan yakan yakan" ucapnya menggodaku kini jarinya sudah mencubiti pipiku karena kedua tanganku tertahan dibawah selimut sulit untuk menepis jari boom.
"Tapi boom jika kau masih mengantuk kenapa kau bangun dan menyuruhku bangun juga?" Tanyaku penasaran ku lihat wajahnya mulai berubah seperti kaget teringat sesuatu.
"Aku lupa tadi karena ponselmu berbunyi dengan kerasnya aku terbangun dan memeriksanya ternyata ada dikamar sebelah dan itu adalah telepon dari ibumu" jawab boom tidak merasa bersalah lalu bangun dariku dan duduk disebelahku sambil memeluk bantalnya sementara aku serasa masih membeku dibalik selimut pikachu milik boom,entah sejak kapan ia sangat menyukaiku.. ah tidak maksudku pikachu.
"Hay peaka apa kau tidak mau mengangkat teleponmu?" Ucap boom menyadarkanku dari pikiran ku yang tadi kemana-mana
"Ah iya p'prim bilang akan menghubungiku pagi ini" ku ambil ponselku yang diletakkan boom disampingku saat ku periksa layarnya betapa kagetnya aku ternyata panggilan itu sudah diangkat, aku melirik boom yang memasang wajah tembok lalu berteriak sekeras-kerasnya "SIAL BOOM....." lalu menendang kakinya pelan tapi ia seperti tidak mengerti situasi dan justru balik berteriak "Khun ma peaka menyakitiku disini" aku langsung menutupi layar dengan telapak tanganku berharap seseorang diseberang sana tidak mendengar semuanya.
Aku menjauh dari boom turun dari tempat tidur tapi tetap membiarkan selimut menyelimuti badanku. Aku menghela nafas dan bersiap menjelaskan semuanya sesaat setelah aku mengucap halo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomansaBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...