Chapter 6

1.1K 68 20
                                        

Author PV

Akhirnya weekend telah tiba, ingat dengan janji boom peak segera mandi setelah ia membuka matanya pagi ini, ia sudah tidak sabar untuk bertemu adik sekaligus teman baiknya itu, hari ini boom tiba lebih awal karena sebelum acara amal yang dilakukan oleh semua cast dan staff MIR dilaksanakan boom dengan beberapa cast lain akan melakukan sesi photoshoot untuk sebuah project, peak ingin melihat itu karena ia tidak dipilih untuk event itu alhasil ia merengek pada boom untuk menjemputnya sebelum ke lokasi pemotretan. Entah mengapa peak sangat ingin waktu cepat berjalan, ia sudah tidak sabar. Sekarang ia sudah dimeja makan,menunggu sarapannya dengan tidak sabar.

"Maaa apakah sarapannya belum jadi, ini bukan hari libur mengapa tidak satu pun orang yang bangun dirumah ini?" teriak peak walau ia tahu ibu dan kakaknya tengah berada didapur.

"Huh apa kau salah makan semalam atau bagaimana sih peak, tidak biasanya kau bangun awal dan bawel seperti ini" jawab P'prim yang membawakan peak segelas susu hangat. Sang adik langsung meminumnya tak lupa ia terus melirik ke arah arlojinya.

"Peak sedang menunggu boom datang itu sebabnya dia sangat ribut sayang" ucap mom nus kepada Prim yang dibalas anggukan oleh kaka peak itu.

"Tidak.. aku hanya.. hanya sedang bersemangat" jawab peak sambil terus meneguk susu yang dibuatkan ibunya itu.

"Peak kau tahu kenapa boom datang?" tanya Prim

"Tentu karena kami ada pekerjaan hari ini" jawab peak cuek.

"Dan kenapa boom bisa datang ke bangkok sekarang?" tanya Prim lagi sedikit menggoda

"Itu karena boom sedang libur kak, bukankah setiap weekend dia selalu ke bangkok?" ah sial desis peak, ia baru menyadari kakaknya sedang menggodanya dan ia hanya menundukkan kepalanya

"Jadi mengapa kau ribut hari ini bukan hari libur peak?" prim tau adiknya itu sudah tidak bisa menjawab, ia hanya iseng menggodanya.

"Prim sudah sudah jangan terus menggoda adikmu, kau lihat wajahnya kembali memerah peak memang selalu menggemaskan jika malu ya pantas saja boom sangat suka menggodanya" mom nus yang pikir peak awalnya akan membelanya justru membuat ia semakin ditertawakan oleh kakak perempuannya itu.

"Hentikan ma.. p'prim sekarang dimana sarapanku?" Peak mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi sebuah bel justru yg membuat peak mengalihkan perhatiannya.

"Biar mama saja" ucap mom nus dan pergi sebelum peak berdiri dari kursi.

"Sudah kau tunggu saja disitu, kau tidak mau boom melihatmu malu sepagi ini kan? Hehe" prim kembali menggoda peak lalu menyusul ibunya ke arah pintu.

"Ah nong boom sayang silahkan masuk peak sudah menunggumu di meja makan" samar-samar peak mendengar perkataan ibunya, benarkah boom yang datang?

Mom nus dan Prim kembali menuju meja makan, mereka hanya berdua berdiri berdampingan menunggu reaksi Peak. Peak mengangkat alisnya dan bersuara

"Nah nah mama dan P hanya membohongiku kan bukan boom yang datang,paling hanya anak tetangga sebelah yang ingin berfoto denganku kan?" ucap peak bangga.

"Ah P'peak anak tetangga yang kau maksud itu perempuan atau laki-laki?" dari arah belakang suara itu terdengar

"Tentu saja perempuan, aku kan tampan" jawab peak setelahnya ia merasa janggal. Ibu dan kakaknya hanya saling melemparkan pandangan memasang ekspresi yang tidak dimengerti peak. Peak memicingkan matanya sebelah mencoba mencerna suara yang tadi ia dengar, ia yakin itu suara boom tapi dimanakah sosoknya?

"Hei Peak kurasa kau sekarang sedang berhalusinasi mendengar suara boom kan?" entah kenapa pertanyaan Prim membuat peak merinding, sejak kapan kakak nya berubah menjadi seorang cenayang?

Make It Right "True" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang