"Apa kita harus pindah ke kasur Peak?"
Pertanyaan Boom cukup membuat Peak terkejut dan kembali wajah Peak memerah seluruhnya. Kuping,hidung,pipi semua tak luput dari rona merah itu. Boom kembali menatap ke dalam mata Peak.
Sangat dalam, hingga membuat dada Peak rasanya ingin meledak. Peak mengangkat tangannya yang sebelumnya bertengger nyaman di kedua bahu Boom. Peak meraba wajah Boom yang halus dan terlihat sangat berkilau itu, Peak sangat menyukai semua yang ada diwajah Boom. Hidung Boom yang mancung, alisnya yang tebal, bibirnya yang selalu berwarna merah muda, manik hitam nya yang selalu berbinar setiap kali manik itu menatap manik mata Peak.
"Aku sayang kamu Boom" ucap Peak pelan.
Peak mendekatkan wajahnya ke wajah Boom. Boom membenarkan posisi duduknya dan melingkarkan lengannya di pinggang mungil Peak, menarik agar Peak semakin mendekat kepadanya.. saat semua terasa nyata dan sudah tak ada batas yang memisahkan bahkan udara pun seperti tak ingin menganggu mereka.
"Ting tong"
Boom dan Peak menoleh bersamaan menatap ke arah pintu kamar mandi. Suara itu berasal dari pintu kamar hotel. Peak menoleh kembali menghadap Boom dengan wajah lesu diiringi desahan yang berat.
"Tenang sayang, kita bisa melanjutkannya nanti. Sekarang kamu berdiri dulu ya" pinta Boom pelan pada kekasihnya itu.
Peak menggeleng dan enggan beranjak dari posisi duduknya.
"Ayo.. aku janji akan memangkumu setiap hari jika kau mau.. ayo Peak berdiri.yayayaya..." pinta Boom sekali lagi sambil merapikan poni Peak yang terlihat lebih panjang dari sebelumnya.
Peak mengangguk, berdiri dan membiarkan Boom maju lebih dulu berjalan ke luar kamar mandi.
"Iya sebentar" ucap Boom, tak lama ia membukakan pintu kamar dan dari balik pintu itu muncul wanita cantik yang selalu disayangi oleh Boom.
"Mom.. ada apa?" tanya Boom sedikit gugup ia merasa kaos nya tidak terlalu rapi.
"Dimana peaka? ibunya ingin melihatnya sebentar" ujar Mom cindy.
"Eh.. peak.. ahh dia" Boom menoleh ke belakang melihat Peak yang baru saja duduk diatas kasur.
"Disini juga ada ibu Peaka" ucap Mom Cindy membuat Boom tersadar ia tidak membuka lepar pintu kamar.
"Ahh maaf khun ma aku tidak menyadari khun ma juga datang bersama ibuku" sapa Boom sopan setelah sadar ada Mom Nus.
"Boleh aku melihat Peak?" tanya Mom Nus lembut.
"Ah tentu.." jawab Boom lalu mempersilahkan kedua ibu muda itu masuk.
"Masih rapi Boom, kalian belum melakukan apapun?" tanya Mom Cindy yang membuat Peak hampir jatuh dari pinggir ranjang.
"Ah mom..apa yang mom tanyakan?" Boom langsung menggandeng Ibunya karena ia juga merasa malu.
"Peak kamu tidak sakit kan? Mom tau kamu tidak banyak makan selama beberapa hari ini." Mom nus memegang dahi Peak.
"Tentu khun ma.. peak tidak sakit dan juga.." suara Peak terhenti sebelum melanjutkannya Peak melihat ke arah Boom. "Peak sangat bahagia sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomantizmBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...