Boom bangun saat Peak masih terlelap. Wajah terlelapnya jauh lebih membuat Peak terlihat menggemaskan di mata Boom. Tanpa berniat membangunkannya, boom hanya menatap seseorang berharganya itu tak jarang boom menyunggingkan senyum nya, melihat peak yang selama tidur tidak bisa diam, dari yang awal tubuhnya terbungkus selimut hingga akhirnya selimut itu kini terjatuh ke lantai karena peak terus berpindah posisinya. Boom turun untuk mengambil selimut itu, lalu melipatnya dan ia taruh disamping bantal nya dan bantal peak. Tapi melihat peak yang masih saja terjaga, boom pun perlahan berbaring dan menjadikan selimut itu sebagai bantal dan ia mulai mengatakan sesuatu.
"Kau tau peak, mungkin kau sedang terlelap sekarang, tapi aku hanya ingin mengatakannya kalau pagi ini aku sangat bahagia, ah tidak. Mungkin dari tadi malam, atau mungkin tidak, dari saat aku diizinkan menginap di sini, aku sudah merasakan kebahagiaan peak, karena aku bisa lebih dekat denganmu dan bisa jujur dengan perasaanku. Terima kasih peak"
Boom tidak sadar kalau peak sudah bangun sejak ia berbaring disampingnya, peak yang mendengar itu mencoba menahan dirinya untuk tidak berteriak tepat di telinga boom. Perlahan peak mengangkat tangan kanan nya lalu memeluk perut boom sambil memiringkan posisinya.
"Aku juga senang kau disini boom" ucap peak.
Boom terkejut ternyata Peak sudah terbangun dan kini sudah memeluknya, seperti guling yang biasa boom peluk saat di kamarnya sendiri.
"Ternyata menyingkirkan gulingmu adalah ide yang brilian peak" ucap boom bangga.
"Hmm.. apa maksudnya boom?" peak belum menyadari arti dari ucapan boom sehingga ia masih merasa nyaman dengan memberi pelukan pada boom.
"Ya karena aku bisa menggantikan si guling untuk kau peluk" jawab boom sambil menaik-turun kan alisnya, ekspresi menyebalkan yang di benci oleh Peak.
Peak bangun dari posisinya dan melepas pelukan itu, ia kesal boom memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Peak menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Serius kau kesal padaku?" Boom kembali menggoda peak dengan berbicara disamping telinga peak. Peak bergidik ngeri lalu menjauh sedikit dari boom, sungguh itu daerah sensitif nya.
"Yakin hah..yakin.." kali ini Boom keterlaluan dengan menaruh dagunya di bahu peak sambil memeluk badan mungil peak dari belakang.
"Boom boom cukup.. ini masih pagi kau lihat? Matahari saja baru ingin menampakkan wajahnya" peak yang berniat melepas pelukan itu, tapi setelah tangannya menyentuh tangan boom, peak mengurungkan niatnya.
"Kenapa sekarang kau tidak jadi melepas pelukannya?" tanya boom lagi karena melihat peak hanya memperhatikan tangannya.
"Ku beri kau kebaikan hatiku boom" jawab peak yang kini mengenggam kedua tangan boom yang memeluk pinggangnya itu.
"Tapi bisa saja ada seseorang yang masuk kan?" boom teringat sesuatu.
"Tentu saja, ini kan rumah bukannya hotel" jawab peak sambil menggelengkan kepalanya.
"Lalu bagaimana kalau ada yang membuka pintu itu?" tanya boom mulai panik.
"Ya biarkan saja memang apa yang akan terjadi? Kita tidak melakukan apa-apa kan?" jawab peak lagi.
"Hmm ya tidak melakukan apapun, memang nya apa yang akan kita lalukan ya?" ucap boom sambil berbicara dengan dirinya sendiri.
"Oh ya? sungguh tidak ada yang kau inginkan?" tanya peak yang kini menyandarkan kepalanya ke dada boom lalu mendongakkan kepalanya menatap wajah boom.
"Mungkin sedikit" jawab boom yang dengan cepat melepas pelukannya itu membuat peak terjatuh ke samping boom.
"Aww apa yang kau lakukan boom, walau kasur ku ini empuk tapi kepala ku juga sakit kau tau" rengek peak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomansaBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...