Chapter 25

709 55 42
                                    

"Boom" sapa peak dari sudut yang berlawanan dari tempat boom berdiri. Boom melihat ke sekitar dan menemukan sosok yang memanggilnya tadi. "Kenapa kau disana?" jawab boom sedikit berteriak.

Tak lama peak menghampirinya dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya. "Kenapa kau kelihatan senang sekali?" tanya boom sedikit ingin tahu. Peak hanya membalasnya dengan senyum jail. "Ayo cepat ikuti aku"

Boom tidak bertanya lagi ia hanya mengikuti peak sambil membawa koper dan tas ranselnya. Ya boom kembali ke Bangkok weekend ini setelah menyelesaikan ulangan-ulangan hariannya akhirnya boom bisa bernafas lega dan menikmati hari liburnya.

"Liburan ke ibu kota Thailand?" tanya peak yang berjalan mendahului boom. "Sebentar" boom membuat langkah peak berhenti karena tangan boom menahan bahunya,peak menoleh "iya ada apa?" Boom menggelengkan kepala. "Lebih baik kita berjalan sejajar" ucap boom sambil membenarkan tas ranselnya.

Setelah keluar bandara boom tidak melihat mobil yang biasa menjemputnya dan peak sudah memanggil taksi membuat boom mengikuti peak masuk.

"Hari ini tidak ada yang bisa menjemputmu nong boom itulah sebabnya kita naik taksi sekarang" jelas peak. "Ohh" ucap boom lalu memasang earphone. "Jangan. Jangan memakainya atau mendengarkan lagu apapun kau harus mendengarkan aku" ucap peak langsung menahan tangan boom memasang earphone itu. "Sekarang boom" perintah peak. Tanpa mengucapkan kalimat apapun boom kembali menyimpan earphone itu ke dalam tasnya. Peak terlihat senang lalu membuka kaca mobil "udara hari ini bagus boom, kau ingin jalan-jalan?" Boom menyernyitkan alisnya "aku tidak keberatan tapi dimana kita menaruh barang bawaanku?" ya memang itu yang dipikirkan boom.

"Kita mampir ke rumah Beam saja bagaimana? lebih dekat daripada harus kerumahku dulu dan.."

"Ke rumah mu? Loh bukannya aku biasa menginap dirumah p'new?" tanya boom kaget.

"P'new sedang kedatangan tamu jadi semua kamar dipakai, keluarganya baru saja datang kemarin ah dia memintaku memberitahu mu" jelas peak. "Atau kau ingin menginap dikamar orang lain?" selidik peak. Boom merasa dipojokkan.

"Bukan begitu, hanya saja ini terlalu mendadak" boom menjawab seadanya.

Setelah sampai di rumah beam ternyata beam sedang santai di ruang musik. Ruangan khusus yang biasa ia gunakan untuk bermain musik, disana terdapat 3 gitar accoustic, sebuah drum kecil, stand mic dan mic nya juga speaker. Saat boom dan peak sampai mereka langsung di sapa oleh ibu beam yang baik hati dan ramah,mempersilahkan mereka masuk dan langsung menuju ke ruang musik beam.

"Hey beam...." teriak peak setelah membuka pintu. Beam yang sedang menulis sesuatu terlihat sangat kaget dengan sapaan peak.

"Pi.. tak bisa kah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" beam mengelus dadanya "eh ada p'boom. Swadekhaa p'boom" sapa beam ramah sambil menundukkan sedikit kepala.

"Swadekhaa beam, maaf jika kami menganggu ya" balas boom lalu ia duduk disofa yang ada diruangan itu.

"Makin banyak saja beam koleksi gitarmu aku pinjam satu ya" peak mengambil salah satu gitar yang tertata rapi di sudut ruangan. Memainkan sebuah melodi dari lagu yang tak asing bagi semua orang.

"Ada apa? aku hanya memainkannya" tanya peak yang merasa dipandangi oleh boom dan beam. "Ini lagu love yourself nya Justin Bieber" tambah peak.

"Ya siapa sih yang tidak tahu lagu itu pi..tapi.." ucapan beam menggantung terganti dengan tawa jailnya.

"Tapi apa sih beam? aku tidak mengerti maksudmu" tanya peak lagi yang kini duduk disamping boom.

"Lagu itu bukannya lagu favoritnya p'boom?" ucapan beam membuat peak yang menoleh ke arah boom mengerti tatapan mata boom yang mengisyaratkan 'ya benar yang dikatakan beam, jadi apa penjelasanmu Peak?'

Make It Right "True" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang