Chapter 21

728 47 19
                                        

-Boom POV-

Ku lirik peak disampingku rasanya aku lebih senang memanggilnya begitu, terdengar lebih akrab dan tanpa mengurangi rasa hormatku aku hanya ingin lebih dekat lagi dengannya. Sekarang ia masih menggenggam tanganku.. ah tidak aku yang meraih tangannya lebih dulu karena memang benar tangannya sangat dingin sekali aku hanya tidak ingin ia demam nantinya karena saat peak sakit kau tidak akan pernah bisa merasa tenang kau harus terus berada disampingnya dan kadang bukan aku yang disana menjaganya tapi staf atau p'thana dan p'new karena aku memiliki kegiatanku sendiri. Ia menghentikan langkahnya, aku menunggunya membuka suara. Dan bukan suara itu yang ingin ku dengar, ia sudah bersin berkali-kali didepanku..aku semakin khawatir sekarang tanpa melepas genggaman kami aku menggandengnya mengajaknya berlari-lari kecil sebentar akhirnya kami sampai,aku membawanya ke ruang istirahat disana ada kasur dan beberapa peralatan layaknya kamar, biasa para pemain beristirahat disini saat sedang break.

"Boom kenapa kita kesini?"

"Kau sudah demam peak, aku menyesal terlambat membawamu kesini dan mengecewakan adik baruku"

"Kau gila boom... apa kau berpikir vic benar-benar memintamu untuk menjadi kakak nya?"

"Ya tentu. Dan aku sudah mengiyakannya"

"Aku tidak ingin kau menjadi adikku boom"

"Kalau begitu jangan anggap aku begitu lagipula aku sudah tidak memanggilmu Pi lagi kan? Biarkan Vic saja yang menganggapku kakaknya"

Ia hanya diam.

"Kalau begitu aku akan menemui Vic dan P'prim dulu kau tunggu disini sebentar"

Aku keluar ruangan itu, ku pikir kedua saudara peak itu sedang berada dilokasi kelas mereka sedang melihat proses syutting, dan benar saja mereka tengah asik menonton proses syutting saat aku datang.

"Boom dimana peak?" tanya p'prim sesaat aku sampai.

"Apa p'peak ketiduran dimobil?" tany Vic.

"Tidak, dia sedang ada diruang istirahat sekarang apa kalian memiliki obat penurun panas? Ku pikir peak sekarang demam.." ucapku dan kedua saudara itu hanya terdiam.

"P'prim.." ujarku lagi.

"Haa jadi p'boom sudah resmi menjadi kakakku?" Teriak Vic girang

"Apa peak setuju?" tanya p'prim aku menggeleng

"Tapi kau tidak memanggilnya Pi lagi boom hehehe.." jawab p'prim usil.

"Ah itu sudah kami sepakati tadi, jadi apa kalian memiliki obatnya?"

"Ada. Vic selalu membawa ditasnya"

"Tapi aku tidak memiliki air minum"

"Akan aku ambilkan sekarang p'prim juga Vic bisa langsung menemui peak, tinggal lurus saja dan diujung jalan itu ada sebuah ruangan disebelah kanan, disana tempatnya"

Setelah ku beritau dimana ruangannya aku pun mengambil air mineral dan juga selimut setelah itu bergegas untuk memberikannya pada peak..aku tidak memiliki take lagi setelah ini, sebenarnya aku sudah boleh pulang hanya saja aku tidak enak pada peak dan p'prim juga Vic yang datang hari ini. Ku langkahkan kaki ku menuju ruangan terdengar tawa dari luar, ketiga saudara itu terdengar membicarakan sesuatu saat sadar akan kehadiranku p'prim mempersilahkan aku duduk.

"Ini airnya dimana obatnya?" tanyaku langsung

"Aku tidak apa-apa boom hanya terlalu banyak terkena angin saja" jawabnya

"Tetap saja boom khawatir cepat buka mulutmu.. aaaaaa" perintah p'prim yang dituruti oleh peak setelah itu aku memberikan air kepada peak juga selimut yang aku bawa tadi ia awalnya menolak tapi setelah kami desak ia mau membukus badannya dengan selimut itu. Kami tetap disana sambil menunggu hujan reda, sementara itu proses syutting masih terus berjalan.

Make It Right "True" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang