"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Pagi-pagi sekali terdengar suara teriakan di kediaman rumah bernuansa putih itu membuat penghuni yang berada di dalam nya bergegas mencari asal suara.
"Aku pikir peak mengigau khun ma" ucap Prim setelah sampai di depan pintu kamar peak bersamaan dengan adik dan kedua orangtua nya.
"Apa demam nya belum turun juga?" tanya sang ayah kelihatan khawatir.
"Ini karena P'Boom tidak datang kemarin pasti karena itu P'Peak sakit" ucap Vic langsung.
"Ihhhh sakit Pi.." kini Vic yang berteriak kesakitan merasakan pipi nya dicubit oleh kakak perempuannya.
Prim mengisyaratkan agar Vic jangan ribut karena suara Peak tak lagi terdengar.
Dengan perlahan ibu mereka pun memutar kenop pintu kamar peak, sunyi dan suasana kamar itu terlihat seperti kapal pecah tidak seperti keadaan kamar peak biasanya. Semua buku dan komik berserakan dimana-mana, begitu pula dengan boneka dan beberapa pakaian. Semua terlihat bercampur menjadi satu, dan juga koper Peak terbuka.
"Peak.. ibu akan menanyakan sesuatu kau harus jawab jujur" perintah sang ibu.
Sementara itu ayah peak dan juga prim dan vic duduk di sofa yang masih bersih dari barang berserakan, menantikan apa yang akan terjadi.
"Peak.." panggil mom nus.
"Hmmmm" jawab Peak dari dalam selimut.
"Kenapa kamarmu menjadi seperti ini?" pertanyaan pertama sudah dilontarkan.
"Aku ingin memasukannya ke dalam koper tapi itu terlalu banyak" jawab Peak yang masih enggan memperlihatkan wajahnya dari dalam selimut.
Prim, Vic dan ayah mereka hanya menikmati tontonan yang mereka lihat dan sesekali menganggukan kepala tanda mengerti.
"Untuk apa kau ingin memasukkan semua barang-barang itu?" Mom nus kembali bersuara.
"Aku ingin pergi khun ma" sekarang Peak membiarkan wajahnya keluar dari dalam selimut.
Mom nus mendekati anaknya dan duduk di sisi ranjang.
"Kemana peak akan pergi?" tanya nya melembut.
"Ingin ke rumah Boom, aku akan menginap disana ku pikir boom bosan setiap minggu menginap dirumah kita" jawab Peak dengan mata memerah.
"Hanya karena itu?" tanya mom nus lagi.
"Khun ma.." rengek Peak.
"Boom tidak bisa ke rumah kita karena sedang sibuk dengan kegiatan sekolahnya" mom nus menenangkan anaknya itu.
"Peak tidak sibuk" jawab Peak tidak mau kalah.
"Itu karena kau tidak masuk sekolah bawel! Apa kau tau Beam selalu mengirimiku pesan semua kaka seniornya menanyakanmu padanya" celetuk Prim.
"Aku tidak meminta jawaban pi.." jawab peak terlihat tidak terima.
"Hey ada apa denganmu bawel? kau juga marah padaku karena.. karena boom tidak datang minggu ini?" Prim bertanya karena bingung.
"P'prim pikir aku tidak tau kalau tadi pagi Boom menghubungimu?" tanya Peak ketus.
Mom nus tidak bisa menahahan rasa geli di bibirnya untuk tertawa.
"A-aapa? A-aku hanya mengangkatnya saja lagi pula siapa suruh kau memiliki ponsel tidak bisa dihubungi? Prim mulai berani melawan Peak karena merasa ia tak salah.
Peak tidak membalasnya, ia hanya kembali menyembunyikan wajah dan tubuhnya dibalik selimut tebalnya.
Tak lama semua yang berada di kamar peak keluar dan duduk di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomansBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...