Chapter 19

775 43 19
                                        

-Peak POV-

Aku bangun sangat pagi hari ini aku harus segera menggerakkan kaki ku mencoba berjalan perlahan ku turunkan kedua kaki ku ke lantai menyibak selimut yang sebelumnya menyelimuti tubuhku,ku lirik boom masih tertidur sangat lucu ia tidur sambil memeluk boneka yang baru aku tahu kemarin malam jika itu adalah icon dalam drama dots yang kami tonton kemarin, aku jadi berpikir ingin membeli boneka pikachu juga jadinya.

"satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"satu..dua.. satu.. du..a.. satu yeah sedikit lagi sudah tidak terlalu sakit lebih baik aku cepat mandi agar bisa mengolesi kakiku salep lagi" ucapku pelan agar boom tidak terganggu. Lalu aku mengambil handuk dan pakaian ganti segera menuju kamar mandi,ya walau tidak terlalu cepat mengingat kakiku masih terasa sakitnya. Tidak perlu waktu lama aku mandi mungkin hanya 30 menit aku keluar dengan senyuman termanisku berniat membantu mom cindy yang sepertinya sudah ada di dapur.

"Good morning mom.." sapaku pada ibu boom yang sedang meracik makanan.

"Hoo peaka kau bangun sangat awal, dimana boom?" tanyanya padaku sesaat ia menolehku

"Boom masih tidur mom aku tidak ingin mengganggunya tadi malam kami menonton drama bersama" ucapku semangat

"Peaka juga menyukai drama korea? saat dirumah biasanya mom dan grandma yang menemani boom menonton itu tak jarang mom dan grandma berbagi tisue" cerita mom membuatku sedikit penasaran

"Apakah boom menyukai drama karena menurun dari mom dan grandma?" tanyak

"Mungkin karena hanya masa nya peak boom juga adalah remaja biasa yang juga bisa ikut terbawa oleh teman-temannya" mom cindy menjelaskan padaku lalu aku membantunya membuatkan minuman.

"Pagi mom.. pagi peak.hoaaaammmm" sapa boom pada kami yang sibuk menyiapkan makanan.

"Cepat mandi sana boom, peaka saja sudah wangi" perintah sang ibu boom hanya melirik.

"Bagaimana kau bisa kesini p.. apakah kakimu sudah baikan?" tanyanya sambil mengucek matanya yang mungkin masih ngantuk.

"Sudah tidak terlalu sakit itulah sebabnya aku bangun awal agar sempat megolesi kakiku dulu sebelum kita pergi" jawabku sambil mengaduk sendok di dalam gelas.

"Tunggu aku p.. aku akan membantumu. tapi mom dan peak menyiapkan makanan cocok juga" ucap boom sambil memperlihatkan poker face nya lalu meninggalkan kami.

"Dasar boom..." desisku

"Hahahahaha boom tidak ingin kau menjadi kakaknya tapi dia memuji mu saat berada di dapur bersamaku, sebenarnya apa yang diinginkan boom ya.." ucap mom menggantung

"boom ingin aku menjadi pelayannya mungkin khun ma" jawabku seadanya

"Atau jangan-jangan..." mom mengucap kalimat menggantung lagi.

"Dia ingin menganggapmu sebagai istrinya" seperti tersambar petir dipagi buta aku merasakan tubuhku membeku retak lalu semuanya hancur secara perlahan.

Make It Right "True" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang