Inikah langkah selanjutnya yang harus ku lakukan?
***
Hujan rintik-rintik mengiringi perjalanan pulang Boom dan Peak, kini mereka sudah berada di kediamaan keluarga Peak. Boom sudah beberapa kali berkunjung dan menginap disana tapi ia merasa tidak tenang sekarang, terlalu gugup walau hanya sekedar berkumpul bersama di ruang keluarga. Ayah Peak selalu melirik kepadanya.
"Boom bagaimana kabar ibu mu, baik-baik saja kan?" Ucap mom nus membuat keheningan itu berangsur memudar. "Baik-baik saja khun ma, tapi sekarang ibu dan ayah sedang pergi ke luar negeri. Katanya liburan dan refreshing" jawab Boom sopan.
"Wah berarti mom cindy sedang asyik liburan ya boom, berbanding terbalik dengan anaknya yang harus bekerja setiap weekend" celetukan Peak membuat semua yang berada diruangan itu menoleh padanya. "Ada apa?" tanya Peak bingung.
"Tidak ku sangka kau bisa berpikiran seperti itu Peak" ucap Prim singkat diiringi anggukan Vic.
"Mungkin itu kode dari Peak dia juga mau diajak jalan-jalan" tiba-tiba ayah Peak berucap setelah selesai membaca koran yang beberapa waktu lalu menyita perhatiannya. "Apa kau sudah mengajak Peak jalan-jalan boom?" tanya ayah Peak.
Boom merasa di beri pertanyaan yang sulit untuk ia jawab seperti sedang menjawab soal ulangan ia sangat takut jika melakukan kesalahan.
"Ah mungkin nanti setelah event kami, jika P'Peak mau aku akan mengajaknya jalan-jalan sebelum aku kembali ke Udon khun pa" jawab boom se sopan mungkin.
"Tidak usah kaku begitu boom, ayah peak orang yang ramah jika kalian sudah saling mengenal dan ia hanya ingin mencoba lebih dekat denganmu" ucapan mom nus yang terakhir sangat pelan ditelinga boom tapi ia masih bisa mendengar ucapan itu.
"Terimakasih khun pa, khun ma karena sudah mengizinkan aku menginap malam ini, maaf jika aku mengganggu ketenangan kalian akhir minggu ini" Boom sungguh-sungguh dengan kata-katanya tidak lupa ia menangkupkan kedua tangannya didepan wajah dan sesekali menundukkan kepala tanda menghormati.
"Aku senang jika p'boom menginap disini aku jadi bisa di ajari bermain gitar lagi" ucap Vic semangat lalu dijawab dingin oleh Peak
"Sudah berapa lama aku menjadi kakak mu dan sudah berapa lama aku bisa bermain gitar, kenapa kau tidak minta ajari aku saja Vic?" tanya Peak pada adiknya
"Karena p'peak itu sebentar-sebentar merajuk jika ku bilang pelan-pelan mengajarinya dan berujung kita jadi kembali ke kamar masing-masing" jawaban vic sukses membuat peak tercengang.
"P'boom maukan mengajariku lagi?" vic kembali menanyakan itu pada boom dan boom tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Boom melihat ke arah Peak.
"Ada apa?" Peak bertanya menggunakan bahasa isyarat. Sebelum boom menjawab mom nus menyuruh peak mengajak boom ke kamar karena sudah malam. Sebelum beranjak dari sana boom pamit kepada semuanya lalu mengikuti peak menuju kamar.
"Sungguh lelah hari ini" keluh boom setelah duduk diatas kasur peak.
"Kau mandi dulu sana boom, ini sudah malam" peak mengatakan itu sambil mengambil anduk di lemari. "Mandi bersama?" tanya boom polos. Lalu ia mendapat lembaran anduk dari Peak.
Boom beranjak dari tempatnya duduk lalu menuju pintu kamar mandi tanpa membawa baju ganti, peak pun baru menyadarinya saat ia melihat koper Boom tergeletak manis di sisi tempat tidur. Peak menarik koper itu mendekat kepadanya, dengan perlahan Peak membukanya mencari baju dan celana untuk Boom, ia pikir setelah sadar boom akan berteriak kepadanya dan meminta diambilkan baju ganti jadi Peak berinisiatif sendiri. Peak cukup terkejut sangat membuka koper itu, sangat rapi sehingga tidak membuat Peak harus mencari kesana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomansaBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...