-Peak POV-
"Peak..Peak..Peak bangun ini sudah siang apa kau tak akan bangun juga"
Sebuah suara yang sangat ku kenal memanggilku dengan lembut,namun aku masih enggan keluar dari dalam selimut hangatku aku masih memeluk guling rillakuma ku entah mengapa aku tidak ingin bangun sekarang aku masih ingin seperti ini,mencoba menjernihkan pikiranku. Aku memandang ke sekelilingku, aku sudah dikamarku semua masih terlihat sama tapi aku merasa terlalu banyak perbedaan, atau hanya aku saja yang berubah? Ponselku berada tepat disampingku tapi tetap saja aku berat untuk mengambilnya. Aku menghela nafasku, lalu aku bangun. Mau tidak mau aku harus menghadapinya, hal yang sudah aku mulai. Akhirnya ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi dan bersiap untuk sarapan bersama keluargaku.
***
"Mom mom lihat peak sudah turun.." aku mendengar perkataan kakakku meski ia sudah berusaha sepelan mungkin. Aku pun duduk disebelah Vic, ia hanya melirikku lalu kembali melanjutkan makannya.
"Bagaimana acara kemarin peak, berlangsung lancar?" tanya ayahku sebelum menyeruput minumannya. Aku mengangguk dan tersenyum jawaban lain dari ucapan iya.
"Kamu tidak apa-apa kan peak?" tanya P'Prim ragu
"Iya peak, mom lihat sejak kita pulang kemarin kamu sudah terlihat murung, apa kamu bertengkar dengan boom?"
Aku terdiam. Aku dengan boom tidak seperti itu,ya kami baik-baik saja tapi hal yang terjadi kemarin begitu cepat membuat kami terlalu bingung untuk memahaminya. Aku bisa merasakan seluruh keluargaku menunggu suaraku,aku tau ibuku dan p'prim yang pasti lebih dulu menyadari jika sikapku berubah, dan sekarang aku tidak ingin membuat semuanya cemas aku akan menyelesaikan ini sendiri, hanya saja aku masih ragu dan menunggu menemukan jawabanku sendiri.
"Tidak terjadi apa-apa mom, aku dan boom baik-baik saja peak hanya kelelahan, apa mom dan yang lain tidak lelah?padahal kalian yang baru pulang setelah bepergian?" Tanyaku sambil menyunggingkan senyuman terbaikku.
"Kau lihat, peak baik-baik saja kalian saja yang terlalu mengkhawatirkannya" ucap ayahku lagi ku iringi dengan senyuman agar meyakinkan semuanya jika aku baik-baik saja.
"Peak setelah makan temani aku mencari buku juga novel ya dan Vic juga bisa ikut kau ingin mencari komik kan?"
"Tentu P.. aku ingin ikut..."
"Oke peak?"
Aku mengangguk saat P'prim mengajakku pergi, ku pikir akan baik juga untukku sehingga aku bisa menyegarkan pikiranku. Setelah sarapan kami bersiap dan pergi menuju mall yang biasa memang dituju oleh remaja Thailand, ibuku dan ayahku mengatakan masih lelah sehingga mereka tidak ikut, hanya kami bertiga. Ya kami bagaikan anak kembar saja mengingat wajah kami yang memang mirip, ku pikir akan baik-baik saja bepergian sekarang jika ada beberapa orang yang mengenali kami, kami hanya perlu bersikap baik di depan mereka. Kami mulai mencari buku-buku tapi saat P'prim terlalu lama mencari novel aku dan Vic memutuskan untuk mencari minuman, aku duduk sementara Vic yang memesan minuman. ku ambil ponsel dari saku ku, aku enggan menyalakannya mungkin saja baterai nya habis karena semalam tidak sempat aku charger. Aku hanya duduk dan sesekali larut dengan pikiranku sendiri aku memandang kosong sampai alunan lagu itu kembali merasuki pikiranku.
🎵Dtae kwahm jing keu chun mai kuan yoo dtrong nee dtor bpai
Meua roo tung roo wah tur mee kao tung jai
Gor kae reuang kaung kon ngao tee mai mee wun dtor bpai
Soot tai laeo pit tee chun tee mun gert plur jai
Kit teung dtae reuang meua keun"Ah lagu seriesmu P?" pertanyaan Vic membuatku sadar
"Ah iya vic, jadi kau tau... ehm seharusnya kau tidak menontonnya.." ucapku sedikit pelan

KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right "True"
RomanceBoom Krittapak Udompanich adalah remaja berusia 15 tahun ia memulai debut aktingnya di series Make It Right dengan genre Boys Love yang menurut orang-orang cukup berani untuk remaja usianya, boom yang lahir pada 12 Januari 2001 ini menjadi lebih per...