11

60.3K 4.6K 16
                                    


Posisi matahari sudah di gantikan oleh Sang Bulan,Langit biru tenggelam oleh hitamnya langit.

tapi Lyn masih tertidur,nyaman tak terganggu oleh apapun,nafas nya begitu teratur dan tenang.

"Anda harus membangunkan nya Your Majesty"

ucap seorang pria pirang di sebelah Arsen yang dari tadi sibuk dengan pekerjaan kantornya.

"Sudah jam berapa sekarang??"

tanya Arsen sedikit merengangkan otot otot tubuh nya yang sedikit kaku.

"Jam delapan malam,Tuanku" 

Jeremy,nama pria itu menyibak sedikit gorden berwarna Gold itu agar Arsen bisa melihat dunia Luar dari jendela kantor.

"Bisa,kau Belikan kami makan malam Jeremy??,Aku akan membangunkan Lyn!"

Jeremy mengangguk singkat,dan dalam Hitungan detik pria pirang itu sudah menghilang dari ruangan itu.

Arsen,berjalan perlahan kearah Lyn yang masih tertidur,berjongkok tepat hadapan wajah Lyn mengelus pipi nya pelan,kemudian alis nya.

Kening Lyn tampak mengkerut,menandakan dia akan segera bangun dari tidur nya,tak lama kelopak mata itu membuka perlahan,menampilkan mata hitam bening yang langsung bertubrukan dengan mata biru Arsen yang menatap tepat ke mata nya.

Lyn,terlonjak kaget karena jarak wajah mereka yang terlalu dekat,bangkit dengan cepat dan langsung berdiri..

"Khhh"

Lyn oyong dan langsung jatuh terduduk,dia terlalu kaget dan berdiri tiba tiba,aliran darah nya belum normal dan tubuh nya masih lemas.

"Apa aku sebegitu menyeramkan nya,sampai kau takut begitu??"

Lyn,mengigit bibir bawahnya,dari nada Suara Arsen sepertinya pria itu kesal.

"Maaf Pak,saya kaget!"

lirih Lyn pelan,tiba tiba Lyn teringat dan menatap Arsen yang berdiri tepat di depan nya.

"Sa_saya kenapa bisa tidur di sini pak??" 

tanya Lyn gugup. "Apa Aku tadi ketiduran,saat bekerja??"

Lyn meruntuk dirinya sendiri jika hal itu benar benar terjadi,what the hell,ini hari pertama nya bekerja kan.

Arsen tersenyum tipis,membuat Lyn kagum walauppun senyum itu hanya sepersekian detik.

"Tadi kau,pingsan di kamarmandi Ku.mungin karena kau kelaparan,jadi kau ku tidurkan di sini!"

bohong Arsen,karena dia menghapus ingatan Lyn di restoran tadi

Mulut Lyn menganga tidak percaya,dan menunduk malu meruntuk dan memukul kepala nya pelan.

"Dasar bodoh,kenapa bisa pakai acara pingsan??!!" batin nya kesal.


Diasaat Lyn,meruntuki kebodohannya,Arsen hanya tersenyum melihat tingkah Lyn,dan tak lama pintu terbuka,dan muncul sosok Jeremy yang membawa banyak jenis makanan di pelastik yang di tentengnya.


"Ini makanan yang anda pesan Tuan,saya membeli banyak karena tidak tahu selera Nyonya"


Mata Lyn,melotot mendengar kata nyonya dari jeremy,hey dia belum menikah kenapa di panggil nyonya??!!

Lyn hendak menyela,tapi Arsen sudah memotongnya lebih cepat dan pria itu pun pergi dengan meninggalkan banyak makanan di hadapan Lyn.


"Ayo makan,aku lapar karena harus menunggumu sadar!"

merasa bersalah,Lyn dengan cepat mengelurkan semua makanan yang ada di dalam plastik dan menata nya di meja tamu di kantor Arsen.

Lyn,mengigit Bola daging Steak ya nikmat,dia sangat kelaparan karena dari siang perut nya kosong.

tak sengaja dia melihat Arsen yang juga sedang memakan makanannya,Entah kenapa Milik Arsen terlihat lebih Lezat,membuat Lyn menelan Ludahnnya berat.

"Apa yang kau pikirkan bodoh!!"

Lyn menggelengkan kepalanya cepat,dan memakan makanan nya kembali tapi mata nya tetap tak lepas dari makanan Arsen.

"Ini!"

Lyn kaget saat Arsen mengarahkan sendok berisikan potongan daging ke mulut nya.

dia hendak protes namun dengan cepat Pria itu memasukkan potongan daging itu ke dalam mulut Lyn.

"Kalau kau mau,kenapa tidak bilang??"

Arsen,kembali momotong daging milik nya dan menyuapkan kembali ke mulut Lyn.

Lyn menerimanya Ragu,dia juga binggung kenapa dia Inggin??.


semua,Makanan Di kotak Arsen sudah habis dan dia mulai membuka kotak Pizza dan melahap dengan satu potongan besar.

"Kau masih mau??"

Lyn,mengeleng cepat,dia sudah kenyang memakan 2 kotak,Bola Steak daging sapi.

Arsen mengangguk dan mengambil pizza potongan berikutnya.

Lyn hanya diam,dan memandang Arsen yang Asik dengan Pizza nya,Dia tampak berbeda dengaan saat serius bekerja,di hadapan Rekan bisnis dan karyawannya.

dia tampak begitu hangat,walau seperti ada kegelapan yang masih mengikutinya dari belakang.


*****


"Aku yakin,Wanita di Restoran itu adalah Matenya,begitu Harum dan segar

aku akan menunggu,sampai bayi-Bayi itu terbentuk sempurna!!"

Pria itu menjilat Bibir nya nikmat.

"Mate Mu,juga akan ku nikmati sebentar lagi"

Pria itu tertawa keras,mengelegar membuat hutan menyeramkan itu tampak lebih menyeramkan lagi.


To Be Continued.


Descendant Of the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang