27

50.9K 3.6K 16
                                    

Arsen,menguncang tubuh Lyn pelan.dan kadang terkekeh saat melihat Lyn mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Eh,Arsen??'' bisik Lyn dengan suara serak karena baru bangun tidur.

di liriknya sekitar,dan mereka sudah ada di kamar mereka.

"Kenapa di sini??" binggung Lyn dan menatap pria di hadapanya.

"Kau tadi tertidur di hutan,jadi aku membawamu pulang!"

"Lalu,dagingnya??" Lyn sedikit kecewa,karena Tertidur.pasti Arsen tidak jadi menangkap Buruannya.

"Ada,di meja makan.sekarang ayo makan!"

Seketika mata Lyn melebar semangat,dan memeluk leher Arsen senang.

"Ini daging rusa,ini kerbau hutan,dan ini Babi Hutan" Pelayan meletakkan daging daging segar yang telah di potong,dengan rapi dan bersih.di atas piring-piring keramik dan menyajikan nya di hadapan Lyn.yang menatap dengan semangat di kursinya.

"Enaknya!" Gemass,Lyn saat memakan satu potong besar,daging Babi hutan.

"Ini juga enak!" pekik nya lagi saat memakan daging Kerbau Hutan.

"Emmmm,Lezatnya." Lyn kembali mengomentari saat memakan daging Rusa.

"Kau mau??" Tanya Lyn,menyodorkan potongan daging ke arah Arsen yang malah menatapnya,lembut.

"Tidak,makanlah.Kalian bertiga lebih mengiginkannya"

Lyn menganguk dan kembali memakan dagingnya,dan Arsen dengan telaten membersihkan bibirnya yang sedikit belepotan darah,dari daging yang di makannya.


"Kenapa belum tidur juga,Sayang??" tanya Arsen sambil terus memengelus perut Lyn.

"Tidak,aku mau tidur.kok!" Elak Lyn,dan menyusupkan kepalnya,di Dada Arsen.pria itu sudah menganti baju dengan yang baru.setelah Lyn menghabiskan dagingnya dia mulai mengantuk.

dan sekarang di sinilah mereka,di kamar yang nyaman dan hangat.

dengan Arsen yang memeluk Lyn,sampai wanita itu mencapai mimpinya,dan kemudian menyusulnya,.



*****

Lyn berjalan pelan.dengan buah apple yang selalu di gigit nya pelan,"Queen anda mau makan siang??" tanya seorang pelayan ramah,saat melihat Lyn yang baru kembali dari taman dan menuju kamarnya dan Arsen.

"Nanti saja setelah Arsen pulang" sahut Lyn tersenyum manis dan di angguki pelayan yang mengangguk hormat dan meninggalkannya sendiri.

"Momy tidak sabar melihat kalian" kekeh Lyn pelan saat merasakan pergerakan Bayinya,saat dia sudah memasuki kamarnya.

Lyn menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur.membaca novel tebal dan tangannya masih setia mengelus perut besarnya yang sudah 9 bulan dengan pelan.

"Hay..sayang"

Lyn memejamkan matanya pelan saat merasakan ciuman lembut di keningnya.

"Sudah pulang,Ayo makan siang!" kekeh Lyn saat Arsen menciumi perutnya.

"Baiklah,tapi aku inggin menunjukkan sesuatu"

"Apa??" tanya Lyn penasaran.dan duduk di sebelah suaminya.

"Kemari" Arsen menarik tangan Lyn pelan dan merangkul pinggul istri nya lembut.

Lyn menatap Arsen binggung karena suaminya itu membawanya berdiri tepat di hadapan sebuah gorden merah marun yang bergambar lambang kerajaan milik suaminya itu.dan ini masih di dalam kamar mereka,hanya 10 langkah dari tempat tidur mereka.

"Apa ini??" tanya Lyn lebih binggung lagi karena saat dia mengangkat gorden itu yang tampak hanya tembok bercat Cream sama seperti tembak lainya di kamar mereka.

"Sabar sayang" kekeh Arsen.mengecup kilat bibir Lyn yang mengerucut heran.

"Mana kalungmu??" tanya Arsen,dan Lyn melepas kalung berbandul hijau yang dulu pernah di berikan Arsen padanya.

"tempelkan di tembok" suruhnya lagi.

"Dimananya??,tidak ada tempat untuk meletakkan nya!" keluh Lyn binggung dan ragu.

"Dimana saja sayang,sekarang tempelkan di tembok"

Lyn menurut dan menempelkan bandul kalung itu dan menariknya kembali.

sedetik kemudian tembok itu berderak pelan,membuat Lyn kaget dan merapatkan tubuhnya ke arah Sang Raja.

tembok tampak terbelah menjadi dua menyerupai pintu kecil yang hanya muat untuk di lalui satu orang saja.

"Ayo masuk" ajak Arsen menarik tangan Lyn.

"Tidak!" tolak Lyn cepat karena di dalam sana tampak gelap dan sesak.

"Tak apa Baby,aku di luan yang masuk lalu kau.ok??" Arsen tersenyum pelan dan melangkah ke dalam.

"Kemari!" Arsen mengulurkan tangannya,ke luar dan di sambut Lyn sedikit ragu.

"Percaya padaku,Lyn" bisik Arsen saat mereka sudah ada di dalam Lubang.

tak lama tembok langsung tertutup seperti semula dan tiba tiba ruangan itu menjadi terang.

Lyn terkejut saat mendapati ternyata ini adalah lorong pendek dengan sebuah ruangan di ujungnya.

"Tempat apa ini,Arsen??" tanya Lyn,saat mendapati Ruangan seperti kamar di Ujung lorong.tidak besar,tapi cukup lengkap dengan sebuah tempat tidur single bed clasic,dan lampu kristal kecil yang sudah sukup untuk membuat ruangan kecil ini terang.

ada lemari kayu kecil,dengan lantai yang di lapisi karpet bulu lembut berwarna cream.dan terdapat kulkas kecil di sudut ruangan,dan rak buku kecil dengan buku buku tebal di sana.

"Tempat apa ini??" tanya Lyn sekali lagi dan mendudukkan dirinya di pinggir kasur empuk,mengoda Lyn untuk berbaring.

"Dulu aku suka berdiam sendiri di sini,jika stres memikirkan perusahaan,ataupun tentang kerajaan ini.di sini membuat ku tenang" 

Lyn hanya manggut manggut,."Lalu siapa yang tau tempat ini??"

"Tidak ada,hanya kita berdua" sahut Arsen pelan dan membaringkan Lyn pelan dan mengurungnya di bawahnya.

"Manis sekali" kekeh Lyn dan menatap Arsen yang kelihatan menawan di atasnya.

"Ini hanya untuk kita berdua,sayang" lirih Arsen dan mengecup perpotongan Leher dan bahu Lyn lembut.

"Arsen.."legguhnya pelan saat merasa,Arsen menjilat dan menggigit kecil kulit lehernya.

"I need You,Beph" bisik Arsen pelan,dan memindahkan ciumannya ke bibir milik istrinya.

Lyn menganggu pelan."Sekali saja,kita harus makan siang dan kau harus ke kantor.right??". Arsen mendengus namun mengiakan juga."tapi aku tidak janji sayang" kekeh batin Arsen,dan mulai mengoda istrinya dengan sentuhan sentuhan nya.




To Be Continued

Descendant Of the KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang