Zayn's pov
Aku melihatnya,
Seminggu yang lalu dia meminta pisah dariku dengan alasan akan melanjutkan studi di Jepang, tapi
Dia sedang berpegangan tangan, sambil bercanda ria dengan seseorang yang aku kenal, yang aku kenal sejak bayi,
Chloe dengan Liam?
Liam?
Ku ulang sekali lagi, Chloe dengan Liam?
Jadi Chloe bermain api dibelakangku? Dengan Liam ? Sahabat terbaikku ?
Author's pov
Zayn menggebrak meja, dia tak bisa menahan emosi-nya lagi yang sudah melebihi maksimalnya. Keadaan di restoran menjadi tegang. Semua orang tercengang melihat Zayn yang sekarang sudah berada didepan meja makan Chloe dengan Liam.
"APA ARTI PERTEMANAN SELAMA INI LIAM? KENAPA KAU TIDAK BILANG KEPADAKU? KALIAN BERDUA BERMAIN DI BELAKANGKU SELAMA INI, DAN KAU ...." Zayn menggebrak meja hingga pecah, mendekati meja kasir dan meletakkan beberapa lembar uang £100 lalu menarik lengan Grace keluar dari pusat perbelanjaan itu. Reaksi Grace saat Zayn marah tadi adalah mematung tanpa merubah posisinya.
*
Sekarang Zayn dan Grace sudah dalam perjalanan pulang. Grace masih melamunkan hal yang terjadi '10 menit yang lalu', dia tak menyangka Zayn akan semarah itu. Sedangkan Zayn masih tak percaya, sahabatnya yang sudah dianggapnya sebagai saudara kandung bisa membohonginya.
Jadilah keheningan yang sangat-sangat canggung meliputi mereka.
Zayn sudah memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Grace.
"Terima kasih Zayn atas makan siang dan tumpanganmu." Grace hendak membuka pintu mobil, tetapi Zayn menahan lengan Grace.
"Maafkan aku atas sikapku tadi Grace. Aku tadi benar-benar tak bisa menahan emosiku, aku tak kuat melihat-"
Grace's pov
Omongan Zayn aku potong karna aku bisa melihat Zayn menggigit bibir bagian bawahnya yang berarti dia sedang menahan emosi,
"Tak apa Zayn. Aku tahu perasaan itu, aku juga pernah merasakannya." Aku tersenyum kepadanya, diikuti senyuman yang dibuat Zayn juga. Lama-kelamaan aku merasa Zayn mulai melepas lenganku
Sebelum aku ingin membuka pintu mobil, lagi-lagi Zayn menahan lenganku, "Grace, bolehkan aku menginap dirumahmu hari ini saja? Aku butuh teman sekarang. Just calm down, i can sleep on sofa."
"Menginap dirumahku? Uhm, baiklah. Dan kau tak perlu repot-repot tidur di sofa, ada banyak kamar kosong." Zayn tersenyum lalu kami berdua keluar dari mobil Zayn, memasuki rumahku.
"Uhm Zayn, aku ingin pergi mandi dulu, kalau kau ingin pergi mandi juga, kamar mandi ada di dekat tangga. Dan baju nya ambil saja dilemari yang berada dibawah tangga, ada kaos ayahku. Tapi untuk pakaian dalam-mu, uhm, aku tak yakin" Aku mengucapkan kalimat itu dengan nada menggantung, lalu tiba-tiba Zayn terkekeh sebentar,
"Aku selalu membawa pakaian luar dan pakaian dalam di mobilku Grace, tenang saja. Tak perlu panik seperti itu" Aku hanya tertawa untuk menghindari rasa malu-ku.
"Uhm .. Baiklah" Aku berlari pelan menuju kamarku yang berada di lantai dua.
Zayn's pov
Sial, aku tak membawa handuk. Baiklah, minjam saja pada Grace.
Aku mengetuk pintu kamar Grace berulang kali, tapi tak ada jawaban sama sekali.
"Grace?" Masih tak ada jawaban. Ugh, baiklah aku akan mencoba membuka pintu kamarnya, semoga tak terkunci. Maaf aku tidak sopan mungkin.
Aku membuka pintu kamarnya perlahan, ketika aku melangkah satu langkah kaki di kamar Grace, pintu kamar mandi juga ikut terbuka dan aku melihat ...
Author's pov
"AAAAAAAAA" Teriak Grace dan Zayn bersamaan. Zayn masuk kamar Grace pada saat bersamaan dengan Grace keluar kamar mandi hanya dibalut oleh sehelai handuk dengan rambutnya yang basah tergurai acak-acakan.
" ZAYN APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! KELUAR SEKARANG!" dengan spontan Grace langsung mengusir Zayn keluar, sedangkan Zayn hanya menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Kalau masuk ketuk pintunya terlebih dahulu." Teriak Grace memperingatkan dari dalam kamar.
"Aku sudah melakukannya Grace." Zayn menjawab dari luar kamar Grace, dia terkekeh geli.
"Aku hanya ingin meminjam handuk."
"Sebentar!"
Grace memunculkan kepalanya dari balik pintu, "Ini, ambil-lah." Grace melemparkan handuk berwarna merah jambu kearah Zayn.
"Merah jambu?" Zayn terlonjak kaget.
"Tak ada lagi! Ada satu lagi tapi kecil."
"Tak apa, kan hanya dipakai untuk rambutku." Zayn mendekati Grace.
"APA YANG KAU LAKUKAN? JANGAN MAJU!" Grace teriak kaget.
"Aku hanya ingin mengembalikan handuk ini." Zayn mendecak kesal.
"Lempar saja, jangan mendekat! Siapa tahu kau nekad." Ujar Grace sembarang.
Zayn mendecak kesal lalu melempar handuk merah jambu yang menurutnya norak itu kerah Grace, "Jika aku nekad, aku sudah melakukannya daritadi." Ujar Zayn pelan lalu terkekeh.
"Aku mendengarnya Zayn!" Grace teriak dari dalam kamar lalu keluarlah handuk kecil berwarna hijau melayang dari kamar Grace. Lalu Grace menutup pintunya kasar dan menguncinya, Zayn hanya terkekeh semakin geli dan beranjak membersihkan tubuhnya.
*************
Thanks for reading < 3
Don't forget to leave vote/s/ and comment/s/-zayntentaclesxx-
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}
Fanfiction"Rain teaches us about everything. From the best things until the worst things. It will save me from the danger things. But the rain doesn't do it, but you are, the person who do it for me. You are my rain. You teach me about happiness and sadness...