nine

6.1K 488 10
                                    

Liam's pov

SIAL !!

Teman macam apa aku ini?

Bermain api dibelakang sahabatku sendiri ! Sahabat yang sudah terjalin 10 tahun kini hanya apa ??

Perempuan jalang itu berbohong padaku !

ARGH !!!!!!

Aku tak menghiraukan semua barang diatas meja kamarku yang berantakan kemana-mana

Sudah kucoba menelfon berkali-kali, tetapi apa hasilnya? Dia tak percaya padaku, ia tak mengangkat telfonku satu pun.

Author's pov

Grace terbangun dengan mendapati dirinya tertidur di bahu Zayn dan tangannya memegang sebuah kotak pizza yang tadi malam mereka pesan. Grace langsung melihat jam yang menunjukkan pukul 8 a.m tepat, yang berarti Grace telat pergi ke kampus. Grace langsung berdiri, dan berlari ke kamar mandi seperti sedang berlari marathon. Setelah 3 menit berada di kamar mandi, entah mandi apa, Grace berlari ke kamar tidurnya dengan handuk berwarna hijau yang melilit ditubuhnya, tanpa menghiraukan Zayn yang ternyata sudah terbangun dan melihat aksi Grace yang berlari seperti sedang lomba marathon.

Karena penasaran, Zayn berjalan gontai menuju pintu kamar Grace. Zayn tahu bahwa kamar Grace dikunci karna kejadian semalam, jadi Zayn berdiri-bersender dipintu kamar Grace. Saat Zayn mulai tidur-berdiri, Grace membuka pintu kamarnya dan alhasil, Zayn jatuh menimpa tubuh Grace.

Mata mereka bertemu selama beberapa menit, lalu Grace menyadarkan keduanya dari dunia khayalan mereka masing-masing.

"Zayn, apa yang kamu lakukan? Kan aku sudah memberitahumu, jika ingin masuk ke kamarku, ketuklah pintunya terlebih dahulu" Grace bertolak pinggang, mengomeli Zayn yang terkekeh sekarang sudah berdiri didepannya. "Abisnya kau lari seperti pelari marathon. Pelari marathon kamar mandi, seharusnya tahun depan pelari marathon hanya menggunakan handuk sepertimu tadi" Zayn terkekeh lagi karna ucapannya tadi, sedangkan Grace, menatap Zayn sinis. "Ah, terserahlah. Sekarang aku sedang buru-buru ke kampus Zayn. Bisa tidak kau mengantarku?" Grace yang tadinya bertolak pinggang sekarang memegang lengan Zayn dan memasang wajah puppy face-nya.

"Tidak mau, sampai kau memberiku ini" Zayn menunjuk pipinya dengan jari telunjuknya yang lentik. "Ini?" Grace membuka tangannya lebar dan mengangkatnya setinggi wajah Zayn. "Bukan itu, tapi ini" Zayn menunjuk bibir Grace yang tadinya tersenyum sekarang ditekuknya kebawah. "Ayolah Zayn, aku bersungguh-sungguh. Aku tak mau telat dengan alasan disuruh mencium seseorang" Grace melipat tangan di dadanya. "Aku juga tak mau kau telat, cepatlah ini" Zayn menunjuk lagi pipinya, dan ia merasakan sesuatu yang lembut dan lembab menempel dipipi kanannya. "Kan kalau begitu lebih cepat, ayo!" Zayn menarik Grace menuju ke mobilnya yang terlihat gagah dan berwarna hitam mengkilat itu. Seperti biasa, Zayn membukakan pintu mobil untuk Grace dan menutupnya kembali seperti Pangeran dan Putri yang ingin menaiki kereta kuda, dan sang Pangeran lah yang menjadi kusirnya.

Di dalam mobil itu hanya terdengar alunan musik yang berirama jazz dan hanya deru mesin mobil yang berbahan bakar solar itu. Tak ada yang memecahkan keheningan itu. Hanya pikiran mereka masing-masing yang terngiung di otak dan hati mereka masing-masing.

"Grace, nanti aku akan pulang bersamamu" Kata Zayn seraya Grace membuka pintu mobil yang berhenti tepat di depan pintu masuk universitas yang berdiri megah itu. "Baiklah, see you" Balas Grace seraya keluar dari mobil dan berlari menuju kantin, karena ia tidak akan diberi izin masuk ke kelas jam pertamanya. Ini sudah lebih 30 menit.

*SKIP*

Grace's pov

"Tadi aku telat, jadinya enggak masuk aja deh, daripada kena omel" jelasku pada Berry yang bertanya padaku saat bertemu dikantin, kebiasaan.

OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang