three

7.2K 600 11
                                    

Grace's pov

Zayn,

Darimana asalnya ?

Darimana ia tahu disitu ada aku?

Padahal sedang turun hujan

Apakah dia Dewa Hujan yang selama ini menemani aku? Kalau ya, apakah dia selalu mendengar keluh kesahku selama ini? Tapi kalau benar, dimana sayapnya tadi? Dia hanya mengenakan kaos tipis dengan jeans panjang.

*

"Astaga Grace, kau masih normal? Kau masih punya pikirankan? Kau bukan Cleopatra yang dikutuk untuk menjadi gadis di masa depankan?" tanya Berry, panik memegang dahiku. Padahal aku tahu ia meledekku

"Kau yang sudah tidak normal Berry. Singkirkan tanganmu!" kataku menepis tangannya

"Aku bukan Cleopatra." lanjutku

"Tapi kau terlalu menghayal, mana ada Dewa Hujan didunia nyata ? Itu hanya sebuah dongeng tua, kuno. Oh my God, I need an ambulance right now."

"For who?" tanyaku polos

"For you of course." dia mencium pipiku.

Ewh.

"Ough! Don't ever ever kiss me." batinku sambil menampar pipinya pelan.

Krik .. Krik

Semua orang dikantin menjadi sepi dan menatap kami dengan tatapan tidak terartikan.

"Gosh! Guys, we are normal. We aren't a lesbian. C'mon!"

Krik .. Krik

"Back to your activity!" usirku

"I'll call an ambulance, right now." gumam Berry sambil tertunduk malu.

"Yeah, for you." kataku sambil meninju lengannya.

*

Aku berjalan pulang melalui beberapa jalan, dan jalan inilah jalan tersepi yang pasti akan kulewati.

Instingku kuat,

Someone follow me

Aku mulai berjalan dengan langkah cepat.

Shit! Ia juga semakin mempercepat langkahnya.

Oke, tenang Grace.

Dalam hitungan ketiga,

Aku lari sekuat tenagaku.

Sialan! Dia sudah tinggal setengah meter lagi dibelakangku.

Dalam hati aku berdoa supaya aku selamat dari orang ini.

Terkutuklah ini, jalan buntu.

And, he's holding my hand.

"Ingin pergi kemana lagi, manis?" godanya, sambil mencolek daguku.

Aku berusaha menepis tangannya.

Aku berteriak sekencang mungkin, namun ia menutup mulutku dengan tangannya. Kesempatan ini kuambil saja langsung, aku mengigit tangannya, dan berhasil kabur dari dekapannya.

Namun baru beberapa langkah aku berusaha kabur, ia sudah berhasil menangkapku lagi.

Dia memojokkanku ke sebuah pohon yang cukup besar, aku berteriak sekencang mungkin, semampu suaraku saat ini.

"Sstt! Tak perlu teriak. Komplek ini sangat sepi, jadi percuma tidak ada yang mendengarmu." Dia membekap mulutku lagi dengan tangan kasarnya.

"Apa yang kau inginkan?! Aku akan memberikannya tapi kumohon jangan sakiti aku." aku terisak saat ini.

"How about, we have a sex? Juniorku butuh pelampiasan." dia berbisik ditelingaku, lalu kurasakan ia menggesekkan hidungnya dipipiku.

Sangat menggelikan.

"Never in your wildest dream, Asshole!" Aku berteriak bercampur air mata yang sudah membasahi pipiku.

"We should make it tonight. So, how about we start our sex right now?" katanya dengan seringaian menggelikannya itu.

Aku hanya bisa pasrah, aku hanya ingin menyampaikan pada Tuhan, tolong kirimkan aku penyelamat, atau jika aku ditemukan tak bernyawa besok, tolong Tuhan katakan bahwa aku mencintai semua orang.

Author's pov

Zayn sedang berjalan di komplek yang sangat sepi, ia hendak berbelanja di minimarket yang ada di komplek ini, karna menurutnya itu adalah minimarket terdekat dari rumahnya.

"Never in your wildest dream, Asshole!"

Zayn mendengar jeritan seorang perempuan.

Karna perasaannya yang tidak enak, Zayn langsung berlari mendatangi asal suara tersebut.

"G." Ucapnya setelah melihat siapa perempuan itu.

*ZLAP*

Bunyi dan bentuk kilat, menandai akan turun hujan. Serta bunyi gemuruh yang sebagai tanda yang kuat akan turunnya hujan.

Zayn's pov

Aku memukul si botak ini tepat dihidungnya, aku yakin tulang hidungnya langsung retak, bahkan patah. Ia terkulai lemas terkapar ditanah. Lalu, aku mendekati G.

"Are you okay?" tanyaku memastikan.

Dia memelukku.

Eh, ada apa ini? Kenapa aku merasa, aku menyukai ini.

"Thank you so much, jika kau tidak ada, mungkin," Ucapnya terisak.

"Ssh. Tenanglah, aku disini." kataku menenangkan. Tanganku berjalan sendiri, membelai-belai puncak kepalanya, eh?

Tangisnya mulai berangsur berhenti, tapi masih memelukku.

Setelah ia berhenti menangis dia melepas pelukannya.

"Kau Zayn?" katanya sambil mengingat-ingat.

"Yeah. It's me, G. Don't cry again, i'm here." kataku sambil mengelap air mata yang dipipinya

"Hey, kau tahu namaku, tapi aku tidak tahu namamu, boleh aku tahu?" Tanyaku

"namaku- Zayn, belakangmu!" ia berseru, lalu saat aku menoleh kearah belakang.

BLAK

---------------------------------------------

Dont forget to vote(s) and comment(s)! Thank you for reading<3

OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang