Louis's pov
Akhirnya aku resmi berpacaran dengan perempuan yang aku kagumi sejak High School. Ya, dia Eleanor Jade Calder. Dia perempuan paling populer di High School, dia kapten cheers, tubuhnya yang tinggi dan langsing, menjadikannya seorang model yang cukup sukses di Inggris saat ini.
Cukup beruntung, bukan? Tapi entah kenapa sepertinya aku tidak menemukan 'kesenangan'. Padahal dulu, hanya mendapatkan senyuman darinya, rasanya seperti ingin menabrakan diri ke kapal pesiar dan membuktikan itu mimpi atau bukan. Dan malam ini, aku-lebih tepatnya Ele, panggilan khususku, mempunyai candle light dinner dengannya.
Tapi entah kenapa aku memikirkan keadaan Grace jika aku tinggal. Aku tidak tahu perasaanku pada Grace. Confused, happy, and freak at the worse way.
Grace's pov
Akhirnya hari ini, free day baby! Ya, hari ini aku tidak mempunyai jadwal untuk kuliah. Biasanya Berry yang datang membawakanku sarapan pagi, tapi ia sedang berkunjung ke rumah neneknya yang di New York. Jadinya, aku sendiri yang memasak sarapanku hari ini. Dengan gontai aku berjalan menuju dapur. Aku melihat Louis yang sedang menggonta-ganti channel, tapi dari tatapannya, ia sedang ada masalah. Entahlah.
Hari ini aku akan memasak Pancake dengan Saus apel dan madu.
*Skip*
Aku berjalan dan duduk disamping Louis, sambil membawa sarapanku. "Louis, kau mau?" kataku sambil memasukkan potongan pertama,uhm. Ia hanya menggelengkan kepalanya. "Kau kenapa Louis?" tanyaku lagi sambil memasukkan potongan yang ke-sekian kalinya. Louis menengok ke arahku, lalu ia menggelengkan kepalanya lagi. "Hey! Ceritakan saja padaku, kan kita ini .." i hate to talk this dude, "sepupu" aku memaksakan senyumanku, ya Louis, sepupu.
"Baiklah, jika kau memaksa" katanya mematikan tv besar yang ada dihadapan kami. "Aku akan berkencan malam ini, dengan kekasihku, bisakah kau membantuku mencarikan hadiah untuknya, karena kita baru saja resmi menjadi kekasih?" ucapnya lancar ..
Author's pov
DEG, itulah yang dirasakan Grace sekarang. Hatinya yang terbuat dari beling, seakan pecah ditimpuk batu.
"Selamat" Grace hanya mengucapkan itu, lalu meletakkan piring sarapannya dimeja, berlari kekamarnya dengan air mata yang sudah tak kuasa dia bendung.
Sedangkan Louis hanya memijat dahinya, ia tahu ini akan terjadi.
Grace membanting semua yang ada diatas meja belajarnya, tak jarang ada benda yang pecah. Ia hancur saat ini.
"AAAAAAA"Grace berteriak dengan suara gemetar
"Louis ...." sekarang ia terduduk dipojok kamarnya, air mata sudah membasahi pipinya saat ini, rambutnya sudah berantakan saat ia menjambaki rambutnya sendiri.
"Louis ...." ia menangis semakin kencang dengan memeluk lututnya.
Louis memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Grace.
Louis mendekati Grace, lalu memeluk sepupunya itu.
Grace tak dapat membalas pelukan Louis, yang ada dia hanya nangis dipundak Louis. Louis mengelus kepala Grace, "sssh, sudahlah Grace. Maafkan aku, i'm sorry Grace, i'm sorry" Louis mencium puncak kepala Grace. "i don't wanna lost you, Lou ..." ucap Grace parau dalam pelukkan Louis. "Never ..." Louis makin memperat pelukannya dengan Grace.
Tiba-tiba hujan pun turun, Grace dengan cepat melepas pelukkan Louis, tapi Louis menahannya. "Kau tak boleh keluar" Louis melarang Grace. "Louis lepaskan aku" Grace berusaha melepaskan tangan Louis.
"No Grace...." Louis tetap melarang Grace. "Louis, please" Grace meronta-ronta dipelukkan Louis, dia menangis semakin kencang. Louis membiarkan Grace memukul-mukul dadanya, membiarkan dirinya sendiri apa yang telah ia lakukan terhadap Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}
Fanfiction"Rain teaches us about everything. From the best things until the worst things. It will save me from the danger things. But the rain doesn't do it, but you are, the person who do it for me. You are my rain. You teach me about happiness and sadness...