Grace's POV
Aku membuka mataku yang berat secara perlahan, mengerjap-ngerjapkan mataku sesaat, dan memandang sayu sekitaranku. Menyadari bahwa aku belum dibangunkan dari mimpi menyeramkan. Namun, aku tidak bermimpi.
Aku sama sekali tidak bermimpi.
Nyatanya, aku masih melihat ruangan besar yang gelap dengan satu sumber cahaya yang berasal dari jendela ventilasi.
Nyatanya, tanganku masih diikat dibangku ini. Dan sekarang, aku hanya menggunakan kaos polos berwarna putih yang entah milik siapa dan celana pendek hitam jauh diatas lutut. Kuyakin mukaku sekarang sudah seperti buah alpukat busuk yang mengkerut dengan rambut singa yang berantakan tak karuan.
Bunyi keras yang ditimbulkan akibat pintu besar yang terbuka itu mengagetkanku. Dan saat aku baru saja menetralisir pikiranku, pikiranku sudah melayang kemana-mana karena didepanku ada seorang iblis bersama entahlah siapa.
"Sudah memimpikan mimpi yang indah, bukan?" ujarnya seraya mencengkram daguku dengan kencang.
"Saatnya mimpi buruk akan kau alami." Ujarnya dengan seringaiannya yang menggelikan itu seraya membuang mukaku. Hampir saja tulang rahangku patah pada waktu yang belum tepat.
Sekarang kedua buah anaknya sedang mengikatku pada sebuah meja dengan posisi terbalik atau artinya tengkurap. Dan aku tidak sadar saat mereka mencengkram tanganku dengan kuat agar tidak dapat melawan.
Tubuhku bergidik ngeri saat tangan hina iblis itu menyentuh kulit punggungku yang telanjang saat ini. "Cukup mulus. Tapi sayangnya dalam waktu satu jam kedepan ini, aku tidak yakin akan tetap mulus." ucapnya dan aku tahu pasti terdapat seringaian lagi yang terukir diwajah menggelikannya.
"Kau ingin gambar apa, sayang?" Suara iblis itu sambil membolak-balikkan buku entahlah itu. "Tak ada respon? Baik, aku yang memilih." Ujarnya dan selang beberapa lama, aku melihat Liam memberikan sebuah kertas yang berisikan gambaran sepasang sayap yang terdapat warna darah diujungnya.
Apa maksudnya?
Dan aku langsung menjerit kesakitan saat merasakan jarum- aku sangat yakin, mulai menusuk bagian kulit punggungku.
"Liam." Ujarku setengah menjerit karena jarum itu terus menusuk-nusuk. "Ya, honey?" tanyanya sambil memainkan ponselnya.
"Kau ingin apakan aku, brengsek?" Aku menjerit keras saat jarum itu menusuk-nusuk semakin banyak kesegala arah. Pastinya air mata sudah mengalir begitu banyak. Sungguh, ini sangat teramat sakit.
"Kau diam saja! Kau akan suka tattoo barumu, sayang." suaranya.
Tattoo?
Did he just say tattoo?
"Tolong hentikan, kumohon!" Aku menjerit lebih keras lagi saat jarum itu menusuk bagian kanan punggungku. Tapi hasilnya nihil, Liam tidak menyahut lagi. Ruangan ini sepi sekali, hanya suara jeritan dan rintihan yang berasal dari mulutku. Tak sesekali isakan suara tangis yang menggema.
"Liam.. Kumohon." Ujarku sangat parau, karena suaraku tak tersisa lagi, bahkan aku tak bisa mendengar suaraku sendiri.
"Suntikan saja obat bius!" perintah Liam kepada anak buahnya. "Jangan, kumohon. Hanya hentikan saja." Ujarku parau. Dan saat jarum suntik menusuk lenganku, semua terlihat samar, terdengar layu dan menghilang dalam sekejap.
**
Zayn's POV
Aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku sudah hampir kehilangan semangatku untuk menemukannya. Aku sudah lelah. Aku sudah menanyakan kepada semua temannya, tak terkecuali Berry karena ia tak dapat dihubungi.
Aku hanya bisa berbaring diatas tempat tidur di apartmentku sendiri. Akhirnya.
Ya, aku mendesak maskapai penerbangan agar aku mendapatkan satu tempat duduk. Karena aku selalu kalah cepat, bahkan mereka sempat melarangku pulang entah tanpa alasan. Sangat membingungkan. Akhirnya selama 4 hari mengurus semuanya dengan uang, aku dapat kembali ke London.
Suara bunyi ponselku membuyarkan lamunanku, bunyi bertanda ada pesan masuk. Aku bergidik ngeri saat melihat punggung seseorang- wanita pastinya, dipenuhi dengan tattoo yang baru saja dibuatnya, mengapa aku tahu? Lihat saja, ukiran tattoonya masih terdapat garis merah dipinggirnya.
Yang membuatku bingung adalah yang mengirim pesan tersebut, menggunakan 'no caller ID' dan memberi caption singkat
'when angel has broken her wings (;'
*****
Thanks for reading this chapter!
ceritanya makin absurd banget HAHA :") tadinya mau kasih contoh tattoonya tapi lagi error semua galucu tapi h4h4
Author hanya ingin mempercepat saja, jadi bisa fokus ke cerita lain yang masih baru-baru:')
AND THANK YOU SO MUCH OMGOMG/? !!! Officially Rain just hit 2K VOTES! Aish masih ga nyangka :') Cerita se 'nggabanget' ini dengan author gembel bisa tembus 2K B3h3h3
TAPI COMMENTSNYA DIKIT BANGET ELAH <//3
Jadi kalo mau vote, jangan lupa komennya SAYANG!
sekali lagi makasih banyak banyak !
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}
Fanfiction"Rain teaches us about everything. From the best things until the worst things. It will save me from the danger things. But the rain doesn't do it, but you are, the person who do it for me. You are my rain. You teach me about happiness and sadness...