eleven

5.8K 509 30
                                    


*Flashback On*

"Grace! Kemarilah" seru anak laki-laki berambut seperti mangkuk itu."Tidak, aku tidak mau. Nanti aku sakit" ucap Grace yang masih memandangi temannya itu yang sedang asyik bermain dibawah guyuran hujan. "Tidak, kau tidak akan sakit. Disini kan ada aku" ucap Louis seraya menarik tangan Grace. "Iya kau benar Louis. Ini tidak terlalu buruk!" ucap Grace dengan senyum polos yang mengembang diwajahnya. "Berdansa denganku" Louis mengulurkan tangannya. Grace menerima uluran tangan Louis. Kini berduanya tengah berdansa, sesekali terdengar suara tawaan mereka, walaupun kalah dengan bunyi hujan yang jatuh ke tanah.

"Grace, Louis. Apa yang kalian lakukan? Cepat masuk!" panggil Jess, yang tak lain adalah ibu kandung Grace. Jess memberi Louis dan Grace handuk masing-masing. Menyiapkan air hangat di kamar mandi untuk anaknya dan keponakannya. "Setelah selesai, turunlah keruang tengah, akan kusiapkan coklat hangat dan wafer" ucap Jess seraya meninggalkan mereka berdua.
Setelah mereka selesai mandi dan mengganti pakaian, mereka bergegas keruang tengah, berjalan menuruni tangga, saling berpegangan tangan.

Hanya terdengar suara wafer renyah yang digigit. "Louis..." Grace memecahkan keheningan diantara suara wafer yang renyah. "Ya?" ucap Louis sambil meletakkan gelas coklat hangatnya. "Aku kedinginan. Butuh pelukan Louis" Kata Grace sambil melinting tangannya di ujung bajunya yan berwarna peach. "Free hug Louis just for Grace" Louis membuka tangannya lebar-lebar, disambut oleh Grace. Mereka berpelukkan cukup lama, karna Grace tak kunjung melepaskan tangannya. "Grace?" ucap Louis yang terdengar panik. "Grace!! Bibi Jess !" Louis berteriak-memberitahu Jess. Jess yang daritadi sedang memasak didapur langsung bergegas menuju ruang tengah. Jess berjalan mendekati Grace yang sudah Louis baringkan diatas sofa, memegang kening Grace yang panas. "Dia demam Louis" ujar Jess sambil tersenyum. "Demam? Apa ini semua salahku? Maafkan aku bibi Jess aku tidak bermaksud" ucap Louis parau. "Tidak, ini bukan salahmu. Aku memaafkanmu." ujar Jess sambil mengelus rambut mangkuk Louis. "Terimakasih bibi Jess" ucap Louis sambil memeluk Jess.

"Sekarang Louis mau bantu bibi kan?" tanya Jess pada Louis. Louis menganggukan kepalanya. "Baiklah, aku akan mengambil air hangat untuk mengompres Grace. Kau jaga Grace, siap?" "Tentunya aku siap!" ujar Louis bersemangat. "Good boy" Jess mengelus kepala Louis seraya meninggalkan Louis.

Louis memposisikan dirinya duduk disebelah Grace yang masih terbaring. Diliatnya muka Grace yang terlihat pucat dan lemas. "Grace, Louis minta maaf ya. Louis janji, Louis bakalan jagain Grace, selalu. Louis janji, Louis gabakalan biarinin Grace main ujan-ujanan lagi" kata Louis kepada Grace yang masih tertidur, mencium kening sebentar lalu memegang tangan Grace.

"Mah, Louis nginap yah disini. Kasian Grace ga ada temennya, please mom" rengek Louis kepada mamanya, Johannah yang baru saja datang untuk menjemput Louis. "Nanti kasihan tante Jess, nti kamu bikin repot deh." ucap Jo sambil melirik Louis dan Jess secara bergantian. "Engga, ga apa apa kok kalau Louis mau nginep disini" ucap Jess sambil tersenyum. "Iya mah, ga apa apa. Louis janji, Louis gabakalan nakal, nangis, repotin bibi Jess" Louis mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'. "Baiklah. Jess, aku titip Louis yah. Maaf menambah bebanmu sehari" Ucap Jo seraya hendak keluar dari rumah Grace. "Tidak akan." ucap Jess tersenyum. "Dadah mama!" Louis melambaikan tangannya pada Jo yang sudah keluar dari rumah Grace.

Selama seharian ini, Louis berada dikamar Grace. Terkadang, Jess memergoki Louis yang sedang bernyanyi dihadapan Grace, berusaha menghibur Grace. Louis yang memberi Grace obat, menyuapi Grace saat makan. Dan hal itu membuat Grace menaruh hati pada Louis. Mungkin dulu masih cinta monyet, tetapi seiring jalannya waktu, Grace berharap Louis mempunyai rasa yang sama dengan dirinya.

*Flashback off*

"Grace, kamarku dimana?" Louis membuyarkan lamunanku. "Ikut aku" aku menarik tangan Louis yang memegang tas pakaian yang ia bawa. "Ini kamarmu, kamarku ada disebelah." aku menunjuk kamarnya (sementara) dan menunjuk kamarku. "Kalau ada apa-apa, datang saja kekamarku, aku ada disana. Jangan lupa ketuk pintu dulu." aku menceritakannya panjang lebar. "Ok." dia hanya menjawab itu dan langsung masuk kekamarnya, membawa tas nya itu.

*SKIP*

"GRACE!" ucap Louis yang tiba-tiba ada disampingku. "Louis kau mengagetkanku, kan aku sudah bilang ketuk pintu dulu aaaaaaaaargh! Rasakan ini" aku menggelitiki leher Louis tanpa ampun! "Kyaaaaaaaaa...... Graceeee!!! Aaaaa !!! Hentikan haha aku hahahahahahaahaha Grace" ucapnya memohon, sayangnya tidak segampang itu, "Teriak 'Grace adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, bahkan aku Louis Tomlinson adalah fans terberatnya' maka tidak ada rasa geli dilehermu" kataku, tapi masih menggelitikki lehernya. "Apa? Hahahaha baiklah hahahahaa tapi lepaskan hahahahaa dulu ini" aku melepaskan tanganku dari lehernya.

"Grace ..... Rasakan ini!!" dia menggelitikki lenganku, ah tidak! Dia tahu kelemahanku! "Louis hahahaha ini hahahahaahahaa lepaskan hahaaha" Aku tidak main-main, ini sungguh menggelikan. "Cium aku dulu...." "Tidak akan hahaha" aku masih berusaha menghindar tapi hasilnya nihil. "Baiklah, rasa geli ini akan ada sampai kau tidur nanti" mati aku kalau sampai tidur. Aku sudah tidak bisa menahannya, "Baiklah.. Lepaskan dulu" aku menepis tangannya dari lenganku. "Dibagian mana?" aku bertanya. Louis memutar-mutar jari telunjuknya dan berhenti dibibirnya. "APA? Kau gila?" Louis hanya menggelengkan kepalanya, sial. "Cepat atau......" dia mendekatkan tangannya ke lenganku, tidak! Aku tidak akan! "baiklah" kataku pasrah. 'kau tidak akan mendapatkannya hari ini Louis' batinku. Ya, saat sudah dekat, aku akan menghindari bibirnya dan berteriak di telinganya 'KAU SAJA CURANG LOUIS'

Saat aku mulai mendekat kearahnya, tinggal 1cm lagi, aku mengarahkan kepalaku ke telinga kanannya, tapi hasilnya,

Sesuatu menempel dibibirku, lembab dan mengisi full bibirku. Itu Louis, aku menciumnya.

Aku tidak bisa berfikir

Louis melepaskan bibirnya perlahan dan berbisik ditelingaku, "Kau kalah Grace, bersiap-siaplah malam ini kita akan berbelanja" lalu ia mencium pipiku, meninggalkanku yang mematung

Aku masih tidak bisa berfikir

Apa aku masih waras? Sepertinya iya

Tanganku bergerak sendiri, memegang bibirku yang baru saja menyentuh bibir Louis yang begitu ...

Sebuah senyuman mengembang diwajahku

Jadi saat tadi kepalaku kekanan, kepalanya juga ikut kekanan ....

Apa ini ?

Aku tak peduli, aku mencium Louis atau aku dicium Louis, yang penting adalah ...

Rasa sayangku kepada Louis yang sudah aku kubur dalam-dalam, bangkit kembali. Bukan sekedar rasa sayang sebagai sepupu maupun sahabat, tapi lebih dari itu.

*SKIP*

Sekarang aku dan Louis sudah berada dalam mobil, menuju pulang kerumah. Ya, tadi kami sudah berbelanja. Kau tahu daritadi, saat pertama kali melihatnya lagi setelah kejadian 'aneh' tadi, aku sama sekali tidak membuka pembicaraan terlebih dahulu, saat Louis bertanya kepadaku, aku hanya bisa menjawab 'Ya' atau 'Tidak' terkadang 'Apa Saja', kau tahu, aku kehabisan kata-kata hanya dengan bertatapan dengannya.
Tadi Louis sempat bertanya, mengapa aku tiba-tiba diam. Sebenarnya aku ingin menjawab 'KARNA CIUMAN KONYOLMU YANG MEMBUATKU KLEPEK KLEPEK BODOH' tapi kalimat yang aku kuucapkan adalah 'gigiku sedang sakit', kurang gugup apalagi aku? Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Louis hanya tersenyum usil saat melihat wajahku merah, wajahku merah saat ia mencubit pipiku tadi di supermarket. Aku seperti seorang idiot sekarang. Ya, hanya LOUIS yang dapat menjadikanku seperti ini, idiot. Tidak ada yang lain, bahkan Zayn. TUNGGU? APA? ZAYN? Lupakan ia. Ia hanya dosen dikelasku. Mungkin ia sedang mempelajari apa yang akan diajarkannya besok atau apalah, aku tidak peduli toh?

"Sudah sampai nona" ujar Louis membuyarkan lamunanku. Dia sudah membukakan pintu mobilnya. Lagi-lagi wajahku memanas, astaga.

*********

Maaf, harusnya chapter ini gabung sama chapter sebelumnya, eh wattpad error jadi kepisah :((

Gimana sama cerita ini?
TOLONG TINGGALKAN COMMENT DAN VOTE! No silent readers please:) aku tau cerita aku gasebagus yang lainnya, tapi please ngehargain:) i try. coba, lo bikin cerita, yang baca 13K, yang vote dan ninggalin jejak cuma 5 orang, nyesek ga sih:)

Gua lanjutin cerita ini karna orang yang udah vote! Tanpa mereka, mungkin ini cerita udah gua buang. SO THANK YOU GUYS! YOU MEAN A LOT TO ME!

Maaf kalo typo/ganyambung:) maklumin, semua manusia punya kesalahan(?)

Baiklah, please leave ur comment and vote!

Thanks for reading! Xx

OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang