EDITED<3
Zayn's Pov
"Zayn? Apa yang kau lakukan?" aku mendengar suara, masih samar-samar. Aku mengusap mataku lalu membuka perlahan mataku hingga benar-benar terbuka dan melihat Louis didepan mataku.
"Louis?"
Aku menoleh ke sebelah dan mendapati Grace. Aku memandangnya dengan bertanya.
Grace? Apa? Aku tidur disini? Bersama Grace semalam? Atau jangan-jangan aku tertidur saat menonton film itu?
"Ikut aku kau, bad boy." Louis menyeretku keluar kamar Grace. "Lepaskan aku!" Aku menepis tangannya yang mencengkram kuat lenganku.
"Jelaskan padaku bagaimana, kau bisa tidur bersama Grace?" tanyanya sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
"Watched film, and I slept." kataku mengendikan bahu.
"You didn't do anything?" tanyanya lagi. Apa maksudnya? Enak saja mengatakan aku sudah melakukan 'sesuatu' dengan Grace.
"I'm not an asshole, mate. I didn't do anything with her." Aku meninggalkannya.
"Eh, apa lagi yang kau mau lakukan?" Louis mencegahku. "Ck, kau ini, aku ingin mengambil handpone-ku, bodoh. Kau kira aku mau apa?"
Aku masuk dan menemukan Grace sudah terbangun dengan posisi terduduk, berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Grace, I need to go. Thank you for last night." aku tersenyum menoleh kearahnya, lalu duduk disampingnya.
"Aku tak bisa menjemputmu hari ini, karna aku berangkat pukul 2 siang. Mintalah Louis mengantarmu. Tidurlah lagi, kau masih bermimpi." aku mengacak-acak rambutnya, lalu mencium pipinya dan beranjak meninggalkannya dikamar.
Aku turun ke lantai bawah dan mendapati Louis sedang menonton 'Glee' dengan roti dan teh ditangannya. Typical Tomlinson's family.
"Aku pamit." aku hanya mengucapkannya lalu keluar untuk menyalakan mobil kesayanganku.
Grace's pov
'tidurlah lagi'
Lalu aku merasakan sebuah bibir yang lembab menyium pipiku, dan pergi. Lalu aku benar-benar tertidur lagi.
"Grace, bangun ini sudah pukul 7, kau tak mau terlambat, kan?" aku merasakan ada yang memegang pipiku. Aku membuka mataku dengan perlahan dan mendapatkan Louis didepan mataku.
"Uhm, baiklah." aku langsung terbangun dan berjalan gontai kekamar mandi yang ada dikamarku. "Akan kubuatkan susu cokelat hangat dan pancake dibawah, don't miss it!" aku mendengar Louis, lalu mendengar pintu ditutup.
Aku turun ke lantai bawah dengan tas menggantung di bahu kananku. Aku mendapati Louis sedang menaruh pancake ke piring, yang mungkin untukku.
"Morning, Grace." ucapnya seraya duduk dihadapanku.
"Morning, Lou." ucapku sesingkat-singkatnya. Aku memakan pancake buatan Louis, saat aku makan Louis hanya memandangiku, lalu sekali-kali tertawa karna aku memakan pancake itu hingga memenuhi mulutku yang kecil, menurutnya. Lalu, meminum susu coklat hangat buatan Louis yang langsung terasa hangat di tubuhku.
*
"Grace, apa bisa kau nanti tepat waktu? , aku punya janji dengan, hm.." Louis ragu-ragu mengucapkan nama Eleanor.
"Ele? Baiklah." aku tersenyum, sedikit dipaksakan, kearah Louis, lalu keluar dari mobilnya.
Aku bertemu Berry di lorong 'gosip'. Ya, lorong dimana mahasiswi bahkan mahasiswa bergosip. Kau bisa mendengarkan ribuan bisikan saat melewatinya.
"Berry, apa yang kau lakukan?" aku menepuk bahunya. "Ah, kau, Grace. Jam pelajaranku sedang kosong dan aku memutuskan untuk ke sini, kedengaran bodoh memang, tapi aku sudah sangat bosan." dia menyengir.
"Berarti, aku juga tidak ada pelajaran?" aku tersenyum kesenangan. "Ya, tapi tidak sekarang." mulutku mengerucut kebawah, lesu.
"Kau punya seni lukis sekarang, go now." Berry mendorongku, dan aku berhasil menabrak seorang keriting dengan beanie bertuliskan 'punk' ditangannya.
"Maafkan aku." aku merapihkan bukunya dan memberinya sambil tercengir.
"Dia mendorongku." aku menunjuk posisi Berry saat mendorongku, matanya mengikuti tanganku dan mendengus kesal. Aku ikut mengikuti arah tanganku dan tidak menemukan Berry, sialan.
"Baiklah dia sudah pergi, yang terpenting kau maafkan aku." aku mengulurkan tanganku, dan ia menjabat tanganku dengan wajah datar, lalu melepaskannya.
"Well, miss, I just wanna say, use your fucking blind eyes to walk. And don't forget to use your big glasses. Open your eyes!" katanya sambil pura-pura membuka matanya dengan tangannya seraya meninggalkanku.
"Excuse me?" teriakku karna ia sudah pergi jauh, fuck the curls one.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}
Fanfic"Rain teaches us about everything. From the best things until the worst things. It will save me from the danger things. But the rain doesn't do it, but you are, the person who do it for me. You are my rain. You teach me about happiness and sadness...