fifteen

4.9K 415 10
                                    

Grace's pov

Aku berjalan gontai menuju ruang seniku. Sumpah, baru pagi hari saja aku sudah bertemu dengan orang sial, persetan dengan si keriting menyebalkan itu. Aku terus menggerutu dan tiba dikelas seniku, dan aku melihat, si KERITING itu,

Mimpi apa aku semalam? Dia melihat kearahku dengan tatapan mata yang tak kalah sinis dengan tatapan mataku. Dia tetap memperhatikanku sampai aku duduk di kursi dibelakangnya, lalu dia tersenyum sinis kearahku, "Well, I get an idiot friend, huh?" katanya seraya membalikan badannya, tak mau kalah akupun membalasnya, "I'm not an idiot like you, huh. and what, 'FRIENDS', cih. Aku tak sudi." aku mempertajam ucapan friends. Dia mengacuhkan aku dan melihat kedepan karena Mrs. Alli sudah memasuki ruangan.

*SKIP*

Akhirnya pelajaran seni yang benar-benar membuatku kesal berakhir, selama aku berusaha memperhatikan pelajaran Mrs. Alli, si Keriting Sial yang bernama Harry itu selalu menggangguku, tak jarang aku menarik rambutnya itu kebelakang, dan dia hanya mengerang, lalu menjailiku lagi, anak sialan. Saat aku hendak keluar seni, si keriting sial itu menarik pergelangan tanganku, "apa? Lepaskan aku." Aku menepis tangannya, lalu melipat kedua tanganku didada. "Kau, masih berhutang budi padaku" katanya sambil duduk dimeja, cih, tipikal anak yang tidak tahu kesopanan. "Tidak ada, gadis yang buta ini sudah meminta maaf kepada laki-laki yang tuli itu." kataku sambil menunjukan muka sinisku, lalu aku meninggalkannya, saat aku baru 2 langkah dari pintu kelas ia berkata, "tak apa, tapi aku masih menuntut utangmu sampai kapanpun, jadi aku akan menyamakan jadwalku dengan jadwalmu." katanya seraya pergi meninggalkan kelas dan berjalan berbeda arah denganku. Keparat, anak ini memang anak sialan, "Baiklah, aku akan membayar utang budiku padamu, HARI INI JUGA." kataku sambil mengikuti langkahnya, dia hanya tersenyum lalu menarik tanganku.

Dia menarikku ke lapangan sepakbola yang sudah dipenuhi anak-anak laki, yang kujamin itu adalah temannya, ini sudah pasti tidak beres. Harry menyuruhku duduk dibangku paling depan, "kau tunggu disini, hari ini kau jadi asistenku." katanya seraya meninggalkan tasnya disebelahku, anak sial, anak sial. "TERKUTUK KAU HARRY" Aku berteriak mengutukinya, dan dia hanya tersenyum puas kearahku.

Saat si Harry, atau lebih tepatnya anak sialan itu berlatih dengan teman-temannya berlatih, aku hanya mengutukinya dan mengecek handpone-ku berkali-kali.

Saat aku sedang bermain handphone-ku, Harry memanggilku, "Hey, ambilkan aku minum". "Hey! aku bukan pembantumu!" aku berteriak kepadanya, lalu bermain dengan handphone-ku lagi. Tiba-tiba Harry mengambil handphone-ku dan melemparnya, SHIT! "Apa yang kau lakukan Keparat! Demi nama apapun kau memang benar anak Sialan Harry Bitch Styles! Argh" Aku menendang kakinya, lalu mengambil handphone kesayanganku yang sudah ancur mengeluaarkan isinya. "Kan aku menyuruhmu mengambilkan aku minum, bukan bermain benda tak berguna itu bodoh" katanya seraya mengambil minumannya lalu membuka bajunya, dan memperlihatkan badannya yang dipenuhi tato dan badan yang sixpack seperti Zac Efron. Sialan kenapa aku memperhatikan badannya ini, cih dia mirip Santa Claus yang sedang hamil. lalu, menggantinya dengan kaus berwarna hitam.

Harry sudah selesai bertanding, lalu ia mengambil tasnya, dan jalan meninggalkanku yang mengeras dibangku penonton. "Hey, kau harus mengganti iPhone ku" aku menyusulnya, lalu menyamakan langkahku dengan langkahnya. "Sesudah aku memaafkanmu" katanya tetap tak memandangku, "Apa? jadi iPhone tak cukup menggantikan maafku? Kau ini manusia atau iblis sih Harry? Pertama kau sudah mengataiku buta, kedua kau menggangguku, ketiga aku sudah menjadi babu mu hari ini, keempat kau sudah menghancurkan iPhone ku< apalagi yang..." Harry membekap mulutku, "besok kau harus menjadi pacar bohonganku, temui aku besok atau kau akan berusan denganku seterusnya" Harry membuang mukaku lalu berjalan ke mobil Audinya dan pergi begitu saja.

Saat aku hendak berjalan meninggalkan kampus, aku merasakan ada tangan yang menepuk bahuku, sontak aku menengok dan mendapakan Dosenku, Zayn, "Belum pulang?" belum sempat aku menjawab, ia langsung menarikku ke mobilnya. Sesampainya bokongku duduk dimobil Zayn yang sudah melaju, "Grace, kau tak apa? Wajahmu kesal sekali sepertinya, ada apa Grace?" Zayn memegang tanganku, sontak aku kaget lalu merasakan nafasku tertahan di tenggorokanku. "No .. Uhm .. it's just a bad day, I'm just tired, Zayn" kataku tersenyum masam, sebenarnya qku ingin bercerita panjang lebar tinggi kepadanya, tapi saat tangannya memegang tanganku erat, rasanya kosakataku luntur begitusaja. Karena aku belum berani membalas sentuhan tangan Zayn, Zayn melepaskannya lalu mengacak-acak rambutku dan ia fokus dengan jalanan yang didepannya.

it's a bad day

a/n

gimana part ini? maaf pendek udah gitu ganyambung mungkin, ini sudah dipaksakan nulis padahal otak udah mumet sama UTS, trus maap penulisannya aneh, baru pertama kali via laptop ngetiknya:')))

Need Voments aja dah:''')

THANK YOU FOR READING!!

-maureenzerlinaxx-

OFFICIALLY RAIN {Zayn Malik Fanficition}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang