Eldris Pov
Bepp beepp beeppp "Ponselmu bunyi El" kuserahkan ponselnya pada Eleane. Aku mengamatinya sedang menerima telepon, awalnya aku tidak peduli tapi karna nada misterius itu, aku jadi penasaran.
"Hallo?"
"..."
"Yayayaaa gue kesana sekarang juga." Aku melihat Eleane langsung menyambar jaketnya saat selesai menutup telponnya. "Gue tinggal bentar ya dris." Tak sempat aku menjawab, Eleane langsung mengecup pipiku lembut, dan pergi. Aku hanya bisa menatap punggungnya, huh aku hanya bisa menghela nafas panjang. Kapan lo bisa berhenti El? Apa lo nggak bisa liat kekhawatiran gue saat lo diluar sana? batinku
Author Pov
Eleane menginjakkan kakinya di sebuah club besar yang letaknya tidak terlalu jauh dari apartemennya. Terlihat orang-orang berprawakan bodyguard mendekati Eleane.
"Silahkan ikuti saya" tanpa ba bi bu, Eleane langsung mengikuti orang itu. Ana Clark, selama ini Eleane memakai nama itu. Dia menyembunyikan identitas aslinya selama 17 tahun.
Tepat di depan sebuah ruangan, Eleane sedikit menutupi rasa gugupnya. Eleane masuk ke dalam ruangan itu tanpa keraguan.
"Oke langsung ke intinya, lo mau apa" kata Eleane membuka pembicaraan
"Santai, silahkan minum dulu" kata orang diseberang tempat duduk Eleane. Sedangkan Eleane hanya menatap tanpa mengindahkan ucapannya. "Sudah tidak sabar rupanya, oke. Aku ingin dia mati" katanya dengan nada yang manis, dan menyinggrai foto yang diserahkan pada Eleane.
"Jenrico Abigael" kata Eleane. "Apa yang kudapat setelah membunuh dia?"
"hahahahaha... Ternyata kau lebih pintar dari yang kudengar, well-" ucapnya menggantung. "Aku ingin kau membunuh dia dengan perlahan. Kuberi waktu seminggu, tepat pukul 12 malam. Aku ingin dia mati, aku tidak perduli kau melakukan apa, tapi jangan meninggalkan jejak. Kuberi kau 1 miliyar."
"Deal" jawab Eleane cepat. "Aku tidak butuh waktu dalam seminggu, nanti malam berita tentang kematian kakakmu akan terpampang"
Tidak tanggung tanggung Eleane langsung menjalankan tugas. Beruntung ia berada di club yang sering targetnya kunjungu. Eleane benar benar wanita yang liar. Terlihat Eleane duduk di kursi yang berseberangan dengan Jenrico, dia berusaha menarik perhatian. Aku Igenesya Eleane tidak butuh waktu lama untuk mengikat seoarang lelaki. batin Eleane.
Seringai kecil dari bibir Eleane saat melihat Jenrico yang mulai tertarik padanya. Dalam hati Eleane tertawa atas kebodohan seseorang yang dengan mudahnya tertarik pesonanya.
"Hai" sapa Jenrico. "Lantai dansa?"
"Sure"
Jenrico langsung menarik pinggang Eleane. Ooh tanggap juga dia Oke lets play the game, batin Eleane gembira. Terlihat Jenrico dan Eleane saling menatap satu sama lain, entah sejak kapan bibir mereka menyatu. Ciuman Jenrico sangat dalam, bernafsu, dan sangat menguasai, Eleane berhasil bersandiwara seakan berperan layaknya jalang. Eleane berpegangan erat pada bahu Jenrico saat tangan pria itu meremas dadanya, dan satu tangan lagi meremas pantatnya. Eleane menggerang, kedua lengan Eleane sudah bertengger di leher Jenrico untuk memperdalam ciumannya. Eleane seperti jalang yang kepanasan di lantai dansa, sungguh liar. Tiba-tiba Eleane melepaskan bibirnya dengan cepat. "Aku bosan" Eleane memperlihatkan wajah datarnya, lalu dia pergi dari hadapan Jenrico. Merasa diacuhkan, Jenrico pun mengejar Eleane. Dengan cepat Jenrico meraih pinggang Eleane kembali, dan melumat bibirnya dengan rakus.
"Kau sungguh liar, dimana tempat yang lebih menyenangkan daripada disini?" kata Jenrico disela ciuman panas mereka.
"Hotel" kata Eleane cepat, dan langsung meraup sebanyak mungkin oksigen yang dapat ku hirup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple E #Riga1
RomanceHidup memang keras Ignesya Eleane atau bisa dikenal dengan Ana Clark hidup bersama Jonny selama belasan tahun, ia lebih mencintai Jonny daripada orang tua kandungnya. Dia dihadapi oleh masalah pelik yang menyeret keluarganya dalam masalah Jonny, aya...