Part 25 Alergi

66 5 0
                                    

Aku menggenggam tanganku erat, sejak dari tadi tanganku bergetar ketakutan. Keputusan untuk membawa Allaric bersama adalah keputusan terbodoh yang telah kulakukan, bagaimana kalau Fernando menyakiti Allaric?

"Kau sedang memikirkan apa?" sempat aku terkejut saat Eric menyentuh bahuku pelan.

"Bagaimana.. Bagaimana kalau Fernando..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, jari telunjuk Eric sudah berada di bibirku untuk menghentikan pembicaraan.

"Aku akan menjaganya" kata Eric menenangkan.

"Dia sangat licik" aku mendengus kesal, "Dimana Allaric akan tinggal?"

"Tentu saja di apartemenku"

Aku melongo saat mendengar ucapan yang terlontar di mulutnya Eric, "Apa kau gila? Tidak mungkin anakku akan tinggal di apartemen kotor milikmu" sergahku, "Kau saja tak pernah bersih-bersih rumah" dengusku.

"Haaaiiisss.. Tentu saja aku pernah, Allaric itu anakku dia pasti menuruti kata daddynya" ucapnya sombong.

"Hentikan omong kosong kalian, karna Ale akan tinggal bersama mommy" kata Alaric tiba-tiba, aku semakin melongo saat mendengar kata-kata yang terlontar di bibir kecil Allaric. Pasalnya dia masih berusia 5 tahun, tapi omongannya seperti orang dewasa.

"Tidak sekarang boy.." kataku sambil mengacak-acak rambut Allaric.

"Apa mommy akan meninggalkanku lagi?" ucapnya sedih.

"Aaishhh sini sini sayang" Eric mengangkat tubuh Allaric untuk berpindah ke pangkuannya, "Mommy tak akan pergi, dia hanya bekerja di rumah sakit. Ada daddy yang selalu menemanimu" kata Eric menenangkan, ia terus menciumi kepala Allaric dengan gemas.

"Bagaimana kalau di apartemenku?" tanyaku lagi.

"Kau gila.. Masih untung di apartemenku ada yang menjaganya di waktu aku pergi, Allaric akan kesepian jika aku pergi ke gor"

"Baiklah.. Satu-satunya jalan adalah Allaric tinggal di mansion mommy" aku menghembuskan nafas lega, dengan begini Allaric tidak akan merasa kesepian karna ada nenek kakeknya.

Setelah mengantar Eric dan Allaric ke Prancis, aku segera berangkat ke Inggris untuk bekerja kembali.

Aku duduk manis di ruanganku dengan menatap gambar-gambar CT scan yang ada di komputer.

Tak terlalu buruk, pikirku. Kuraih telpon yang ada di mejaku.

"Segera atur jadwal operasinya" kataku cepat dan langsung menutup telponnya tanpa mendengar balasan dari sebrang telepon.
***

Author Pov

Allaric berlari karna kagum melihat mansion yang sangat besar, Allaric terus berlari ditengah-tengah halaman mansion itu.

"Hey anak kecil, kenapa kau bisa masuk dalam mansionku?" kata Calvin dingin, dia tadinya berjemur, karna suara cekikikan Allaric, Calvin merasa terganggu.

"Heey.. Kau jangan asal bicara uncle, ini mansionku bukan mansionmu. Uncle jangan bermimpi terlalu jauh untuk memiliki mansion megah seperti ini" kata Allaric yang menyombongkan diri. Allaric memiliki sifat bossy karna dari dulu dia dikelilingi oleh orang-orang suruhan Eleane, dia terbiasa memerintah dan dia tidak suka melakukan apapun yang tidak ia sukai, termasuk berenang.

"Dasar anak kecil, datang dari mana kau" tanya Calvin garang, Calvin jengah melihat sikap Allaric yang menyebalkan. Calvin mengangkat tubuh Allaric untuk membawanya keluar dari mansion.

Allaric meronta-ronta, bugh dengan sekali tendangan tepat di dada membuat Calvin melepaskan Allaric dari gendongannya. Calvin mengaduh karna tendangan yang Allaric berikan.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang