Author Pov
Johanes berteriak memanggil dokter. Saat dokter masuk, dokter Randi sangat terkejut melihat kondisi Eleane, dan ruangan yang berantakan.
"Apa yang terjadi disini?" tanya dokter Randi heran. Eric dan Eleane diam tanpa menjelaskan apa-apa."Apa kalian hanya akan berdiam seperti patung?" kata Johanes dengan nada tinggi.
"Hanya pertengkaran kecil" jawab enteng Eleane. "Dokter apa anda akan berdiam diri disana dan melihat saya mati kehabisan darah?" Johanes hanya menghembuskan nafas panjang, karena diantara Eleane dan Eric tidak memberitahukan apa yang terjadi.
"Tahan ya.. Jangan bergerak, kamu bisa berteriak sekeras-kerasnya asalkan jangan bergerak" tutur dokter Rendi.
"Dokter tenang saja, dia tidak akan kesakitan hanya karna benda kecil itu" kata Eric. Eleane hanya melirik pada Eric "Kuberikan suatu rahasia ya dok.. Urat sakitnya Eleane itu nggak ada. Dia nggak akan merasa kesakitan karna alat itu, kecuali anda menusuknya habis habisan" lirih Eric. Bughh "awww" Eric mengaduh, dada bidang Eric tiba-tiba dipukul Eleane.
"Kau jangan banyak bergerak, nanti jahitannya terbuka lagi. Beristirahatlah" dokter Rendi pun keluar ruangan.
***Esok pagi telah tiba, suasana pun kembali seperti biasa. Dalam kamar inap Eleane tidak terlihat Eldris menjaga Eleane. Dari semalam, Eldria memang tidak menjaganya di dalam ruangan, tetapi ia duduk termengu di depan kamar Eleane. Sekarang terlihat Liana berusaha menyuapi Eleane, karna sedari tadi Eleane belum menyentuh makanannya sama sekali.
"No mom... Aku akan muntah kalau makan itu" rajuk Eleane"Berhenti merajuk Eleane, ayo makan.Setidaknya 1 sendok" bujuk Liana, akhirnya Eleane menyantap makanannya. "Heeeyyy... Makan macam apa itu? Habiskan 1 sendok"
Eleane berusaha untuk tidak muntah, karena ia sama sekali tidak bisa makan bubur. "Ijinkan saya menyuapinya aunty, cara halus tidak akan menaklukkan ular yang berbisa. Maafkan saya, karna saya harus melakukan cara ini."
Cup Eric langsung menyantap bubur dan menyalurkan ke mulut Eleane langsung dari mulutnya. Eleane memandang sebal ke arah Eric. "Eric" pekik Eleane, dengan cepat ia langsung menelan bubur itu. Cup Eric melakukan hal yang sama untuk menyuapi Eleane. "Eric.. Hentikan aku tidak kuat lagi, aku bisa muntah" tangan Eleane membungkam mulutnya, hueeekkkkk Eleane tidak kuat menahan akhirnya memuntahkan seluruh isi perutnya.
"Aaaaah... Menjijikan" teriak Eric. "Jorok banget sih lo" Liana dan Johanes hanya tertawa melihat kelakuan anaknya.
"Pergi lo, jijik gue liat lo. BAAUUU" ketus Eleane.
"Muntahan lo sendiri bego" jawab Eric tak kalah ketus. Tiba-tiba Eldris masuk dan menghampiri Eleane.
"Makan ini" kata Eldris dingin
"Aaaassshhh makanan gue, thanks Dris. Lo emang pengertian." kata Eleane. Dengan cepat Eleane mengambil sandwichnya dan mengeluarkan sayuran-sayurannya.
"Sayurannya juga dimakan nak" kata Liana lembut
"El nggak suka sayur mom" dengan lahap ia memakan makanannya.
"Sebenarnya kemarin ada apa dengan kalian berdua?" Johanes menatap Eleane dan Eldris bergantian.
"Hanya masalah kecil dad" kata Eleane dengan tenang. "Pertengkaran kecil seperti kemarin adalah hal yang biasa kami lakukan dad, daddy tenang saja"
"Daddy hanya khawatir tentang keadaanmu, kelakuan kalian kemarin membuat daddy gila, mommy sampai tidak bisa tidur" jelas Johanes.
"Aaaaah... Mommy... Mom jangan khawatirkan El, El baik baik saja mom" Kata Eleane yang langsung dipeluk oleh Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple E #Riga1
RomanceHidup memang keras Ignesya Eleane atau bisa dikenal dengan Ana Clark hidup bersama Jonny selama belasan tahun, ia lebih mencintai Jonny daripada orang tua kandungnya. Dia dihadapi oleh masalah pelik yang menyeret keluarganya dalam masalah Jonny, aya...