Part 8 Anak kandung

113 6 0
                                    

Johanes Pov

"Golongan darah anda cocok tuan" Johanes mebelalakkan matanya terkejut, ia menatap istrinya yang tersenyum. Anakku.

Sekarang aku berbaring di ruang operasi bersama putriku, aku melihat dia terbaring lemah tak berdaya. Gadis yang selama ini kukira bukan putriku, ternyata dia memang putri kandungku. Seharusnya aku percaya pada istriku, semua ibu pasti bisa merasakan keberadaan anaknya.

Tit tit tit tit "Dokter kondisi pasien mengalami penurunan"

"Anakku.. Anakku kenapa dokter" teriakku, aku berusaha untuk bangkit melihat kondisi putriku.

"Maaf tuan.. Sebaiknya anda berbaring." Aku semakin memberontak, aku harus melihat putriku. Tiba-tiba aku merasakan pusing yang amat sangat, dan bayangan hitam pun menyelimutiku.

***
Eldris Pov

10 Jam sudah operasi berlangsung, tapi sampai sekarang masih belum ada kabar dari dokter.

Eric dari tadi tidak berpindah tempat, ia duduk bersimpuh didepan pintu operasi.

Aunty Liana duduk terpaku diam memeluk suaminya. Sedangkan Calvin yang baru datang melihat heran kearah orang tuanya memutuskan tidak bertanya apa yang terjadi, dan ia langsung menunggu dengan duduk disampingku.

Aku berdiri menghampiri Eric. "Sebaiknya kau pulang, sudah 3 hari kau belum istirahat sama sekali. Biar aku yang menjaga Eleane"

"Tidak, aku akan menunggu Eleane dan memastikan dia baik-baik saja" ucap lirih Eric.

Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka, semua orang yang menunggupun langsung berdiri menghampiri dokter. "Bagaimana keadaan putriku Ren?"

"Operasinya berhasil, 10 peluru yang bersarang di tubuh pasien berhasil diangkat. Untung saja peluru itu tidak mengenai organ vitalnya." semua orang bernafas lega mendengar penuturan dari dokter. "Pasien masih belum sadar karena pengaruh obat bius"

"Aku ingin melihatnya" kata Mr. Lamarck.

"Silahkan kalau mau melihat. Tapi kusarankan agar bergantian saat melihat kondisinya, pasien membutuhkan istirahat." kata dokter itu lagi. "Setelah ini temui aku diruanganku Johanes" kata dokter pada Mr. Lamarck.

Aku melihat Eric bernafas lega mengetahui keadaan Eleane. Eric ingin memasuki ruangan Eleane, tetapi langsung kucegah. "Jangan masuk, beri waktu untuk mereka" kataku lirih.

"Silahkan melihat putriku terlebih dahulu" kata Aunty Liana. "Cepat sebelum aku berubah pikiran"

Eric langsung masuk kedalam ruangan, akupun memutuskan untuk masuk juga, hanya memastikan Eric tidak melakukan hal gila.

"Eeel..." suara lirih Eric, Eric menggenggam lembut tangan Eleane. "El.. Buka mata lo El, gue nggak bisa tahan lo terbaring lemah kayak gini. Gue lebih suka kalo lo ngumpat gue, mukul gue, atau apapun yang lo lakuin ke gue, gue suka." Airmata Eric meluncur deras, baru pertama kali aku melihat Eric kayak gini.

"Sebaiknya kita keluar sekarang, kita beri waktu untuk orang tua Eleane. Lo juga belum makan dari pagi." aku berhasil membujuk Eric keluar. Sekarang Eleane sudah dijaga oleh kedua orang tuanya, dan juga kembarannya Calvin tentunya. Calvin dan Eleane adalah saudara kembar, tetapi yang keluar terlebih dahulu adalah Eleane, jadi Eleane yang dianggap sebagai kakak.

"Ric.. Lo baik-baik aja?" tanyaku hati-hati

"Ya... Gue udah lega sekarang, daritadi gue masih heran, sebenarnya apa yang terjadi sama Eleane?"

"Gue juga nggak tau, waktu itu gue ngirim orang untuk mantau El, selama transaksi nggak ada yang aneh, semuanya lancar. Setelah itu El menuju mansion Jonny, bodohnya.. gue baru sadar kalo mata-mata yang gue suruh itu udah mati, itu artinya nggak ada kabar tentang Eleane selama seminggu. Saat itu gue dapat firasat buruk tentang Eleane, dugaan gue bener, ternyata ada sesuatu tentang Eleane. Pada saat yang sama gue dapat informasi tentang Keanos yang mengawasi mansion Jonny."
Beep beep beep.. Ucapan Eldris terpotong saat ponsel berbunyi.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang